Muchlis-Maldini Sulit Perkuat PSM Musim Depan

MAKASSAR - Dua punggawa Juku Eja yang memperkuat tim nasional U-19 masih sulit bergabung bersama PSM pada musim depan. Pasalnya keduanya masih harus dipersiapkan pada kompetisi Internasioal hingga 2017 mendatang.

Pemain muda timnas U-19 yang dikontrak PSM yakni Maldini Pali dan Muchlis Hadi Ning Syaifullah, penampilan apik kedua pemain depan ini, masih sangat dibutuhkan. Bahkan, Badan Tim Nasional (BTN) dan Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) juga sudah menyiapkan agar para pemain Garuda Jaya tersebut bisa berpartisipasi pada piala dunia U-20 di Newzeland nantinya.

Ketua PSSI, Djohar Arifin Husin yang ditemui pada sela-sela kegiatan nobar piala dunia Kemenpora di lapangan Hasanuddin Sabtu (5/7) dini hari mengatakan, diharap para timnas U-19 menjadi pintu masuk agar Indoesia bisa berpartisipasi di ajang piala dunia nantinya. "Dikompetisi AFC nantinya, ada empat tim dari Asia yang berhak masuk ke piala dunia U-20 mudah-mudahan timnas U-19 bisa lolos," kata dia.

Untuk itu, setelah ini sudah lolos, diharap ke depannya para pemain ini bisa bersaing dan memperkuat terus timnas Indonesia hingga menjadi pemain senior. "Pada saatnya nanti, tahun 2018 atau tahun 2022, akan berhadapan dengan lawan yang umurnya sama dengan mereka, jadi sepadan. Makanya PSSI dan BTN mempertahankan mereka hingga tahun 2017," ujarnya.

Untuk itu, lanjutnya setelah Sea Games tahun 2017 pemain-pemain ini baru boleh kembali ke klubnya masing-masing untuk memperkuat dikompetisi Regional. "Mereka bisa kembali setelah menunaikan tugasnya di timnas,"tukasnya.

Hal ini mendapatkan dukungan penuh dari Kementerian Pemuda Dan Olahraga. Menpora Roy Suryo mengaku jika pihaknya dan juga PSSI sudah melakukan analisa peluang Indonesia juga bisa tampil di pesta Sepak Bola empat tahun sekali itu. "Timnas U-19 sekarang ini sudah bagus, tahun 2020 atau 2022, mereka sudah mendapat kematangan dari segi usianya dan siap tampil di pentas dunia," kata Roy yang juga hadir diacara tersebut.

Keduanya dikontrak PSM dengan durasi kontrak selama empat tahun. Pihak Badan Tim Nasional (BTN) kala itu membolehkan klub-klub mengontrak pemain timnas asuhan Indra Sjafri dengan syarat klub sebagai bapak angkat pemain dan pemain baru diperbolehkan kembali ke klub setelah tugas ditimnas sudah selesai.