Wakil AFC Terpuruk di Maroko
A
A
A
MARRAKECH - Piala Dunia Antarklub 2014 merupakan momen terburuk Asia. Untuk pertama kalinya sejak 2005, tidak ada wakil yang masuk 5 besar.
Hal itu terjadi setelah Western Sydney Wanderers menyerah dari ES Setif (Afrika) pada play-offperebutan tempat kelima. Wanderers mengalami nasib tragis karena kalah 4-5 (2-2) dalam adu penalti di Stade de Marrakech. Padahal, juara Liga Champions Asia (LCA) itu sudah berjuang menyamakan kedudukan 2-2 menjelang akhir pertandingan.
Ini melanjutkan hasil buruk saat perempat final dihajar Cruz Azul 1-3. Ini rekor paling buruk AFC selama mengikuti Piala Dunia Antarklub. Baru kali ini wakilnya gagal mendapatkan predikat. Sebab, walau belum pernah juara, Asia setidaknya bisa sedikit berbangga karena selalu ada tim yang merebut posisi 5, 4, atau 3 setiap kali ajang itu digelar. Edisi 2013 misalnya.
Saat itu Guangzhou Evergrande lolos ke semifinal, walau akhirnya ditaklukkan Bayern Muenchen 0-3. Mereka menempati posisi 4 karena kalah 2-3 dari Atletico Mineiro. Pada 2012 tidak ada yang melewati perempat final, meski menurunkan dua wakil. Sanfrecce Hiroshima (tuan rumah), menemani Ulsan Hyundai (juara LCA).
Mereka bertemu di play-off. Lalu, pada 2011 dan 2010, Kashiwa Reysol dan Seongnam Ilhwa Chunma ada di posisi 4. Pada 2009, 2008, dan 2007, Asia bahkan merebut peringkat 3. Di edisi 2009, Pohang Steelers sukses menaklukkan Atlante lewat adu penalti. Pada 2008 Gamba Osaka menghajar Pachuca 1-0 dan pada 2007 Urawa Red Diamonds menang 4-2 (2-2) atas Etoile du Sahel.
Untuk 2006, Jeonbuk Hyundai Motors berada di baris 5 seusai memukul Auckland City 3-0. Satu tahun sebelumnya Al-Ittihad meraih posisi 4 akibat menyerah 2-3 dari Deportivo Saprissa.
M mirza
Hal itu terjadi setelah Western Sydney Wanderers menyerah dari ES Setif (Afrika) pada play-offperebutan tempat kelima. Wanderers mengalami nasib tragis karena kalah 4-5 (2-2) dalam adu penalti di Stade de Marrakech. Padahal, juara Liga Champions Asia (LCA) itu sudah berjuang menyamakan kedudukan 2-2 menjelang akhir pertandingan.
Ini melanjutkan hasil buruk saat perempat final dihajar Cruz Azul 1-3. Ini rekor paling buruk AFC selama mengikuti Piala Dunia Antarklub. Baru kali ini wakilnya gagal mendapatkan predikat. Sebab, walau belum pernah juara, Asia setidaknya bisa sedikit berbangga karena selalu ada tim yang merebut posisi 5, 4, atau 3 setiap kali ajang itu digelar. Edisi 2013 misalnya.
Saat itu Guangzhou Evergrande lolos ke semifinal, walau akhirnya ditaklukkan Bayern Muenchen 0-3. Mereka menempati posisi 4 karena kalah 2-3 dari Atletico Mineiro. Pada 2012 tidak ada yang melewati perempat final, meski menurunkan dua wakil. Sanfrecce Hiroshima (tuan rumah), menemani Ulsan Hyundai (juara LCA).
Mereka bertemu di play-off. Lalu, pada 2011 dan 2010, Kashiwa Reysol dan Seongnam Ilhwa Chunma ada di posisi 4. Pada 2009, 2008, dan 2007, Asia bahkan merebut peringkat 3. Di edisi 2009, Pohang Steelers sukses menaklukkan Atlante lewat adu penalti. Pada 2008 Gamba Osaka menghajar Pachuca 1-0 dan pada 2007 Urawa Red Diamonds menang 4-2 (2-2) atas Etoile du Sahel.
Untuk 2006, Jeonbuk Hyundai Motors berada di baris 5 seusai memukul Auckland City 3-0. Satu tahun sebelumnya Al-Ittihad meraih posisi 4 akibat menyerah 2-3 dari Deportivo Saprissa.
M mirza
(ars)