Mixed Martial Arts Indonesia Kembali Bergairah
A
A
A
JAKARTA - Pencinta olahraga Mixed Martial Arts (MMA) Indonesia mendapat angin segar akhir tahun ini. Aktivitas mereka sebagai fighter akan kembali tersalurkan dengan diluncurkannya Federasi Olahraga MMA Indonesia (FOMMI) di Jakarta, Sabtu (6/12/2014).
Indonesia sejatinya sempat memiliki dua organisasi MMA pada awal tahun 2000, yakni Organisasi MMA Indonesia (OMMI) dan Federasi Olahraga Beladiri Indonesia (FOBI). Namun, sejak 10 tahun terakhir, kedua organisasi itu tak lagi aktif. Padahal, klub-klub MMA semakin tumbuh dan berkembang di nusantara.
Sebab itu, kehadiran FOMMI menjadi oase bagi para fighter yang dahaga akan kompetisi berkualitas dalam seni olahraga Mixed Martial Art. Sebab, mereka bisa menyalurkan minat dan bakat lewat program-program yang dibuat FOMMI.
FOMMI lahir 10 November lalu, bersamaan Hari Pahlawan. Menurut Ketua Umum FOMMI Nurseto Budi Santoso FOMMI bertekad membesarkan kembali olahraga MMA di Indonesia. Program-program pun terbaik telah disiapkan untuk kemajuan MMA Indonesia.
"FOMMI akan konsisten meningkatkan kualitas pelaku MMA Tanah Air. Atlet, pelatih, klub atau dojo MMA, serta promotor, akan mendapat perhatian lebih. Tidak hanya sekadar bertanding, tapi juga kualitas dalam kompetisi," ujar Nurseto saat workshop MMA sekaligus peluncuran FOMMI di Jakarta, Sabtu (6/12).
Demi memuluskan langkah tersebut, FOMMI sudah membuat aturan-aturan yang membuat pertandingan akan jauh lebih menggairahkan. Bukan hanya bagi para pelaku MMA, juga akan memuaskan penonton dan pencinta olahraga tersebut.
“FOMMI bersama klub MMA di Tanah Air sepakat mencetak atlet MMA Indonesia yang mampu berkiprah di internasional dengan pelindungan yang total. Jadi, kita tidak akan dipermainkan promotor luar perihal kontrak kerja,” tegas Nurseto.
Menyangkut jaringan stasiun televisi yang akan menyiarkan ajang-ajang FOMMI, Ketua Bidang Humas FOMMI Marah Bangun menyatakan bahwa FOMMI akan melakukan penjajakan soal itu. Sebab, menurutnya pertandingan MMA Indonesia memang harus dikemas secara lebih menghibur, dan itu sangat ideal jika disiarkan televisi baik secara langsung maupun tunda.
Namun, untuk tahap awal, pihaknya lebih berkonsentrasi mencari fighter berkualitas. Karena itu, FOMMI menggelar seleksi atlet di Pintu Biru, Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Sabtu.
“Kami konsentrasi mencari atlet berkualitas. Ini demi sebuah pertunjukan yang menarik. Akan tidak bagus jika pertandingan di siarkan televisi tapi kualitas atletnya tidak mumpuni. Jadi, program ke depannya memang itu. Yang jelas, pertandingan pertama MMA kami akan digelar pada Februari tahun depan,” tegas Marah.
Indonesia sejatinya sempat memiliki dua organisasi MMA pada awal tahun 2000, yakni Organisasi MMA Indonesia (OMMI) dan Federasi Olahraga Beladiri Indonesia (FOBI). Namun, sejak 10 tahun terakhir, kedua organisasi itu tak lagi aktif. Padahal, klub-klub MMA semakin tumbuh dan berkembang di nusantara.
Sebab itu, kehadiran FOMMI menjadi oase bagi para fighter yang dahaga akan kompetisi berkualitas dalam seni olahraga Mixed Martial Art. Sebab, mereka bisa menyalurkan minat dan bakat lewat program-program yang dibuat FOMMI.
FOMMI lahir 10 November lalu, bersamaan Hari Pahlawan. Menurut Ketua Umum FOMMI Nurseto Budi Santoso FOMMI bertekad membesarkan kembali olahraga MMA di Indonesia. Program-program pun terbaik telah disiapkan untuk kemajuan MMA Indonesia.
"FOMMI akan konsisten meningkatkan kualitas pelaku MMA Tanah Air. Atlet, pelatih, klub atau dojo MMA, serta promotor, akan mendapat perhatian lebih. Tidak hanya sekadar bertanding, tapi juga kualitas dalam kompetisi," ujar Nurseto saat workshop MMA sekaligus peluncuran FOMMI di Jakarta, Sabtu (6/12).
Demi memuluskan langkah tersebut, FOMMI sudah membuat aturan-aturan yang membuat pertandingan akan jauh lebih menggairahkan. Bukan hanya bagi para pelaku MMA, juga akan memuaskan penonton dan pencinta olahraga tersebut.
“FOMMI bersama klub MMA di Tanah Air sepakat mencetak atlet MMA Indonesia yang mampu berkiprah di internasional dengan pelindungan yang total. Jadi, kita tidak akan dipermainkan promotor luar perihal kontrak kerja,” tegas Nurseto.
Menyangkut jaringan stasiun televisi yang akan menyiarkan ajang-ajang FOMMI, Ketua Bidang Humas FOMMI Marah Bangun menyatakan bahwa FOMMI akan melakukan penjajakan soal itu. Sebab, menurutnya pertandingan MMA Indonesia memang harus dikemas secara lebih menghibur, dan itu sangat ideal jika disiarkan televisi baik secara langsung maupun tunda.
Namun, untuk tahap awal, pihaknya lebih berkonsentrasi mencari fighter berkualitas. Karena itu, FOMMI menggelar seleksi atlet di Pintu Biru, Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Sabtu.
“Kami konsentrasi mencari atlet berkualitas. Ini demi sebuah pertunjukan yang menarik. Akan tidak bagus jika pertandingan di siarkan televisi tapi kualitas atletnya tidak mumpuni. Jadi, program ke depannya memang itu. Yang jelas, pertandingan pertama MMA kami akan digelar pada Februari tahun depan,” tegas Marah.
(sha)