Perjuangan Anggia/Della Berakhir
A
A
A
COPENHAGEN - Perjuangan ganda Anggia Shitta Awanda/Della Destiara Haris akhirnya berakhir di Kejuaraan Dunia Bulutangkis. Namun Anggia/Della mengaku mendapatkan pengalaman bisa tampil sampai perempat final.
Adalah pasangan China Tian Qing/Zhao Yunlei yang menghentikan Anggia/Della dalam pertandingan yang digelar di di Ballerup Super Arena, Jumat (29/8). Pada pertandingan tersebut peraih emas Olimpiade London 2012 itu menang 21-12, 21-15
“Banyak pelajaran yang kami petik dari kejuaraan ini. Misalnya dalam setiap pertandingan, kami harus fokus terus karena lawan itu tipe permainannya beda-beda. Kami tidak bisa mengikuti maunya kami saja, tetapi harus bisa menyesuaikan diri,” ujar Della seperti dilansir badmintonindonesia.
Anggia menambahkan jika mereka harus lebih pintar, dan cepat beradaptasi. "Kalau hari ini lawan tipe mainnya cepat, besok bisa saja dapat lawan yang mainnya lambat, dan harus tahu mesti bagaimana,” tambah Anggia.
Kiprah Anggia/Della di turnamen ini memang tak bisa dipandang sebelah mata. Mereka tak ingin sekedar dipandang sebagai ganda putri pelapis Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari yang memang menjadi andalan di sektor ini.
Walau belum berhasil menyumbangkan medali untuk Indonesia, namun Anggia/Della berhasil memenuhi target pertama yang ditetapkan sang pelatih yaitu babak perempat final. Kedua pemain asal klub Jaya Raya Jakarta ini lolos dari babak pertama dengan mengalahkan Fu Mingtian/Yu Yan Vanessa Neo (Singapura), 21-18, 21-19.
“Sebenarnya kami inginnya lebih dari perempat final, tetapi ini hasilnya. Kami tetap bersyukur ya walaupun belum bisa ke semifinal dan memberikan medali buat Indonesia,” ucap Anggia.
Laga di babak kedua menjadi pertandingan yang tak akan pernah dilupakan Anggia/Della karena mereka berhasil menumbangkan ganda putri terkuat dunia asal Tiongkok, Bao Yixin/Tang Jinhua, dalam dua game langsung, 21-14, 21-18. Di babak ketiga, Anggia/Della kembali menjawab tantangan dengan membuktikan bahwa mereka bermental baja saat menaklukkan wakil tuan rumah, Line Damkjaer Kruse/Marie Roepke, 21-18, 21-16.
“Kami tidak dapat mengeluarkan kemampuan kami saat melawan Tian/Zhao. Mereka sepertinya sudah bisa membaca permainan kami saat melawan Bao/Tang. Kalau Bao/Tang diajak main lambat masih bingung, sementara Tian/Zhao lebih siap,” ungkap Della, pemain kelahiran Jakarta, 8 Desember 1992.
“Lagipula kami merasa di pertandingan ini kami selalu dibawah tekanan lawan,” Anggia menambahkan.
Sektor ganda putri masih menyisakan Greysia/Nitya yang akan menantang unggulan ketujuh dari Jepang, Reika Kakiiwa/Miyuki Maeda. Sebelumnya, Tommy Sugiarto akan bertemu dengan Eric Pang, wakil dari Belanda.
Adalah pasangan China Tian Qing/Zhao Yunlei yang menghentikan Anggia/Della dalam pertandingan yang digelar di di Ballerup Super Arena, Jumat (29/8). Pada pertandingan tersebut peraih emas Olimpiade London 2012 itu menang 21-12, 21-15
“Banyak pelajaran yang kami petik dari kejuaraan ini. Misalnya dalam setiap pertandingan, kami harus fokus terus karena lawan itu tipe permainannya beda-beda. Kami tidak bisa mengikuti maunya kami saja, tetapi harus bisa menyesuaikan diri,” ujar Della seperti dilansir badmintonindonesia.
Anggia menambahkan jika mereka harus lebih pintar, dan cepat beradaptasi. "Kalau hari ini lawan tipe mainnya cepat, besok bisa saja dapat lawan yang mainnya lambat, dan harus tahu mesti bagaimana,” tambah Anggia.
Kiprah Anggia/Della di turnamen ini memang tak bisa dipandang sebelah mata. Mereka tak ingin sekedar dipandang sebagai ganda putri pelapis Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari yang memang menjadi andalan di sektor ini.
Walau belum berhasil menyumbangkan medali untuk Indonesia, namun Anggia/Della berhasil memenuhi target pertama yang ditetapkan sang pelatih yaitu babak perempat final. Kedua pemain asal klub Jaya Raya Jakarta ini lolos dari babak pertama dengan mengalahkan Fu Mingtian/Yu Yan Vanessa Neo (Singapura), 21-18, 21-19.
“Sebenarnya kami inginnya lebih dari perempat final, tetapi ini hasilnya. Kami tetap bersyukur ya walaupun belum bisa ke semifinal dan memberikan medali buat Indonesia,” ucap Anggia.
Laga di babak kedua menjadi pertandingan yang tak akan pernah dilupakan Anggia/Della karena mereka berhasil menumbangkan ganda putri terkuat dunia asal Tiongkok, Bao Yixin/Tang Jinhua, dalam dua game langsung, 21-14, 21-18. Di babak ketiga, Anggia/Della kembali menjawab tantangan dengan membuktikan bahwa mereka bermental baja saat menaklukkan wakil tuan rumah, Line Damkjaer Kruse/Marie Roepke, 21-18, 21-16.
“Kami tidak dapat mengeluarkan kemampuan kami saat melawan Tian/Zhao. Mereka sepertinya sudah bisa membaca permainan kami saat melawan Bao/Tang. Kalau Bao/Tang diajak main lambat masih bingung, sementara Tian/Zhao lebih siap,” ungkap Della, pemain kelahiran Jakarta, 8 Desember 1992.
“Lagipula kami merasa di pertandingan ini kami selalu dibawah tekanan lawan,” Anggia menambahkan.
Sektor ganda putri masih menyisakan Greysia/Nitya yang akan menantang unggulan ketujuh dari Jepang, Reika Kakiiwa/Miyuki Maeda. Sebelumnya, Tommy Sugiarto akan bertemu dengan Eric Pang, wakil dari Belanda.
(bbk)