Tanpa Belas Kasih

Rabu, 28 Januari 2015 - 11:50 WIB
Tanpa Belas Kasih
Tanpa Belas Kasih
A A A
PARMA - Juventus tidak akan berbaik hati pada Parma saat bentrok di perempat final Coppa Italia dini hari nanti. La Vecchia Signora bertekad meraih kemenangan demi mengembalikan supremasi yang hilang dua dekade lalu.

Hasil positif bisa sekaligus menjaga harapan meraih treble winners pada musim ini. Juventus mendominasi Italia selama 20 tahun belakangan. Delapan Scudetti dikumpulkan sejak 1994/1995 yang membuat mereka dianggap tim tersukses di Negeri Piza. Namun, prestasi mereka di Coppa Italia sangat bertolak belakang.

Setelah menguasai edisi 1994/ 1995, tim yang kini diasuh Massimiliano Allegri itu belum pernah lagi mengangkat trofi. Prestasi terbaik mereka hanya tiga kali jadi runner-up , yakni 2001/2002, 2003/2004, 2011/ 2012. Selepas dikalahkan Napoli 0-2 pada final 2011/2012, Juventus terhenti pada semifinal akibat disingkirkan Lazio 2-3 pada edisi berikutnya. Musim lalu sampai perempat final karena kalah 0-1 dari AS Roma.

Itu menodai catatan Andrea Pirlo dkk yang sukses memenangi Seri A hingga tiga kali beruntun. Kesempatan menyudahi penantian itu kini cukup terbuka. Juventus bisa melangkah ke fase empat besar bila membungkam Parma di Stadio Ennio Tardini. Setelah itu mereka tinggal memaksimalkan tiga partai lagi untuk menduduki singgasana.

“Tim ini selalu punya hasrat tinggi untuk meraih hasil terbaik. Kami bertanding untuk menang, tidak peduli siapa lawannya,” ungkap gelandang Juventus Paul Pogba, dilansir Footbal Italia . Tim tamu mengklaim tidak peduli dengan kondisi tuan rumah yang sedang sekarat. Ya, Parma saat ini menjadi juru kunci Seri A dengan torehan sembilan angka atau terpaut 40 angka dari Juventus.

Mereka baru mencatat tiga kemenangan, 1 imbang dan 16 kalah. Itu membuat Parma dipercaya bakal turun kasta. Artinya, Juventus bakal menambah penderitaan lawan jika keluar sebagai pemenang. Pogba mengklaim Juventus tidak akan berbelas kasih pada Parma. Apalagi, hasil positif bisa berarti banyak hal.

Dengan tetap mengikuti Coppa Italia, maka kans membukukan treble winners terbuka. Juventus saat ini jadi favorit kampiun Seri A lantaran belum tergeser dari puncak klasemen sejak awal. Mereka kini memimpin tujuh angka dari Roma berkat mengalahkan Chievo Verona 2-0. Sementara di Liga Champions sudah menapaki babak gugur.

Sepanjang sejarah Juventus belum pernah menggondol tiga gelar bergengsi sekaligus dalam satu musim. Juventus bertekad menyingkirkan Parma bukan sekedar mengamankan tiket semifinal, juga untuk mempertahankan hegemoni. Pasalnya, Juventus belum pernah lagi ditaklukkan Parma sejak menyerah 0-1 pada 15 Mei 2011.

Sesudah itu Juventus mampu menghasilkan 5 kemenangan dan 2 imbang kala bersua tim yang sekarang ditangani Roberto Donadoni itu. Bahkan, pada perjumpaan terakhir Juventus pesta tujuh gol tanpa balas. Sementara itu, Pelatih Parma Donadoni mencoba bersikap realistis. Dia menyadari betapa sulitnya menghadapi Juventus yang saat ini tengah mengangkasa.

Namun, dia menyatakan bahwa pihaknya tidak akan gentar. Menurut dia, semua tim bisa dikalahkan, termasuk Juventus. “Masih banyak kekurangan yang harus kami perbaiki. Saya berharap kami bisa keluar dari situasi buruk ini,” ungkapnya.

M mirza
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7152 seconds (0.1#10.140)