Ziarah Penggugah Nasionalisme, Bukan Tukang Tendang Bola

Jum'at, 20 Juni 2014 - 08:08 WIB
Ziarah Penggugah Nasionalisme, Bukan Tukang Tendang Bola
Ziarah Penggugah Nasionalisme, Bukan Tukang Tendang Bola
A A A
PALEMBANG - Hujan gerimis di Taman Makam Pahlawan Ksatria Ksetra Siguntang, Kamis siang, seolah menyambut kehadiran dua prajurit Garuda Jaya, Evan Dimas dan Ichsan Kurniawan, di pusara Pahlawan Nasional asal Sumatera Selatan, dr. Ak Gani.

Di atas makam sang pahlawan, Ichsan dan Evan Dimas menaburkan bunga sebagai penghormatan akan jasa-jasanya. Setelah berdoa, mereka langsung kembali menuju rombongan dan menuju Stadion Gelora Sriwijaya, Jakabaring, Palembang untuk menjalani latihan.

Begitu banyak efek positif yang ditularkan nakhoda Timnas U-19 Indra Sjafri kepada anak asuhnya. Bukan hanya sekadar menjadi pemain sepak bola, tapi Indra ingin semua pemain mudanya lebih memahami apa yang telah dilakukan para pejuang yang menjadi pahlawan, untuk menjaga nama besar Indonesia.

Salah satunya dengan melakukan ritual ziarah ke makam pahlawan, di setiap daerah yang mereka singgahi pada tur nusantara. Menurut Indra, ziarah ke makam pahlawan di setiap daerah yang dikunjungi, untuk membina dan mendidik pemain bahwa menjadi atlet sepak bola, bukan hanya sekadar ingin menjadikan mereka sebagai tukang tendang bola saja.

''Tukang tendang bola itu sudah banyak. Tapi kita ingin mencetak pesepakbola profesional. Jika suatu saat nanti mereka jadi idola, tetap bisa menjadi panutan bagi pemain lainnya ataupun masyarakat luas,” ujarnya.

Pria asal Padang ini menuturkan, tidak hanya edukasi dan teknis mengenai sepak bola saja yang dibutuhkan pemain dari seorang pelatih. Tapi mereka perlu mendengarkan ceramah agama, pentingnya arti sekolah, termasuk kegiatan keagamaan melalui ziarah, agar pemain paham dan menghayati perjuangan pahlawan pendahulu. Bagi sebagian pemain yang kebetulan berada di kampung halamannya, Indra selalu mengingatkan untuk menghormati orang yang lebih tua dan bukan hanya kepada orang tuanya sendiri.

''Sekarang mereka hanya dengan main bola, untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa. Tapi kalau dulu orang dengan mengorbankan nyawa. Dalam rangka mengingatkan histori itulah, kita lakukan ziarah ke makam pahlawan ini,” tuturnya.

Sementara Kapten Utama Timnas U-19, Evan Dimas, usai ziarah mengatakan, sengaja menyempatkan diri berziarah untuk menjaga dan terus meningkatkan rasa nasionalisme. ''Ini sebagai bentuk penghormatan kita, para pahlawan nasional ini harus berkorban nyawa untuk membela Indonesia dam kita saat ini juga membela Indonesia dengan sepak bola,” tuturnya.

Evan menambahkan, kesamaan antara Timnas U-19 dengan para pahlawan adalah memperjuangkan Indonesia. Namun pengorbanan para pahlawan lebih berat dari yang mereka lakukan bersama penggawa Garuda Jaya lainnya.

Jadi sudah sepantasnya bila Evan dkk bekerja ektra keras, pada setiap pertandingan untuk mengharumkan Indonesia lewat sepak bola.''Mereka berjuang dengan nyawa, kita dengan sepakbola, makanya kita tak boleh kalah terutama dalam semangat,''tutupnya.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3918 seconds (0.1#10.140)