Loew Kecewa
A
A
A
NUREMBERG - Sukses Jerman menggasak Gibraltar 4-0 tidak membuat Joachim Loew senang. Pelatih Jerman itu justru mengkritik performa pasukannya karena tidak tampil layaknya juara dunia saat berlaga di Grundig-Stadion, dini hari kemarin.
Jerman meraih angka penuh berkat dua gol Thomas Mueller, satu gol Mario Goetze, serta gol bunuh diri Yogen Santos. Pesta gol itu mengembalikan Der Panzer, julukan Jerman, ke jalur kemenangan. Hasil ini sekaligus memperbesar peluang merebut tiket otomatis ke Prancis. Jawara Piala Dunia 2014 itu sempat tergelincir selama kualifikasi Piala Eropa 2016.
Mereka cuma meraup empat angka dari tiga laga di Grup D. Setelah memukul Skotlandia 2-1 pada laga pertama, Jerman dipermalukan Polandia 0-2 dan imbang 1-1 dengan Republik Irlandia. Catatan negatif itu berakhir setelah mengalahkan pasukan Allen Bula. Anehnya, Loew tidak terlihat gembira.
Dia malah kecewa dan mengecam performa para pemainnya. Dia menilai Lukas Podolski dkk bermain di bawah standar. “Kami ingin tampil seperti juara dunia. Jadi, dari sudut pandang itu, jumlah gol yang tercipta terlalu sedikit,” ucap Loew, dilansir Reuters. Loew kesal lantaran timnya gagal melampaui rekor rival lainnya.
Ya, Polandia dan Republik Irlandia pernah melibas Gibraltar tujuh gol tanpa balas. Karena itu, Loew menilai Jerman seharusnya memenangkan partai itu dengan skor 8-0 atau lebih. Apalagi, Jerman menurunkan pemain terbaik. Pelatih berusia 54 tahun itu mengakui kedudukan akhir tidak mencerminkan duel peringkat 1 dunia dengan tim yang berada di peringkat 176.
“Kami tidak melakukan apa yang dibahas saat pertemuan teknis. Sepertinya pemain harus rehat dulu agar bisa melupakan euforia di Brasil,” tutur Loew. Analisis Loew cukup tepat. Jerman sempat meledak dengan mencetak tiga gol sebelum jeda. Setelah itu serangan mereka menurun dan lebih banyak membuang kesempatan. Dari 25 upaya, hanya enam yang menuju sasaran dan sebanyak 19 tendangan melenceng. Padahal, Jerman menguasai bola hingga 75%.
“Kami ingin mendapat hasil lebih bagus. Tapi, tidak mudah jika pemain Gibraltar fokus bertahan. Kami seharusnya mencetak lebih banyak gol dan tampil lebih meyakinkan. Dengan demikian, kami bisa merasa bangga,” kata Goetze. Terlepas kekecewaan Loew, Mueller layak mendapat pujian karena tampil memuaskan.
Namanya kini masuk daftar top skor kualifikasi Piala Eropa 2016 dengan total empat gol. Dia menyamai torehan Robert Lewandowski (Polandia), Omer Damari (Israel), dan Gylfi Sigurdsson (Islandia). Di lain pihak, Bula tidak mengira Gibraltar bisa merepotkan juara dunia mengingat perbedaannya bagai langit dan bumi.
Jerman diisi pemain hebat yang totalnya bernilai 140 juta pounds, sedangkan nilai skuad Gibraltar sekitar 100.000 pounds. Mayoritas pemain Gibraltar juga bukan pesepak bola murni. Profesi utamanya bukan di lapangan hijau. Bagi mereka, menjadi pesepak bola hanyalah pekerjaan sampingan.
Bahkan, ada yang harus meminta cuti dulu dari tempatnya bekerja agar bisa mengikuti kualifikasi Piala Eropa 2016. “Saya bangga bagaimana Gibraltar begitu gigih menghadapi Jerman. Kalah 0-4 dari juara dunia bukanlah hal buruk. Kami telah membungkam sejumlah orang yang mengatakan kami tidak layak berada di sini. Sekarang, kami bisa kembali lagi ke kehidupan normal,” tandas Bula.
