Ejekan Sirna, Mexican Wave Menggema

Senin, 17 November 2014 - 12:31 WIB
Ejekan Sirna, Mexican...
Ejekan Sirna, Mexican Wave Menggema
A A A
PERINGKAT 12 melawan 92, pemain Bayern Muenchen, Napoli, Juventus berhadapan dengan pemain Stuttgart II, Pandurii Targu Jiu, atau Au.

Namun, semua itu cuma catatan teoritis di atas kertas. Di lapangan, khususnya di Stadion Arena, Saint Gallen, Swiss Timur, semua itu tak ada gunanya. Die Nati , julukan Swiss, dengan materi pemain klub papan atas itu, tak bisa berbuat banyak. Setidaknya pada babak pertama Lithuania masih bisa menahan imbang 0-0, dengan sesekali mampu menggoyahkan pertahanan Swiss.

“Swiss punya penjaga gawang bagus, tapi pemain bertahannya rapuh dan ujung tombaknya tidak setajam era Alex Frei,” kata rekan wartawan salah satu koran Swiss yang duduk di tribune wartawan, bersebelahan dengan KORAN SINDO . Lini belakang yang dimaksud adalah Fabian Schaer dan Johan Djourou, duo lini belakang yang jarang tampil bersamaan. Sementara Haris Serefovic adalah ujung tombak yang hingga kini terlalu banyak menyia-nyiakan kesempatan emasnya.

Pada babak kedua Swiss lebih banyak menguasai bola. Namun, tetap saja peluang-peluang emas yang ada tidak membuahkan gol. Barulah setelah Josip Drmic masuk menggantikan Admir Memehdi, Swiss berhasil membobol gawang Lituania. Gol perdana di Saint Gallen ini seperti memberikan semangat baru untuk Swiss. Selanjutnya, menyusul gol dari Fabian Schaer, juga dari Xherdan Shaqiri.

Swiss terpaksa tampil dengan formasi baru. Tiga pemain intinya, yakni Philippe Senderos, Ricardo Rodriguez, dan Granit Xhaka tidak bisa diturunkan lantaran cedera. Lithuania, yang dalam tiga pertandingan sebelumnya berhasil mengumpulkan enam poin, kali ini tak bisa berbuat banyak. Strategi Vladimir Petkovic, sepak bola atraktif, yang gagal total di dua pertandingan kali ini berjalan mulus.

Publik Saint Gallen yang dikenal sangat kritis, pernah mengejek Alex Frei, kali ini tampak mendukung Die Nati . Beberapa kali penonton melakukan Mexican wave . Cemooh kepada pemain tuan rumah, yang dulu pernah dialami Alex Frei, juga tak ada lagi. Kemenangan 4-0 ini membuat posisi anak asuh Vladimir Petkovic berada di urutan 2 klasemen Grup E setelah Inggris.

Tiga pertandingan berikutnya, yakni melawan Estonia, Lituania, dan Slovenia diharapkan Swiss tetap bisa memetik angka penuh. “Kekalahan seperti saat melawan Slovenia tak bisa ditoleransi lagi, jika Swiss ingin terus ke Prancis nantinya,” tutur pemain Swiss Stefan Lichsteiner.

Laporan Koresponden KORAN SINDO
KRISNA DIANTHA
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1086 seconds (0.1#10.140)