Wali Kota Semarang Suntik Dana Mahesa Jenar
A
A
A
SEMARANG - PSIS Semarang bakal mendapatkan suntikan dana segar. Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyatakan siap untuk mendukung baik itu moral maupun materi kepada Mahesa Jenar dalam melakoni babak 16 besar Divisi Utama 2013/2014.
''Untuk babak 16 besar Insya Allah bisa saya atasi. Sementara untuk babak 8 besar, 4 besar dan seterusnya, saya akan berusaha kumpulkan pengusaha,''ungkap Hendrar Prihadi, usai makan siang dengan manajemen dan ofisial, Kamis (28/8) kemarin.
Hendi, begitu Hendrar Prihadi akrab disapa mengatakan, karena sudah lolos dari fase grup, maka harus diselesaikan sampai tuntas. Dia berharap Mahesa Jenar sekaligus bisa mengenalkan Kota Semarang di seantero Nusantara.
Manajemen harus bisa memberikan motivasi kepada para pemain agar memiliki keyakinan dan tekad kuat bisa mendapatkan poin dalam setiap pertandingan. Tapi, orang nomor satu di Kota Atlas ini mengingatkan agar pemain jangan terlalu percaya diri sehingga menyepelekan lawan.
''Bermainlah lepas dan patuhi instruksi pelatih. Saya kira dengan pemain bagus, pelatih bagus dan manajemen yang selalu kompak, tim ini bisa juara musim ini,''paparnya.
Mahesa Jenar selama babak 16 besar, akan bertanding selama 6 kali, baik itu tandang maupun away. Terdekat, Ronald Fagundez dan kawan-kawan akan ditantang Persikabo Bogor pada Selasa (2/9) mendatang di Stadion Laskar Pajajaran.
Tim rencananya akan berangkat pada Sabtu (30/8) untuk adaptasi lapangan dan latihan ringan.
Menurut Manajer PSIS Wahyu Winarto, setidaknya dibutuhkan dana Rp500 juta untuk melakoni babak 16 besar.
Atas dasar itu, tim membutuhkan dana segar untuk mengarungi tiga kali pertandingan away. Selain ke Bogor, terjauh tim akan bermain tandang kontra Pro Duta di Medan Sumatera Utara.''Kalau sampai final, perkiraan membutuhkan dana sampai Rp800 juta,''ujarnya.
Pria yang akrab disapa Liluk ini mengatakan, PSIS bukan milik manajemen, namun kepunyaan warga Kota Semarang. Karena itu, dia berharap agar bantuan dalam hal materi dari pengusaha diharapkan juga berpengaruh signifikan terhadap kelangsungan tim sampai finish Divisi Utama.''Selama ini memang ada pendapatan dari tiket dan sponsor, tapi itu belum terlalu signifikan,''terangnya.
Pendapatan PSIS terbesar saat melakoni laga kedua putaran pertama kontra PSIR Rembang. Saat itu panitia pelaksana membukukan pemasukan Rp150 juta. Untuk mengantisipasi kebocoran tiket, panpel juga menerapkan tiket model barcode atau tiket yang ada kumpulan data optik yang dibaca mesin. Dengan sistem tersebut, satu tiket hanya bisa digunakan oleh satu orang. Tiket barcode sudah diterapkan di pintu VVIP A atau VIP B dan C.
''Untuk babak 16 besar Insya Allah bisa saya atasi. Sementara untuk babak 8 besar, 4 besar dan seterusnya, saya akan berusaha kumpulkan pengusaha,''ungkap Hendrar Prihadi, usai makan siang dengan manajemen dan ofisial, Kamis (28/8) kemarin.
Hendi, begitu Hendrar Prihadi akrab disapa mengatakan, karena sudah lolos dari fase grup, maka harus diselesaikan sampai tuntas. Dia berharap Mahesa Jenar sekaligus bisa mengenalkan Kota Semarang di seantero Nusantara.
Manajemen harus bisa memberikan motivasi kepada para pemain agar memiliki keyakinan dan tekad kuat bisa mendapatkan poin dalam setiap pertandingan. Tapi, orang nomor satu di Kota Atlas ini mengingatkan agar pemain jangan terlalu percaya diri sehingga menyepelekan lawan.
''Bermainlah lepas dan patuhi instruksi pelatih. Saya kira dengan pemain bagus, pelatih bagus dan manajemen yang selalu kompak, tim ini bisa juara musim ini,''paparnya.
Mahesa Jenar selama babak 16 besar, akan bertanding selama 6 kali, baik itu tandang maupun away. Terdekat, Ronald Fagundez dan kawan-kawan akan ditantang Persikabo Bogor pada Selasa (2/9) mendatang di Stadion Laskar Pajajaran.
Tim rencananya akan berangkat pada Sabtu (30/8) untuk adaptasi lapangan dan latihan ringan.
Menurut Manajer PSIS Wahyu Winarto, setidaknya dibutuhkan dana Rp500 juta untuk melakoni babak 16 besar.
Atas dasar itu, tim membutuhkan dana segar untuk mengarungi tiga kali pertandingan away. Selain ke Bogor, terjauh tim akan bermain tandang kontra Pro Duta di Medan Sumatera Utara.''Kalau sampai final, perkiraan membutuhkan dana sampai Rp800 juta,''ujarnya.
Pria yang akrab disapa Liluk ini mengatakan, PSIS bukan milik manajemen, namun kepunyaan warga Kota Semarang. Karena itu, dia berharap agar bantuan dalam hal materi dari pengusaha diharapkan juga berpengaruh signifikan terhadap kelangsungan tim sampai finish Divisi Utama.''Selama ini memang ada pendapatan dari tiket dan sponsor, tapi itu belum terlalu signifikan,''terangnya.
Pendapatan PSIS terbesar saat melakoni laga kedua putaran pertama kontra PSIR Rembang. Saat itu panitia pelaksana membukukan pemasukan Rp150 juta. Untuk mengantisipasi kebocoran tiket, panpel juga menerapkan tiket model barcode atau tiket yang ada kumpulan data optik yang dibaca mesin. Dengan sistem tersebut, satu tiket hanya bisa digunakan oleh satu orang. Tiket barcode sudah diterapkan di pintu VVIP A atau VIP B dan C.
(aww)