M Mirza
Jerman meraih angka penuh berkat dua gol Thomas Mueller, satu gol Mario Goetze, serta gol bunuh diri Yogen Santos. Pesta gol itu mengembalikan Der Panzer, julukan Jerman, ke jalur kemenangan. Hasil ini sekaligus memperbesar peluang merebut tiket otomatis ke Prancis. Jawara Piala Dunia 2014 itu sempat tergelincir selama kualifikasi Piala Eropa 2016.
Mereka cuma meraup empat angka dari tiga laga di Grup D. Setelah memukul Skotlandia 2-1 pada laga pertama, Jerman dipermalukan Polandia 0-2 dan imbang 1-1 dengan Republik Irlandia. Catatan negatif itu berakhir setelah mengalahkan pasukan Allen Bula. Anehnya, Loew tidak terlihat gembira.
Dia malah kecewa dan mengecam performa para pemainnya. Dia menilai Lukas Podolski dkk bermain di bawah standar. “Kami ingin tampil seperti juara dunia. Jadi, dari sudut pandang itu, jumlah gol yang tercipta terlalu sedikit,” ucap Loew, dilansir Reuters. Loew kesal lantaran timnya gagal melampaui rekor rival lainnya.
Ya, Polandia dan Republik Irlandia pernah melibas Gibraltar tujuh gol tanpa balas. Karena itu, Loew menilai Jerman seharusnya memenangkan partai itu dengan skor 8-0 atau lebih. Apalagi, Jerman menurunkan pemain terbaik. Pelatih berusia 54 tahun itu mengakui kedudukan akhir tidak mencerminkan duel peringkat 1 dunia dengan tim yang berada di peringkat 176.
“Kami tidak melakukan apa yang dibahas saat pertemuan teknis. Sepertinya pemain harus rehat dulu agar bisa melupakan euforia di Brasil,” tutur Loew. Analisis Loew cukup tepat. Jerman sempat meledak dengan mencetak tiga gol sebelum jeda. Setelah itu serangan mereka menurun dan lebih banyak membuang kesempatan. Dari 25 upaya, hanya enam yang menuju sasaran dan sebanyak 19 tendangan melenceng. Padahal, Jerman menguasai bola hingga 75%.
“Kami ingin mendapat hasil lebih bagus. Tapi, tidak mudah jika pemain Gibraltar fokus bertahan. Kami seharusnya mencetak lebih banyak gol dan tampil lebih meyakinkan. Dengan demikian, kami bisa merasa bangga,” kata Goetze. Terlepas kekecewaan Loew, Mueller layak mendapat pujian karena tampil memuaskan.
Namanya kini masuk daftar top skor kualifikasi Piala Eropa 2016 dengan total empat gol. Dia menyamai torehan Robert Lewandowski (Polandia), Omer Damari (Israel), dan Gylfi Sigurdsson (Islandia). Di lain pihak, Bula tidak mengira Gibraltar bisa merepotkan juara dunia mengingat perbedaannya bagai langit dan bumi.
Jerman diisi pemain hebat yang totalnya bernilai 140 juta pounds, sedangkan nilai skuad Gibraltar sekitar 100.000 pounds. Mayoritas pemain Gibraltar juga bukan pesepak bola murni. Profesi utamanya bukan di lapangan hijau. Bagi mereka, menjadi pesepak bola hanyalah pekerjaan sampingan.
Bahkan, ada yang harus meminta cuti dulu dari tempatnya bekerja agar bisa mengikuti kualifikasi Piala Eropa 2016. “Saya bangga bagaimana Gibraltar begitu gigih menghadapi Jerman. Kalah 0-4 dari juara dunia bukanlah hal buruk. Kami telah membungkam sejumlah orang yang mengatakan kami tidak layak berada di sini. Sekarang, kami bisa kembali lagi ke kehidupan normal,” tandas Bula.
M Mirza
(bbg)