Kegagalan Garuda Jaya Jadi Pelajaran
A
A
A
JAKARTA - Kegagalan Timnas Indonesia U-19 di ajang Piala AFC U-19 2014 Myanmar jadi pelajaran bagi pelatih Timnas U-17, Fahri Husaini. Dirinya pun mengatakan tidak ingin kegagalan yang dilakukan Garuda Jaya -julukan timnas Indonesia- menghinggapi skuat asuhannya.
"Dalam kegagalan Timnas U-19 kemarin bisa disebabkan empat hal, faktor fisik, teknik, pemahaman taktik dan mental. Kita bisa lihat kekagalan di poin mana mereka. Itulah yang coba kami lakukan (Timnas U-17) saat latihan, semua poin itu coba kami masukkan," tutur Fahri saat ditemui di Lapangan latihan Timnas, Selasa (14/10).
Seperti diketahui, Evan Dimas dan kawan-kawan harus tersingkir di ajang Piala AFC U-19 setelah takluk dari Uzbekistan, Australia dan Uni Emirates Arab U-19 di babak penyisihan grup. Hal tersebut membuat peluang lolos ke Piala Dunia U-20 tahun depan pupus.
Lebih lanjut, Fahri yang kini tengah melatih Timnas U-14 dan U-17 untuk persiapan kualifikasi Piala AFC U-16 mengatakan jika timnya punya standar sendiri melatih anak-anaknya. Hal tersebut membuatnya optimis anak-anaknya bisa mencapai prestasi yang sama.
"Kami punya standar sendiri, secara formal kami tidak ingin mengikuti standar skuat timnas U-19. Seperti Vo2 Max yang dimiliki pemain Garuda Jaya tidak bisa jadi patokan untuk sukses. Menurut saya pemain kami punya potensi," tandasnya.
"Dalam kegagalan Timnas U-19 kemarin bisa disebabkan empat hal, faktor fisik, teknik, pemahaman taktik dan mental. Kita bisa lihat kekagalan di poin mana mereka. Itulah yang coba kami lakukan (Timnas U-17) saat latihan, semua poin itu coba kami masukkan," tutur Fahri saat ditemui di Lapangan latihan Timnas, Selasa (14/10).
Seperti diketahui, Evan Dimas dan kawan-kawan harus tersingkir di ajang Piala AFC U-19 setelah takluk dari Uzbekistan, Australia dan Uni Emirates Arab U-19 di babak penyisihan grup. Hal tersebut membuat peluang lolos ke Piala Dunia U-20 tahun depan pupus.
Lebih lanjut, Fahri yang kini tengah melatih Timnas U-14 dan U-17 untuk persiapan kualifikasi Piala AFC U-16 mengatakan jika timnya punya standar sendiri melatih anak-anaknya. Hal tersebut membuatnya optimis anak-anaknya bisa mencapai prestasi yang sama.
"Kami punya standar sendiri, secara formal kami tidak ingin mengikuti standar skuat timnas U-19. Seperti Vo2 Max yang dimiliki pemain Garuda Jaya tidak bisa jadi patokan untuk sukses. Menurut saya pemain kami punya potensi," tandasnya.
(akr)