Fokus 90 Menit
A
A
A
TURIN - Konsentrasi menjadi kewajiban para pemain Lazio saat tampil di Stadio Olimpico Turin pada laga babak 16 besar Coppa Italia kontra Torino, dini hari nanti. Elang Ibu Kota Italia itu harus belajar dari hasil dua laga tandang terkini.
Pada pertandingan Seri A melawan Inter Milan dan AS Roma tersebut, Lazio harus kehilangan poin sempurna akibat lemahnya fokus para pemain di babak kedua. Baik saat bertemu Inter atau Roma, Lazio unggul 2-0 di babak pertama. Namun, pada paruh kedua pertandingan, jala Federico Marchetti harus dua kali dijebol para pemain lawan melalui skema serangan balik.
Akibatnya, skor imbang 2-2 tercipta. “Kami belajar banyak dari dua pertandingan itu (versus Inter dan Roma). Dalam sepak bola sangat penting bagi semua pemain untuk meningkatkan konsentrasi 90 menit. Saya percaya para pemain tidak akan mengulang kesalahan itu di laga-laga selanjutnya. Saya sangat yakin,” kata Stefano Pioli, dilansir Football Italia. Pembuktian ucapan Pioli akan dilaksanakan di kandang Torino dini hari nanti. Ini pertandingan yang tidak mudah karena Lazio memasang target besar di Coppa Italia.
Dengan peluang meraih scudetto yang kemungkinan besar hanya akan menjadi milik Juventus atau Roma, Coppa Italia akan menjadi turnamen yang penting bagi klub berkostum biru langit tersebut. “Awalnya saya sangat yakin kami bisa mengalahkan Roma (pada Derby della Capitale). Namun, saya tidak terlalu mempermasalahkan hasil itu. Kini, kami harus segera berbenah untuk menatap laga selanjutnya. Coppa Italia sudah menanti. Saya tahu Torino lawan yang tangguh,” papar Pioli.
Menghadapi Il Toro, Lazio sepertinya tidak akan diperkuat Stefan de Vrij yang mengalami cedera saat bertemu Roma. Namun, Felipe Anderson, yang pada pertandingan yang sama ditarik keluar di babak kedua, bisa merumput. Artinya, bersama Stefano Mauri dan Antonio Candreva, Anderson akan menjadi motor utama serangan Lazio.
Lazio harus semakin meningkatkan kewaspadaan karena Torino juga bukan lawan yang bisa dipandang sebelah mata. Catatan menunjukkan, mereka belum pernah kalah pada enam pertandingan resmi beruntun pada semua ajang. Empat hasil imbang dan dua kemenangan mereka torehkan. Bahkan, pada duel Seri A, akhir pekan lalu, Il Toronyaris mengalahkan AC Milan. Hanya karena nasib sial, skor imbang 1-1 terpampang di Stadio Olimpico.
“Coppa Italia adalah kompetisi yang sama pentingnya dengan Seri A. Tim ini telah membuktikan diri mampu bermain bagus di sejumlah pertandingan. Kini, saatnya kami menghasilkan musim yang membanggakan. Menjuarai kompetisi ini (Coppa Italia) tampaknya sangat mungkin dihasilkan,” ungkap Giampiero Ventura.
Bagi Torino, gelar juara merupakan sesuatu yang sudah sangat lama tidak dihasilkan. Terakhir kali klub tetangga Juventus itu berjaya pada 2000/2001 saat menjadi juara Seri B. Di level atas, gelar terakhir Torino didapatkan pada 1992/1993 saat meraih Coppa Italia. Khusus Seri A, scudetto didapatkan jauh lebih lama lagi, yaitu pada 1975/1976.
Andri ananto
Pada pertandingan Seri A melawan Inter Milan dan AS Roma tersebut, Lazio harus kehilangan poin sempurna akibat lemahnya fokus para pemain di babak kedua. Baik saat bertemu Inter atau Roma, Lazio unggul 2-0 di babak pertama. Namun, pada paruh kedua pertandingan, jala Federico Marchetti harus dua kali dijebol para pemain lawan melalui skema serangan balik.
Akibatnya, skor imbang 2-2 tercipta. “Kami belajar banyak dari dua pertandingan itu (versus Inter dan Roma). Dalam sepak bola sangat penting bagi semua pemain untuk meningkatkan konsentrasi 90 menit. Saya percaya para pemain tidak akan mengulang kesalahan itu di laga-laga selanjutnya. Saya sangat yakin,” kata Stefano Pioli, dilansir Football Italia. Pembuktian ucapan Pioli akan dilaksanakan di kandang Torino dini hari nanti. Ini pertandingan yang tidak mudah karena Lazio memasang target besar di Coppa Italia.
Dengan peluang meraih scudetto yang kemungkinan besar hanya akan menjadi milik Juventus atau Roma, Coppa Italia akan menjadi turnamen yang penting bagi klub berkostum biru langit tersebut. “Awalnya saya sangat yakin kami bisa mengalahkan Roma (pada Derby della Capitale). Namun, saya tidak terlalu mempermasalahkan hasil itu. Kini, kami harus segera berbenah untuk menatap laga selanjutnya. Coppa Italia sudah menanti. Saya tahu Torino lawan yang tangguh,” papar Pioli.
Menghadapi Il Toro, Lazio sepertinya tidak akan diperkuat Stefan de Vrij yang mengalami cedera saat bertemu Roma. Namun, Felipe Anderson, yang pada pertandingan yang sama ditarik keluar di babak kedua, bisa merumput. Artinya, bersama Stefano Mauri dan Antonio Candreva, Anderson akan menjadi motor utama serangan Lazio.
Lazio harus semakin meningkatkan kewaspadaan karena Torino juga bukan lawan yang bisa dipandang sebelah mata. Catatan menunjukkan, mereka belum pernah kalah pada enam pertandingan resmi beruntun pada semua ajang. Empat hasil imbang dan dua kemenangan mereka torehkan. Bahkan, pada duel Seri A, akhir pekan lalu, Il Toronyaris mengalahkan AC Milan. Hanya karena nasib sial, skor imbang 1-1 terpampang di Stadio Olimpico.
“Coppa Italia adalah kompetisi yang sama pentingnya dengan Seri A. Tim ini telah membuktikan diri mampu bermain bagus di sejumlah pertandingan. Kini, saatnya kami menghasilkan musim yang membanggakan. Menjuarai kompetisi ini (Coppa Italia) tampaknya sangat mungkin dihasilkan,” ungkap Giampiero Ventura.
Bagi Torino, gelar juara merupakan sesuatu yang sudah sangat lama tidak dihasilkan. Terakhir kali klub tetangga Juventus itu berjaya pada 2000/2001 saat menjadi juara Seri B. Di level atas, gelar terakhir Torino didapatkan pada 1992/1993 saat meraih Coppa Italia. Khusus Seri A, scudetto didapatkan jauh lebih lama lagi, yaitu pada 1975/1976.
Andri ananto
(bbg)