Kumpulan Kiper Terbaik di Brazil 2014
A
A
A
BRASILIA - Lupakan dulu aksi striker-striker yang menunjukkan berbagai polah dalam mencetak gol di Piala Dunia 2014 Brasil. Ada sosok yang tak kalah menarik untuk diamati sepanjang turnamen ini, yakni posisi kiper alias penjaga gawang. Di sejumlah laga, penampilan penjaga gawang tak kalah spektakuler.
Dalam beberapa momentum, penampilan kiper sangat menentukan nasib sebuah tim dalam sebuah pertandingan. Tidak semuanya memang, ada kiper yang bermain habis-habisan dan mengundang decak kagum, tapi tetap tidak menolong timnya untuk bisa meraih kemenangan.
Konsentrasi, refleks, penempatan posisi, menebak arah bola, memperhitungkan gerakan lawan, serta tentu saja keberuntungan, adalah aspek yang dibutuhkan untuk menjadi kiper jempolan. Sejumlah penjaga gawang berhasil melakukan itu di Brasil dan membawa timnya berprogres positif di turnamen.
Tapi tunggu dulu, ada penjaga gawang yang sudah memberikan segalanya tapi tetap tak berpengaruh signifikan pada hasil akhir pertandingan. Kiper Meksiko Guillermo Ochoa, kiper Aljazair Rais M'Bolhi hingga Diego Benaglio milik Swiss adalah sosok yang masuk golongan ini. Bermain luar biasa sepanjang laga belum cukup memberikan hasil positif buat timnya.
Panampilan Ochoa saat Meksiko disingkirkan Belanda di babak 16 besar menjadi salah satu 'master piece' dia di Piala Dunia 2014. Mementahkan setidaknya enam peluang bersih Belanda, nama Ochoa pun dielu-elukan supporter Meksiko. Sayang gol Weshley Sneijder dan pinalti Klas Jan-Huntelaar meruntuhkan performa apik Ochoa.
Nasib serupa dialami Rais M'Bolhi, kiper Aljazair yang membuat Jerman frustrasi selama 90 menit. Rais melakukan total 20 penyelamatan gemilang, lima di antaranya peluang krusial termasuk tandukan Bastian Schweinsteiger dari jarak sekitar tiga meter. 'From Something To Nothing', demikian yang bisa digambarkan dari Ochoa dan Rais.
Namun, selain mereka ada pula kiper yang memberikan kontribusi signifikan buat timnya termasuk menentukan kelulusan tim dari fase 16 besar, termasuk di antaranya kiper Jerman Manuel Neuer, kiper Kosta Rika Keilor Navas, penjaga gawang Kolombia David Ospina. Berikut gambaran performa kiper-kiper tersebut diolah dari Foxsport.
-Manuel Neuer (Jerman)
Malam terbaik bagi Neuer di Porto Alegre. Performa lawan Aljazair merupakan salah satu yang terbaik dari kiper Bayern Munich ini. Dia tak hanya melakukan penyelamatan, tapi juga menutup kelemahan di pertahanan Jerman dengan menjadi sweeper. Keluar sarang sebanyak lima kali untuk memotong serangan balik pemain-pemain Aljazair. Walau menelan satu gol di menit akhir, secara keseluruhan permainannya masuk kategori sangat brilian. Dia berada dalam performa yang tepat ketika tim sangat membutuhkannya.
-Keilor Navas (Kosta Rika)
Kosta Rika menjalani laga yang sedikit rumit saat lawan Yunani di 16 besar. Walau unggul lebih dulu melalui Bryan Ruiz, sejatinya secara permainan masih kalah dengan salah satu wakil Eropa tersebut. Untung ada Keilor Navas di bawah mistar. Enam penyelamatan sepanjang 90 menit dan perpanjangan waktu, serta keberhasilan menepis tendangan Kostas Mitroglou dalam adu pinalti, sudah mewakili kualitasnya. Jangan lupa bahwa dia sebelumnya juga membuat Inggris dan dan Italia frustrasi di fase grup dan tak kebobolan satu pun dari dua raksasa itu.
-David Ospina (Kolombia)
Kolombia bisa disebut tim underdog paling komplit di Brasil. Tak hanya taji strikernya yang tajam, posisi kiper yang ditempati David Ospina juga sangat menentukan perjalanan hingga mencapat perempat final. Uruguay yang dihadapi di babak 16 besar, semua peluangnya mental di tangan Ospina. Upaya yang dilakukan Edinson Cavani dkk sia-sia belaka dengan permainan sempurna kiper klub Prancis Nice ini. Peran kiper berusia 25 tahun tersebut juga sangat besar pada penampilan Kolombia yang dengan relatif mudah lolos dari fase grup lalu.
-Guillermo Ochoa (Meksiko)
Setelah menahan gempuran Brasil dengan sukses di fase grup, Ochoa kembali bersinar kala menghadapi Belanda di babak 16 besar. Penampilan cerdasnya selama pertandingan sempat memunculkan prediksi Meksiko akan membuat kejutan. Perpaduan refleks dan positioning yang sempurna membuat kiper nyentrik ini menjadi salah satu penampil terbaik di laga tersebut. Sayang, kurang bagusnya lini pertahanan tim Sombrero menghapus kerja keras Ochoa.
-Rais M'Bolhi (Aljazair)
Jerman jelas tidak ingin bertemu kiper seperti Rais M'Bolhi lagi di laga berikutnya. Malam yang berat bagi Jerman menghadapi performa brilian kiper berjenggot tersebut. Berbagai model dan gaya tendangan dan tandukan pemain jerman semuanya dimentahkan. Dia baru takluk justru dari bola 'back heel' Andre Schurrle, yang dilanjut tendangan peluru Mesut Ozil. Melihat perbandingan penyelamatan dengan gol yang bersarang ke gawangnya, Rais masih bisa puas dengan performanya.
