PSM Butuh Dana Segar
A
A
A
MAKASSAR - Manajemen PT Pagolona Sulawesi Mandiri yang mengelola PSM, harus menggaet sponsor agar masalah finansial tidak menghambat persiapan skuad Juku Eja PSM dikompetisi Indonesia Super League (ISL) musim depan.
Langkah ini harus dilakukan manajemen, agar tim tertua di Indonesia tersebut bisa stabil dimusim depan. Apalagi, dipastikan persaingan pada ISL akan berjalan dengan ketat. Bukan hanya itu, persoalan gaji juga diharap bisa terselesaikan tiap bulannya, agar konsentrasi para pemain tidak tergangu karena masalah non teknis ini.
Mantan Pemain PSM Yopie Lumoindong mengatakan, masalah finansial sebenarnya bukan hanya dialami oleh PSM, masalah ini menjadi hal yang sistemik bagi seluruh klub setelah dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) diberhentikan.
"Khusus PSM diperlukan perhatian dari para pengusaha untuk second terpadu membantu masalah finansial semaksimal mungkin," kata dia.
Meski demikian, sebenarnya ISL juga masih sulit wujudkan visi sebagai industri sepakbola, salah satu faktor penyebab adalah dualisme PSSI disebelumnya sehingga memporakrandakan kepercayaan donatur dan sponsor. "Kepercayaan ini harus dibangun oleh penyelenggara liga dan klub termasuk PSM, supaya sponsor bisa datang," jelasnya.
Selain itu, lanjutnya jika sudah mendapatkan sponsor dan bantuan dari pengusaha, pihak PSM harus efektif dan efisien dalam mengoptimalkan keterbatasn dana. "Kalau ini bisa dilakukan, PSM bisa tidak terganggu, dan masalah ini akan teratasi," jelasnya.
Memang saat ini, persiapan tim terancam molor dilakukan, pasalnya manajemen PSM masih berkutat untuk menyelesaikan persoalan finansial yang membelit tim. Bahkan, sampai sekarang gaji para punggawa Juku Eja sudah tertunggak selama tiga bulan lamanya. Untuk itu, memang perlu manajamen anggaran yang baik agar persoalan ini tidak terulang.
Persoalan ini diperparah, karena juga bisa membuyarkan konsentrasi para pemain saat mengarungi kompetisi, seperti dimusim ini, skuad Juku Eja terseok-seok menjalani kompetisi, setelah beberapa kali gaji pemain tertunggak. Akibatnya, sejumlah pemain pilar harus hengkang dari tim berjuluk Ayam Jantan dari Timur ini.
Hal yang sama disampaikan oleh Kordinator Lapangan The Maczman Andi Syam Paswah, menurutnya untuk mengatasi persoalan ini, manajemen PSM harus melakukan kerja sama dengan pihak lain. "Cukup dengan menjajaki kerjasama dengan korporasi lain yang ada di Sulsel," ujarnya.
Langkah ini harus dilakukan manajemen, agar tim tertua di Indonesia tersebut bisa stabil dimusim depan. Apalagi, dipastikan persaingan pada ISL akan berjalan dengan ketat. Bukan hanya itu, persoalan gaji juga diharap bisa terselesaikan tiap bulannya, agar konsentrasi para pemain tidak tergangu karena masalah non teknis ini.
Mantan Pemain PSM Yopie Lumoindong mengatakan, masalah finansial sebenarnya bukan hanya dialami oleh PSM, masalah ini menjadi hal yang sistemik bagi seluruh klub setelah dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) diberhentikan.
"Khusus PSM diperlukan perhatian dari para pengusaha untuk second terpadu membantu masalah finansial semaksimal mungkin," kata dia.
Meski demikian, sebenarnya ISL juga masih sulit wujudkan visi sebagai industri sepakbola, salah satu faktor penyebab adalah dualisme PSSI disebelumnya sehingga memporakrandakan kepercayaan donatur dan sponsor. "Kepercayaan ini harus dibangun oleh penyelenggara liga dan klub termasuk PSM, supaya sponsor bisa datang," jelasnya.
Selain itu, lanjutnya jika sudah mendapatkan sponsor dan bantuan dari pengusaha, pihak PSM harus efektif dan efisien dalam mengoptimalkan keterbatasn dana. "Kalau ini bisa dilakukan, PSM bisa tidak terganggu, dan masalah ini akan teratasi," jelasnya.
Memang saat ini, persiapan tim terancam molor dilakukan, pasalnya manajemen PSM masih berkutat untuk menyelesaikan persoalan finansial yang membelit tim. Bahkan, sampai sekarang gaji para punggawa Juku Eja sudah tertunggak selama tiga bulan lamanya. Untuk itu, memang perlu manajamen anggaran yang baik agar persoalan ini tidak terulang.
Persoalan ini diperparah, karena juga bisa membuyarkan konsentrasi para pemain saat mengarungi kompetisi, seperti dimusim ini, skuad Juku Eja terseok-seok menjalani kompetisi, setelah beberapa kali gaji pemain tertunggak. Akibatnya, sejumlah pemain pilar harus hengkang dari tim berjuluk Ayam Jantan dari Timur ini.
Hal yang sama disampaikan oleh Kordinator Lapangan The Maczman Andi Syam Paswah, menurutnya untuk mengatasi persoalan ini, manajemen PSM harus melakukan kerja sama dengan pihak lain. "Cukup dengan menjajaki kerjasama dengan korporasi lain yang ada di Sulsel," ujarnya.
(wbs)