Insiden Penolakan Medali Berbuntut Panjang
A
A
A
INCHEON - Penolakan medali perunggu oleh Sarita Devi di Asian Games XVII berbuntut panjang. Pasalnya, panitia pelaksana Asian Games XVII (IAGOC) telah mengirim surat kepada Asosiasi Tinju Amatir Internasional (AIBA) untuk memastikan bahwa para hakim tinju tetap bersikap adil dalam memimpin pertandingan.
Sebelumnya, Sarita Devi lolos dari sanksi berat OCA. Ini tak lepas dari permintaan maaf yang ditujukan pada Presiden AIBA Wu Ching Kuo. Dalam surat permintaan maafnya itu, dia mengaku tindakannya menolak perunggu karena emosional dan berjanji tidak akan mengulanginya.
"Kami memutuskan hanya memberikan peringatan keras padanya. Kami mempertimbangkan tidak ada hubungannya dengan delegasi India dan hanya tindakan pribadi seorang atlet," ungkap Wakil Presiden Kehormatan OCA, Wei Jizhong kepada wartawan seperti dikutip reuters, Sabtu (4/10) kemarin.
Sikap yang ditunjukkan OCA berbanding terbalik dengan panitia pelaksana Asian Games ke-17. Lewat wakil sekjen Son Cheon Taik, IAGOC berencana untuk melanjutkan insiden penolakan medali ini kepada AIBA.
"Belum ada keluhan resmi yang diajukan untuk melawan Sarita Devi, sehingga IAGOC tidak bisa mengambil tindakan. Tapi karena ada beberapa ketidakpuasan telah diungkapkan, maka kami berinisiatif menulis surat resmi kepada AIBA untuk memastikan bahwa para hakim mereka tetap adil. OCA memiliki kelompok kerja yang bertugas menyelidiki masalah ini, dan atlet tidak diperbolehkan untuk menolak medali," ujar Son Cheon seperti dikutip Asiaone, Minggu (5/10).
Sementara itu, pengawas Aiba David Francis menambahkan dalam pertarungan itu tidak ada satu hakim yang berasal dari Korea Selatan. Sehingga, kata dia, tidak ada yang diuntungkan atau dirugikan dalam hal ini.
"Kami ingin memastikan bahwa tidak ada yang merasa diuntungkan dalam pertarungan ini. Meskipun pada akhirnya sangat disayangkan bahwa kejadian ini terjadi justru melibatkan petinju tuan rumah," timpal Francis.
Sebelumnya, Sarita Devi lolos dari sanksi berat OCA. Ini tak lepas dari permintaan maaf yang ditujukan pada Presiden AIBA Wu Ching Kuo. Dalam surat permintaan maafnya itu, dia mengaku tindakannya menolak perunggu karena emosional dan berjanji tidak akan mengulanginya.
"Kami memutuskan hanya memberikan peringatan keras padanya. Kami mempertimbangkan tidak ada hubungannya dengan delegasi India dan hanya tindakan pribadi seorang atlet," ungkap Wakil Presiden Kehormatan OCA, Wei Jizhong kepada wartawan seperti dikutip reuters, Sabtu (4/10) kemarin.
Sikap yang ditunjukkan OCA berbanding terbalik dengan panitia pelaksana Asian Games ke-17. Lewat wakil sekjen Son Cheon Taik, IAGOC berencana untuk melanjutkan insiden penolakan medali ini kepada AIBA.
"Belum ada keluhan resmi yang diajukan untuk melawan Sarita Devi, sehingga IAGOC tidak bisa mengambil tindakan. Tapi karena ada beberapa ketidakpuasan telah diungkapkan, maka kami berinisiatif menulis surat resmi kepada AIBA untuk memastikan bahwa para hakim mereka tetap adil. OCA memiliki kelompok kerja yang bertugas menyelidiki masalah ini, dan atlet tidak diperbolehkan untuk menolak medali," ujar Son Cheon seperti dikutip Asiaone, Minggu (5/10).
Sementara itu, pengawas Aiba David Francis menambahkan dalam pertarungan itu tidak ada satu hakim yang berasal dari Korea Selatan. Sehingga, kata dia, tidak ada yang diuntungkan atau dirugikan dalam hal ini.
"Kami ingin memastikan bahwa tidak ada yang merasa diuntungkan dalam pertarungan ini. Meskipun pada akhirnya sangat disayangkan bahwa kejadian ini terjadi justru melibatkan petinju tuan rumah," timpal Francis.
(wbs)