Dikalahkan Ghana, Fans Tuan Rumah Mengamuk

Sabtu, 07 Februari 2015 - 11:04 WIB
Dikalahkan Ghana, Fans...
Dikalahkan Ghana, Fans Tuan Rumah Mengamuk
A A A
Kemeriahan Piala Afrika 2015 di Guinea Khatulistiwa ternoda. Akibat kekalahan 0-3 dari Ghana pada semifinal di Nuevo Estadio de Malabo, dini hari kemarin, pendukung tuan rumah mengamuk.

Mereka seperti menjadikan stadion yang dibangun pada 2007 itu zona pertempuran. Para petinggi Asosiasi Sepak Bola Ghana (GFA) mengaku sangat marah dengan ulah publik Guinea. GFA geram setelah melihat adanya berbagai tindakan kurang sportif yang dilancarkan penonton tuan rumah pada pertandingan tersebut.

Tim besutan Avram Grant itu mendapatkan berbagai macam bentuk intimidasi, baik verbal maupun fisik. GFA menyebutkan aksi brutal suporter tim tuan rumah diawali dengan melakukan aksi pelemparan benda-benda keras yang langsung ditujukan ke arah pemain Ghana dan wasit asal Gabon Eric Otogo-Castane.

Berbagai cara demi meredam aksi tidak sportif suporter Guinea sudah dilakukan pihak kepolisian setempat, seperti melakukan tembakan gas air mata. Tidak hanya sampai di situ, pihak kepolisian Guinea bahkan ikut menerjunkan helikopter yang terbang rendah tepat di atas lapangan dan tribune untuk membubarkan penonton.

Akibat usaha aparat keamanan tersebut, jalannya pertandingan pada penghujung babak kedua sempat tertunda selama sekitar 34 menit. ”Situasinya seperti zona perang. Ini tindakan barbar dan vandalisme. Kami masih beruntung karena pada akhirnya tidak ada dari pihak kami yang mengalami cedera dari aksi tidak terpuji suporter tuan rumah,” ungkap Presiden GFA Kwesi Nyantakyi, dilansir BBC Sport.

Ungkapan kekecewaan atas kekerasan yang dilakukan suporter Guinea juga disampaikan Grant. Pelatih Ghana asal Israel, yang sempat malang melintang di sepak bola Inggris bersama Portsmouth, Chelsea, dan West Ham United, itu mengaku sebenarnya lebih mementingkan keselamatan para pemain dibanding hasil akhir pertandingan.

”Saya tidak tahu apa yang sudah terjadi. Saya melihat ada yang tidak benar di lapangan, yaitu beberapa insiden dan aksi kekerasan. Saya tidak bisa mengatakan bahwa saya sama sekali tidak peduli. Namun, yang saya pikirkan adalah keamanan pemain saya . Itu hal yang sangat penting bagi saya,” papar pelatih berusia 59 tahun itu.

Tidak hanya kubu Ghana yang sangat menyesali aksi tersebut, Pelatih Guinea asal Argentina, Esteban Becker, juga mengaku sedih atas respons yang dilakukan para pendukung. Bahkan, kapten tuan rumah, Emilio Nsue, sampai menyampaikan permohonan maaf atas tindakan tersebut.

”Mengenai cara publik bertindak, saya tidak pernah mengalami hal itu sebelumnya. Saya ingin meminta maaf. Itu adalah hal yang sama-sama tidak pernah kita inginkan terjadi,” tutur mantan pemain Real Mallorca dan Real Sociedad yang kini membela Middlesbrough itu. Pada laga dini hari kemarin Guinea arus memupus mimpi ke final setelah digilas Ghana tiga gol tanpa balas.

Gol The Black Stars dilesakkan Jordan Ayew pada menit ke- 42 lewat penalti, Mubarak Wakaso (46), dan Andre Ayew (75). Pada final Ghana sudah ditunggu Pantai Gading. Yaya Toure dkk ke final setelah pada laga satu hari sebelumnya melibat Republik Demokratik (RD) Kongo 3-1. Final akan digelar di Bata Minggu (8/2).

DECKY IRAWAN JASRI
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0862 seconds (0.1#10.140)