Marseille Dibayangi Memori Kelam 1993
A
A
A
Sorot kamera media Prancis saat ini sedang mengarah ke Olympique Marseille. Dua hari jelang bertemu Nice pada laga lanjutan Ligue 1, polisi Prancis memutuskan menahan 10 orang terkait kejanggalan transfer sejumlah pemain L’Oheme pada 2010.
Dua nama yang ikut terseret adalah Andre-Pierre Gignac dan Souleymane Diawara. Di barisan orang yang bermasalah dengan polisi itu terdapat agen pemain dan beberapa pengurus klub asal Provinsi Cote d’Azur itu. Meski sejak 2010 manajemen Marseille telah berganti; presiden saat ini, Vincent Labrune, termasuk pihak yang sempat dimintakan keterangannya.
Sejak investigasi digelar pada 2011, polisi telah memanggil 15 orang. Selain Labrune, beberapa mantan presiden Marseille seperti Jean-Claude Dassier dan Pape Diouf juga sempat diperiksa. “Di antara orang-orang yang ditahan (10 orang) terdapat agen pemain dan perwakilannya. Ada juga mereka yang mengetahui tindak pidana ini,” bunyi pernyataan resmi Polisi Marseille kepada AFP tanpa merinci siapa-siapa saja orang yang mendekam di balik jeruji besi itu.
Dokumen transfer Gignac dari Toulouse ke Marseille pada 2010 telah disita, ketika polisi menggerebek markas Marseille dan kantor agen Gignac. Hal itu dilakukan karena aparat menemukan adanya kejanggalan. Saat transfer dilakukan para pihak yang terlibat merahasiakan nominal yang harus dibayarkan Marseille kepada Toulouse, meski sejumlah sumber menyebut 16-18 juta euro.
Karena itu, kini mereka fokus kepada agen yang mengatur perpindahan pesepak bola kelahiran 5 Desember 1985 itu. Menariknya, skandal yang melibatkan Marseille bukan terjadi kali ini saja. Sejarah mencatat, pada 1993 gelar Ligue 1 milik Marseille pernah dicopot akibat terbukti bersalah melakukan pengaturan skor pada pertandingan versus Valenciennes.
Itu dilakukan agar para pemain tidak lelah saat bertemu AC Milan pada final Piala (Liga) Champions. Terlepas dari masalah yang sedang menimpa manajemen, fokus Gignac dan para pemain Marseille lainnya harus tercurah penuh ke lapangan saat dini hari nanti menghadapi Nice di Allianz Riviera Arena. Pasalnya, saat ini mereka hanya tertinggal 1 poin dari pemuncak klasemen sementara Olympique Lyon.
Pada pertandingan Minggu (25/1), Les Gones akan bertemu Metz di Stade Gerland. “Marseille tim yang sangat kuat. Mereka kumpulan pemain-pemain bagus. (Steve) Mandanda kiper yang sangat tangguh, sedangkan Gignac selalu mencetak gol tiap pekannya. Namun, mereka tetaplah manusia seperti kami. Mereka memiliki kaki dan tangan. Jika bermain dengan benar, kami bisa mengalahkan mereka,” ujar bek Nice, Jordan Amavi.
Menghadapi Nice, Marseille tidak akan bisa menggunakan tenaga Rod Fanni dan Benjamin Mendy yang harus menjalani hukuman kartun. Sementara Nicolas Nkoulou sedang membela Kamerun di Piala Afrika. Romain Alessandrini juga masih belum bisa merumput karena mengalami masalah engkel. Karena itu, Marseille tetap harus mewaspadai serang balik Nice.
Andri Ananto
Dua nama yang ikut terseret adalah Andre-Pierre Gignac dan Souleymane Diawara. Di barisan orang yang bermasalah dengan polisi itu terdapat agen pemain dan beberapa pengurus klub asal Provinsi Cote d’Azur itu. Meski sejak 2010 manajemen Marseille telah berganti; presiden saat ini, Vincent Labrune, termasuk pihak yang sempat dimintakan keterangannya.
Sejak investigasi digelar pada 2011, polisi telah memanggil 15 orang. Selain Labrune, beberapa mantan presiden Marseille seperti Jean-Claude Dassier dan Pape Diouf juga sempat diperiksa. “Di antara orang-orang yang ditahan (10 orang) terdapat agen pemain dan perwakilannya. Ada juga mereka yang mengetahui tindak pidana ini,” bunyi pernyataan resmi Polisi Marseille kepada AFP tanpa merinci siapa-siapa saja orang yang mendekam di balik jeruji besi itu.
Dokumen transfer Gignac dari Toulouse ke Marseille pada 2010 telah disita, ketika polisi menggerebek markas Marseille dan kantor agen Gignac. Hal itu dilakukan karena aparat menemukan adanya kejanggalan. Saat transfer dilakukan para pihak yang terlibat merahasiakan nominal yang harus dibayarkan Marseille kepada Toulouse, meski sejumlah sumber menyebut 16-18 juta euro.
Karena itu, kini mereka fokus kepada agen yang mengatur perpindahan pesepak bola kelahiran 5 Desember 1985 itu. Menariknya, skandal yang melibatkan Marseille bukan terjadi kali ini saja. Sejarah mencatat, pada 1993 gelar Ligue 1 milik Marseille pernah dicopot akibat terbukti bersalah melakukan pengaturan skor pada pertandingan versus Valenciennes.
Itu dilakukan agar para pemain tidak lelah saat bertemu AC Milan pada final Piala (Liga) Champions. Terlepas dari masalah yang sedang menimpa manajemen, fokus Gignac dan para pemain Marseille lainnya harus tercurah penuh ke lapangan saat dini hari nanti menghadapi Nice di Allianz Riviera Arena. Pasalnya, saat ini mereka hanya tertinggal 1 poin dari pemuncak klasemen sementara Olympique Lyon.
Pada pertandingan Minggu (25/1), Les Gones akan bertemu Metz di Stade Gerland. “Marseille tim yang sangat kuat. Mereka kumpulan pemain-pemain bagus. (Steve) Mandanda kiper yang sangat tangguh, sedangkan Gignac selalu mencetak gol tiap pekannya. Namun, mereka tetaplah manusia seperti kami. Mereka memiliki kaki dan tangan. Jika bermain dengan benar, kami bisa mengalahkan mereka,” ujar bek Nice, Jordan Amavi.
Menghadapi Nice, Marseille tidak akan bisa menggunakan tenaga Rod Fanni dan Benjamin Mendy yang harus menjalani hukuman kartun. Sementara Nicolas Nkoulou sedang membela Kamerun di Piala Afrika. Romain Alessandrini juga masih belum bisa merumput karena mengalami masalah engkel. Karena itu, Marseille tetap harus mewaspadai serang balik Nice.
Andri Ananto
(ftr)