Suarez Punya Riwayat di Bully
A
A
A
RECIFE - Ulah menggigit yang dilakukan Luis Suarez ternyata tidak berdiri sendiri. Artinya, apa yang terjadi sekarang ini adalah manifestasi masa lalunya yang kemungkinan penuh kekerasan. Dimungkinkan pula, Suarez pernah mengalami kekerasan alias di bully.
Suarez kembali membuat cerita miring mengiringi sukses Uruguay melenggang ke putaran kedua piala dunia. Dalam sebuah kesempatan, Suarez berusaha ditutup gerakannya oleh bek Italia, Giorgio Chiellini. Karena kesal, penggawa Liverpool itu langsung menanduk Chiellini dan meneruskannya dengan gigitan ke arah pundak.
"Dari apa yang saya lihat dalam rekaman video, Suarez mengalami frustrasi dan menuntaskan kemarahannya pada Chiellini,"jelas Eva Kimonis, dosen senior di School of Psychology di University of New South Wales, Australia, kepada reuters, Rabu (25/6).
Kimonis menilai apa yang menimpa Suarez ini tidak berdiri sendiri. Apa yang terjadi sekarang ini merupakan peninggalan masa lalu pemain yang dikenal dengan aksi divingnya itu. "Pada umumnya, menggigit itu adalah ulah anak usia dini. Menggigit pada orang dewasa jarang terjadi. Ini mungkin salah satu manifestasi dari pola janga panjang dan perilakunya yang melibatkan agresi, seperti memukul, bullying, berteriak, dan kontak fisik,"terang Kimonis.
Kejadian di Brazil ini sebenarnya bukan yang pertama. Di kompetisi Liga Inggris, Suarez pernah diganjar 10 kali tidak boleh bermain karena menggigit pemain Chelsea Branislav Ivanovic. Aksi serupa juga pernah dilakukannya saat masih mengenakan kostum Ajax Amsterdam di mana ia menggigit pemain PSV Eindhoven, Otman Bakkal.
Kimonis menilai aksi Suarez kala pertandigan semalam itu disebabkan karena frustasi atau hanya untuk melakukan trik guna memenangkan Uruguay. "Perilaku agresif seperti menggigit dan memukul mungkin reaksi saat menanggapi ancaman nyata atau yang dirasakan. Bagi orang-orang dengan agresi kronis, terapi perilaku kognitif dapat efektif dalam membantu orang untuk lebih mengidentifikasi ketika mereka dalam keadaan marah atau frustrasi."
Suarez kembali membuat cerita miring mengiringi sukses Uruguay melenggang ke putaran kedua piala dunia. Dalam sebuah kesempatan, Suarez berusaha ditutup gerakannya oleh bek Italia, Giorgio Chiellini. Karena kesal, penggawa Liverpool itu langsung menanduk Chiellini dan meneruskannya dengan gigitan ke arah pundak.
"Dari apa yang saya lihat dalam rekaman video, Suarez mengalami frustrasi dan menuntaskan kemarahannya pada Chiellini,"jelas Eva Kimonis, dosen senior di School of Psychology di University of New South Wales, Australia, kepada reuters, Rabu (25/6).
Kimonis menilai apa yang menimpa Suarez ini tidak berdiri sendiri. Apa yang terjadi sekarang ini merupakan peninggalan masa lalu pemain yang dikenal dengan aksi divingnya itu. "Pada umumnya, menggigit itu adalah ulah anak usia dini. Menggigit pada orang dewasa jarang terjadi. Ini mungkin salah satu manifestasi dari pola janga panjang dan perilakunya yang melibatkan agresi, seperti memukul, bullying, berteriak, dan kontak fisik,"terang Kimonis.
Kejadian di Brazil ini sebenarnya bukan yang pertama. Di kompetisi Liga Inggris, Suarez pernah diganjar 10 kali tidak boleh bermain karena menggigit pemain Chelsea Branislav Ivanovic. Aksi serupa juga pernah dilakukannya saat masih mengenakan kostum Ajax Amsterdam di mana ia menggigit pemain PSV Eindhoven, Otman Bakkal.
Kimonis menilai aksi Suarez kala pertandigan semalam itu disebabkan karena frustasi atau hanya untuk melakukan trik guna memenangkan Uruguay. "Perilaku agresif seperti menggigit dan memukul mungkin reaksi saat menanggapi ancaman nyata atau yang dirasakan. Bagi orang-orang dengan agresi kronis, terapi perilaku kognitif dapat efektif dalam membantu orang untuk lebih mengidentifikasi ketika mereka dalam keadaan marah atau frustrasi."
(bbk)