Dalam beberapa momentum, penampilan kiper sangat menentukan nasib sebuah tim dalam sebuah pertandingan. Tidak semuanya memang, ada kiper yang bermain habis-habisan dan mengundang decak kagum, tapi tetap tidak menolong timnya untuk bisa meraih kemenangan.
Konsentrasi, refleks, penempatan posisi, menebak arah bola, memperhitungkan gerakan lawan, serta tentu saja keberuntungan, adalah aspek yang dibutuhkan untuk menjadi kiper jempolan. Sejumlah penjaga gawang berhasil melakukan itu di Brasil dan membawa timnya berprogres positif di turnamen.
Tapi tunggu dulu, ada penjaga gawang yang sudah memberikan segalanya tapi tetap tak berpengaruh signifikan pada hasil akhir pertandingan. Kiper Meksiko Guillermo Ochoa, kiper Aljazair Rais M'Bolhi hingga Diego Benaglio milik Swiss adalah sosok yang masuk golongan ini. Bermain luar biasa sepanjang laga belum cukup memberikan hasil positif buat timnya.
Panampilan Ochoa saat Meksiko disingkirkan Belanda di babak 16 besar menjadi salah satu 'master piece' dia di Piala Dunia 2014. Mementahkan setidaknya enam peluang bersih Belanda, nama Ochoa pun dielu-elukan supporter Meksiko. Sayang gol Weshley Sneijder dan pinalti Klas Jan-Huntelaar meruntuhkan performa apik Ochoa.
Nasib serupa dialami Rais M'Bolhi, kiper Aljazair yang membuat Jerman frustrasi selama 90 menit. Rais melakukan total 20 penyelamatan gemilang, lima di antaranya peluang krusial termasuk tandukan Bastian Schweinsteiger dari jarak sekitar tiga meter. 'From Something To Nothing', demikian yang bisa digambarkan dari Ochoa dan Rais.
Namun, selain mereka ada pula kiper yang memberikan kontribusi signifikan buat timnya termasuk menentukan kelulusan tim dari fase 16 besar, termasuk di antaranya kiper Jerman Manuel Neuer, kiper Kosta Rika Keilor Navas, penjaga gawang Kolombia David Ospina. Berikut gambaran performa kiper-kiper tersebut diolah dari Foxsport.
-Manuel Neuer (Jerman)
Malam terbaik bagi Neuer di Porto Alegre. Performa lawan Aljazair merupakan salah satu yang terbaik dari kiper Bayern Munich ini. Dia tak hanya melakukan penyelamatan, tapi juga menutup kelemahan di pertahanan Jerman dengan menjadi sweeper. Keluar sarang sebanyak lima kali untuk memotong serangan balik pemain-pemain Aljazair. Walau menelan satu gol di menit akhir, secara keseluruhan permainannya masuk kategori sangat brilian. Dia berada dalam performa yang tepat ketika tim sangat membutuhkannya.
-Keilor Navas (Kosta Rika)
Kosta Rika menjalani laga yang sedikit rumit saat lawan Yunani di 16 besar. Walau unggul lebih dulu melalui Bryan Ruiz, sejatinya secara permainan masih kalah dengan salah satu wakil Eropa tersebut. Untung ada Keilor Navas di bawah mistar. Enam penyelamatan sepanjang 90 menit dan perpanjangan waktu, serta keberhasilan menepis tendangan Kostas Mitroglou dalam adu pinalti, sudah mewakili kualitasnya. Jangan lupa bahwa dia sebelumnya juga membuat Inggris dan dan Italia frustrasi di fase grup dan tak kebobolan satu pun dari dua raksasa itu.
-David Ospina (Kolombia)
Kolombia bisa disebut tim underdog paling komplit di Brasil. Tak hanya taji strikernya yang tajam, posisi kiper yang ditempati David Ospina juga sangat menentukan perjalanan hingga mencapat perempat final. Uruguay yang dihadapi di babak 16 besar, semua peluangnya mental di tangan Ospina. Upaya yang dilakukan Edinson Cavani dkk sia-sia belaka dengan permainan sempurna kiper klub Prancis Nice ini. Peran kiper berusia 25 tahun tersebut juga sangat besar pada penampilan Kolombia yang dengan relatif mudah lolos dari fase grup lalu.
-Guillermo Ochoa (Meksiko)
Setelah menahan gempuran Brasil dengan sukses di fase grup, Ochoa kembali bersinar kala menghadapi Belanda di babak 16 besar. Penampilan cerdasnya selama pertandingan sempat memunculkan prediksi Meksiko akan membuat kejutan. Perpaduan refleks dan positioning yang sempurna membuat kiper nyentrik ini menjadi salah satu penampil terbaik di laga tersebut. Sayang, kurang bagusnya lini pertahanan tim Sombrero menghapus kerja keras Ochoa.
-Rais M'Bolhi (Aljazair)
Jerman jelas tidak ingin bertemu kiper seperti Rais M'Bolhi lagi di laga berikutnya. Malam yang berat bagi Jerman menghadapi performa brilian kiper berjenggot tersebut. Berbagai model dan gaya tendangan dan tandukan pemain jerman semuanya dimentahkan. Dia baru takluk justru dari bola 'back heel' Andre Schurrle, yang dilanjut tendangan peluru Mesut Ozil. Melihat perbandingan penyelamatan dengan gol yang bersarang ke gawangnya, Rais masih bisa puas dengan performanya.
(wbs)