Tiga Kontroversi di Asian Games

Jum'at, 12 September 2014 - 16:00 WIB
Tiga Kontroversi di Asian Games
Tiga Kontroversi di Asian Games
A A A
INCHEON - Kemeriahan dan sambutan positif dari negara tuan rumah (penyelenggara) Asian Games, sudah tentu menjadi bahan pemberitaan yang menarik bagi media. Meskipun event empat tahunan ini selalu melahirkan kejutan dari para atlet, namun masih ada sekelumit cerita yang menyimpan segudang kontroversi.

Ada tiga kontroversi yang terjadi selama 63 tahun Asian Games berlangsung, Jumat (12/9) :

Olah raga berkuda cabang equestrian

Kim Hyung-chil menjadi bahan pembicaraan yang hangat pada Desember 2006 di Doha. Betapa tidak, atlet berkuda Korea Selatan ini dilaporkan tewas saat melakukan lompatan kedelapan selama tahap lintas negara. Dari tayangan ulang video, kaki belakang kuda Bundaberg Hitam yang ditunggangi ayah dua anak itu terbentur pagar.

Akibatnya Kim dan kuda kesayangannya terlempar, kemudian bagian depan kepala serta dadanya menghantam tanah. Saat insiden menakutkan itu terjadi, peraih perak Asian Games 2002 tak sadarkan diri, sebelum akhirnya dia dilaporkan meninggal dunia. Dia dimakamkan di pemakaman nasional Korea dan menerima pangkat anumerta dari negaranya. Kim merupakan atlet berkuda di lintas negara pertama yang tewas dalam sejarah Asian Games.

Binaragawan

Doha menyimpan segudang masalah saat menggelar Asian Games. Setelah kematian tragis Kim Hyung-chil, binaragawan putra Irak Saad Faeaz, menjadi satu-satunya atlet dalam sejarah Asian Games terbukti mengkonsumsi doping.

Taekwondo

Hal kontroversi terakhir datang dari Yang Shu-chun. Masalah kaos kaki menjadi topik hangat yang terus diperbincangkan sejumlah media, sewaktu Asian Games digelar di Guangzhou. Atlet taekwondo Taiwan ini didiskualifikasi saat dia memimpin perolehan poin 9-0 melawan Vu Thi Hau di babak pertama.

Setelah diselidiki, ternyata atlet cantik berusia 28 tahun itu terbukti menggunakan sensor elektronik pada kaos kakinya. Keputusan itu pun membuat politisi Taiwan kesal. Pasalnya, Yang terpaksa menerima sanksi larangan bermain di tingkat internasional selama tiga bulan. Sementara pelatihnya diskors selama 20 bulan.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8871 seconds (0.1#10.140)