Sabtu, Hari Spesial Eng Hian Bersama Greysia/Nitya

Kamis, 02 Oktober 2014 - 10:43 WIB
Sabtu, Hari Spesial...
Sabtu, Hari Spesial Eng Hian Bersama Greysia/Nitya
A A A
JAKARTA - Setiap pelatih pasti mempunyai cara sendiri dalam menemukan penampilan terbaik (peak performance) anak asuhnya. Begitu pula yang dilakukan pelatih ganda putri Indonesia, Eng Hian.

Hian merupakan salah satu sosok dibalik keberhasilan Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari merebut medali emas pertama bagi kontingen Indonesia di Asian Games XVII di Incheon, Korea Selatan. Tanda tanya pun muncul, bagaimana mantan pebulu tangkis Indonesia dapat mengembalikan reputasi sektor ganda putri.

Padahal di beberapa turnamen bergengsi sebelumnya, ganda putri selalu mendapat sorotan, karena gagal memberikan prestasi yang maksimal. Terlepas dari itu semua, Eng Hian yang pernah berduet dengan Flandy Limpele di sektor ganda putra mempunyai hari spesial dalam menemukan penampilan terbaik anak asuhnya tersebut.

Pria kelahiran Solo, 17 Mei 1977 ini selalu memberikan waktu luang pada Sabtu. Dia beranggapan bahwa hari itulah peak performance pemain bisa keliatan.

"Saya mulai melatih mereka bulan Maret 2014, sesudah turnamen All England, saat itu kami duduk bersama dan berdiskusi soal program latihan. Mengenai program di hari Sabtu ini memang benar, karena di hari itu lah peak penampilan pemain paling tinggi, kalau di turnamen kan hari Sabtu itu berat. Jadi di latihan kita terapkan seperti itu, kalau biasanya Sabtu agak ringan, kali ini dibuat berat seperti pertandingan," kata Eng Hian dikutip Badmintonindonesia, Kamis (2/10).

Sebelum menangani skuat ganda putri Pelatnas Cipayung, Eng Hian yang akrab disapa Didi ini merupakan Kepala Pelatih Tim Nasional Singapura selama enam tahun lamanya. Belum genap setahun melatih Greysia/Nitya, ayah dua anak ini sukses mengantar Greysia/Nitya meraih medali emas Asian Games setelah 36 tahun lamanya Indonesia merindukan emas ganda putri di Asian Games.

Saat disinggung bagaimana perasaannya ketika ditugaskan menangani ganda putri di Pelatnas Cipayung, dia menjawab pasti akan membutuhkan waktu panjang untuk membangkitkan sektor ini.

Bahkan, tambah dia, saat itu dia pernah menyatakan langsung kepada kepala bidang pembinaan dan prestasi PP PBSI, Rexy Mainaky bahwa dirinya membutuhkan waktu enam tahun untuk merombak total sektor ini.

"Awalnya saya menangani ganda putri potensi lewat proses negosiasi yang cukup lama dengan Rexy Mainaky. Rexy mau ganda putri bisa juara di ajang All England, BWF World Championships dan selevelnya. Kala itu saya bilang kalau saya butuh waktu yang lebih panjang untuk membangkitkan sektor ini. Saya bilang saya perlu waktu enam tahun untuk itu, karena saya mau merombak total. Mulai dari keseharian para atlet. Karena saya lihat ganda putri kita seperti 'empty', teriakannya saja yang ramai, tetapi tidak ada 'soul' nya. Namun sekarang saya cukup optimis dengan ganda putri kita," tukasnya.
(nug)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0822 seconds (0.1#10.140)