Pertarungan RI 1 Sampai di Maracana

Senin, 07 Juli 2014 - 14:03 WIB
Pertarungan RI 1 Sampai di Maracana
Pertarungan RI 1 Sampai di Maracana
A A A
RIO DE JANEIRO - Ekor mata saya menangkap tayangan televisi yang menayangkan perilaku fans sebelum duel Prancis dan Jerman pada perempat final Piala Dunia 2014 dimulai. Saat itu saya tengah berjalan dari tribun Estadio Maracana menuju Media Center, Jumat (4/7).

Saya langsung fokus sepenuhnya ke layar. Di situ disiarkan aksi penonton yang mengusung papan kertas berupa dukungan terhadap salah satu pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Indonesia. Persaingan pemimpin baru Indonesia ternyata sampai ke Brazil!

Mereka bukan satu-satunya warga Indonesia yang saya temui saat meliput pertandingan ini. Wajah familier duduk pada kursi batas media dan fans di tribun. Dengan pipi dicat Bendera Jerman, dia terlihat antusias menunggu dimulainya laga tersebut.

Dari bangku di ujung deretan yang sama, saya mencermati pergerakannya. Muncul niat menyapa. Setelah permisi pada rekan jurnalis, saya menghampiri. Dugaan saya tidak salah. Dia putra Medan.
Iswanto berkesempatan datang ke Negeri Samba untuk mencicipi gegap gempita Piala Dunia, berupa duel Prancis dan Jerman. Dia sudah menginap di Rio de Janeiro hampir sepekan dan dijadwalkan pulang ke Indonesia pada malam hari laga tersebut.

Momen ini pun tidak ingin disia-siakan. Dia turut ambil bagian pada beberapa kegiatan demi memeriahkan pertandingan, salah satunya Mexican wave. ''Luar biasa. Aftmosfernya hebat,''kata Iswanto setelah Jerman memastikan kemenangan 1-0 lewat gol Mats Hummels.

Nuansa partai Piala Dunia memang berbeda. Pengamanan ketat membuat fans tidak bisa membawa flare atau atribut yang membuat suasana lebih terasa. Namun kondisi itu tidak mengurangi kekaguman Iswanto.

Dia terkejut ketika saya menceritakan pengalaman sebelumnya. Iswanto terlihat menyesal. Sebab, sosok yang mengaku baru pertama kali menyaksikan duel sepak bola di luar negeri ini semula berencana melakukan hal serupa, hanya saja untuk duet capres/cawapres lainnya.''Mungkinkah tayangan televisi tadi sampai ke Indonesia?,''tanyanya.

Dari situ saya mengetahui pesta demokrasi di Nusantara makin panas menjelang 9 Juli. Sebelumnya saya sama sekali tidak mengikuti perkembangan, mengingat kesibukan serta jarangnya bertemu warga senegara. Apalagi Kedutaan Besar Indonesia tidak membuka tempat pemungutan suara di Rio de Janeiro, tempat saya mayoritas tinggal selama di Brazil. Kedubes cuma mendirikan TPS di Brasilia dan pencoblosan suara dilakukan Minggu (6/7) waktu setempat. Sedangkan orang Indonesia di kota lain memberikan suara melalui surat.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8120 seconds (0.1#10.140)