Indonesia Optimis Olimpiade Mampir ke Asia Tenggara

Selasa, 16 Desember 2014 - 20:01 WIB
Indonesia Optimis Olimpiade Mampir ke Asia Tenggara
Indonesia Optimis Olimpiade Mampir ke Asia Tenggara
A A A
SINGAPURA - Indonesia optimis negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia bisa menjadi tuan rumah olimpiade. Keyakinan Indonesia ini tumbuh setelah Komite Olimpiade Internasional (IOC) melakukan perombakan besar-besaran soal tuan rumah.

Dalam pertemuan di Monaco beberapa pekan lalu, Presiden IOC Thomas Bach mewacanakan agar tuan rumah bisa digelar bersama seperti yang sudah dilakukan di cabang sepak bola dengan Piala Dunia-nya.

Hal ini bukan tanpa alasan. Bach saat itu mengungkapkan jika tuan rumah bersama bisa menghemat anggaran penyelenggara disamping untuk memberikan kesempatan semua negara anggota IOC menjadi penyelenggara perhelatan pesta olah raga akbar empat tahunan tersebut.

"Kami sangat mendukung usulan tersebut dan sangat optimis tuan rumah olimpiade bakal digelar di ASEAN di masa datang," jelas Ketua Komite Olimpiade Indonesia, Rita Subowo di Strait Times Singapura seperti dikutip reuters, Selasa (16/12).

"Semua potensi yang ada bisa mengatasi keterbatasan yang ada. IOC memiliki standari yang tinggi dan sulit untuk membangun 20 fasilitas kelas dunia dari awal. Karena itu, setelah tersebar ke dua negara akan lebih realistis dalam hal biasa," lanjut Rita.

Di Asia ini hanya Jepang, Korsel, dan China yang bisa menjadi tuan rumah olimpiade baik musim panas dan musim dingin. Qatar sudah kali menawarkan diri sebagai tuan rumah dan kembali akan mencobanya lagi untuk edisi 2024.

Buat Asia Tenggara ini adalah kesempatan menjadi tuan rumah meski masih diragukan setelah IOC memastikan Pyeongchang, Korsel sebagai penyelenggara Olimpiade Musim Dingin 2018. Dan setelah Jepang didapuk menggelar Olimpiade 2020.

Anggota IOC Thailand, Nat Indrapana mempunyai pandangan lain. "Menjadi tuan rumah bersama merupakan ide yang bagus, tapi pada praktek dan implemetasinya bakal menciptakan masalah baru. Dengan dua negara yang terlibat, bagaimana pembagian kerjanya," ujarnya.

Sebenarnya negara di Asia Tenggara ini mempunyai pengalaman berbagi dalam penyelenggaraan event olah raga. Piala Asia 2007 silam sebagai contoh di mana
Thailand, Malaysia, Vietnam dan Indonesia bisa menjadi tuan rumah bersama. Sayangnya di kemudian hari Presiden Konfederasi Sepak bola Asia (AFC) Mohammed bin Hammam hal tersebut merupakan kesalahan.

Jika ditilik dari 11 negara ASEAN, sepertinya sudah mengerucut ke beberapa negara saja. Vietnam sepertinya tidak bisa lagi andil setelah untuk kelas Asian Games saja mereka mengundurkan diri dan digantikan Indonesia. Jadi tinggal Indonesia, Singapura, Thailand dan Malaysia.
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6374 seconds (0.1#10.140)