Kericuhan Warnai Keberhasilan Pantai Gading
A
A
A
ABIDJAN - Kerusuhan mewarnai kelolosan Pantai Ganding ke Piala Afrika 2015. Pendukung dan petugas keamanan saling hantam begitu laga kontra Kamerun itu berakhir 0-0. Hanya satu angka yang diraih Pantai Gading di Stade Felix Houphouet-Boigny.
Namun, itu sudah cukup bagi armada Herve Renard untuk meraih tiket otomatis ke Guinea Khatulistiwa. Hasil tersebut mengamankan posisi mereka sebagai runner-up Grup D dengan 10 angka, hasil 3 menang, 1 imbang, dan 2 kalah. Ini keempat kali beruntun Pantai Gading mengikuti turnamen terbesar di Benua Afrika tersebut. Ini membuka peluang merebut gelar kedua setelah merajai edisi 1992.
”Kami seharusnya bisa menang. Yang penting kami telah lolos,” ucap Gervinho. Pantai Gading bergabung dengan 15 negara lain yang sudah memastikan tempat. Mereka akan menunggu pengundian yang berlangsung di Malabo pada 3 Desember mendatang.
Menempati pot 2, Yaya Toure dkk berpeluang akan bersua Ghana atau tuan rumah (pot 1), Afrika Selatan (pot 3), dan Kamerun atau Senegal (pot 4). Sayangnya, sukses Pantai Gading diwarnai insiden memalukan. Itu setelah puluhan pendukung menerobos ke lapangan setelah laga seusai karena ingin ikut berpesta bersama pemain.
Namun, keadaan jadi tidak terkendali. Itu memaksa petugas keamanan turun tangan untuk mereda keadaan. Situasi kian panas karena fans yang berada di lapangan menolak kembali ke tempat duduk. Alhasil, pihak keamanan mengambil tindakan fisik. Mereka mulai memukuli suporter menggunakan tongkat.
Kerusuhan akhirnya terjadi karena fansbalik melakukan perlawanan. Situasinya semakin parah lantaran petugas antihuru hara ikut campur. Petugas antihuru hara mengejar sejumlah fansdan ikut-ikutan memukuli. Untungnya tidak ada korban jiwa pada peristiwa itu, tapi masih belum diketahui berapa korban luka. Yang pasti, insiden ini telah menodai citra sepak bola.
Di lain pihak, Nigeria dipastikan tidak bisa mempertahankan gelarnya. John Obi Mikel dkk harus tersingkir akibat ditahan Afrika Selatan 2-2 di Akwa Ibom Stadium, Uyo. Meski berhasil memangkas ketertinggalan 0-2, Nigeria tetap gagal meraih angka penuh. Hasil itu menyebabkan Nigeria terdampar di posisi 3 Grup A dengan delapan angka.
Sementara tiket otomatis direbut Afrika Selatan (12 angka) dan Kongo (10 angka). Sialnya, Nigeria juga gagal mendapat tiket alternatif. Soalnya, jatah itu menjadi milik Republik Demokratik Kongo. Atas kegagalan ini, Federasi Sepak Bola Nigeria memikul semua tanggung jawab.
M mirza
Namun, itu sudah cukup bagi armada Herve Renard untuk meraih tiket otomatis ke Guinea Khatulistiwa. Hasil tersebut mengamankan posisi mereka sebagai runner-up Grup D dengan 10 angka, hasil 3 menang, 1 imbang, dan 2 kalah. Ini keempat kali beruntun Pantai Gading mengikuti turnamen terbesar di Benua Afrika tersebut. Ini membuka peluang merebut gelar kedua setelah merajai edisi 1992.
”Kami seharusnya bisa menang. Yang penting kami telah lolos,” ucap Gervinho. Pantai Gading bergabung dengan 15 negara lain yang sudah memastikan tempat. Mereka akan menunggu pengundian yang berlangsung di Malabo pada 3 Desember mendatang.
Menempati pot 2, Yaya Toure dkk berpeluang akan bersua Ghana atau tuan rumah (pot 1), Afrika Selatan (pot 3), dan Kamerun atau Senegal (pot 4). Sayangnya, sukses Pantai Gading diwarnai insiden memalukan. Itu setelah puluhan pendukung menerobos ke lapangan setelah laga seusai karena ingin ikut berpesta bersama pemain.
Namun, keadaan jadi tidak terkendali. Itu memaksa petugas keamanan turun tangan untuk mereda keadaan. Situasi kian panas karena fans yang berada di lapangan menolak kembali ke tempat duduk. Alhasil, pihak keamanan mengambil tindakan fisik. Mereka mulai memukuli suporter menggunakan tongkat.
Kerusuhan akhirnya terjadi karena fansbalik melakukan perlawanan. Situasinya semakin parah lantaran petugas antihuru hara ikut campur. Petugas antihuru hara mengejar sejumlah fansdan ikut-ikutan memukuli. Untungnya tidak ada korban jiwa pada peristiwa itu, tapi masih belum diketahui berapa korban luka. Yang pasti, insiden ini telah menodai citra sepak bola.
Di lain pihak, Nigeria dipastikan tidak bisa mempertahankan gelarnya. John Obi Mikel dkk harus tersingkir akibat ditahan Afrika Selatan 2-2 di Akwa Ibom Stadium, Uyo. Meski berhasil memangkas ketertinggalan 0-2, Nigeria tetap gagal meraih angka penuh. Hasil itu menyebabkan Nigeria terdampar di posisi 3 Grup A dengan delapan angka.
Sementara tiket otomatis direbut Afrika Selatan (12 angka) dan Kongo (10 angka). Sialnya, Nigeria juga gagal mendapat tiket alternatif. Soalnya, jatah itu menjadi milik Republik Demokratik Kongo. Atas kegagalan ini, Federasi Sepak Bola Nigeria memikul semua tanggung jawab.
M mirza
(bbg)