Jadwal Mundur, PSMS Beruntung
A
A
A
MEDAN - Mundurnya jadwal Divisi Utama Liga Indonesia yang direncanakan bergulir April mendatang, menjadi keuntungan bagi PSMS Medan. Setidaknya, Ayam Kinantan mempunyai waktu untuk berbenah
Pelatih PSMS, Edy Syahputra mengungkapkan mundurnya jadwal ini akan dimanfaatkan untuk menambah amunisi untuk bertarung dalam kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia. Di lini depan, Edy akan menggaet tiga pemain Persis Sorong untuk mempertajam taji Ayam Kinantan. Ketiga pemain Persis Sorong tersebut adalah Benisius Wakom, Oktovianus H Same dan Yohanes Same.
"Ambisi ketiga pemain yang ingin bergabung disebabkan mereka ingin menambah pengalaman dan membela PSMS yang merupakan salah satu tim besar di Liga Indonesia," katanya usai memimpin latihan di Stadion Kebun Bunga, Senin (16/2/2015).
Ia menuturkan, Persis Sorong merupakan salah satu tim tertua di negeri Papua yang telah mencetak pesepakbola yang andal dan tangguh. Persis Sorong pernah melahirkan pemain bintang seperti Boaz Salosa dan Ortisan Salosa.
Sementara itu, prestasi yang diraih dari kota Minyak ini tampil sebagai juara Piala Soeratin pada 1987. "Sebagaimana kita ketahui kota Sorong, masyarakat setempat menganggap sepak bola adalah kultur dan harga diri. Sepak bola adalah olah raga favorit bagi masyarakat. Hal ini membuat para pemain asal Papua selalu tampil dengan semangat juang yang tinggi untuk mengkandaskan perlawanan lawan," pungkasnya.
Sementara itu, CEO PSMS, Sunardi A menjelaskan sosok pemain asal Papua terkenal dengan perjuangan yang pantang menyerah. Perkembangan sepak bola di belahan Timur Indonesia semakin menunjukkan perkembangan yang pesat. Hal ini dibuktikan dengan tim Persipura Jayapura yang tampil sebagai juara ISL. Dahulunya hanya ada tim Persipura, namun saat ini muncul Persidafon, Persiwa Wamena, Persiram Raja Ampat dan Persis Sorong yang berlaga di Liga Nusantara.
Dengan kehadiran tiga pemain Persis Sorong akan membuat PSMS semakin solid untuk memacu prestasi dalam kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2015 yang berada di Grup I. Tidak dipungkuri tim-tim yang ada di Grup I juga telah mempersiapkan tim dengan matang.
"Hal ini harus menjadi perhatian tim pelatih untuk mempersiapkan tim yang lebih dibandingkan tim lawan. Diharapkan dengan kehadiran tiga pemain Persis Sorong, Haris Tuharea, alumni SAD Indonesia, Juned Nurcahyo dari Persib Bandung U-21 dan Safari dari Persijap Jepara dapat menambah daya gedor PSMS untuk berlaga," pungkasnya.
Sebelumnya, Edy tak memungkiri, jika anak asuhnya belum menunjukan karakter PSMS. Inilah yang akan menjadi fokus dirinya mengenjot mental anak asuhnya. Rentetan pertandingan uji coba, bukan hasil yang sepatutunya bagi kontestan Divisi Utama.
Parahnya, dari rangkaian ujicoba tersebut, karakter PSMS belum tampak ditampilkan Tri Yudha Handoko dkk. Edy tak menampik, dirinya masih membutuhkan pemain lainnya. Skuat yang ada, Edy masih ragu akan kemampuan mereka. Untuk hal ini, mantan arsitek PS Gayo Lues tersebut membutuhkan pemain untuk posisi striker, gelandang dan bertahan. Ketiga posisi tersebut, Edy membeberkan, akan diisi pemain yang dinantinya.
Pelatih PSMS, Edy Syahputra mengungkapkan mundurnya jadwal ini akan dimanfaatkan untuk menambah amunisi untuk bertarung dalam kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia. Di lini depan, Edy akan menggaet tiga pemain Persis Sorong untuk mempertajam taji Ayam Kinantan. Ketiga pemain Persis Sorong tersebut adalah Benisius Wakom, Oktovianus H Same dan Yohanes Same.
"Ambisi ketiga pemain yang ingin bergabung disebabkan mereka ingin menambah pengalaman dan membela PSMS yang merupakan salah satu tim besar di Liga Indonesia," katanya usai memimpin latihan di Stadion Kebun Bunga, Senin (16/2/2015).
Ia menuturkan, Persis Sorong merupakan salah satu tim tertua di negeri Papua yang telah mencetak pesepakbola yang andal dan tangguh. Persis Sorong pernah melahirkan pemain bintang seperti Boaz Salosa dan Ortisan Salosa.
Sementara itu, prestasi yang diraih dari kota Minyak ini tampil sebagai juara Piala Soeratin pada 1987. "Sebagaimana kita ketahui kota Sorong, masyarakat setempat menganggap sepak bola adalah kultur dan harga diri. Sepak bola adalah olah raga favorit bagi masyarakat. Hal ini membuat para pemain asal Papua selalu tampil dengan semangat juang yang tinggi untuk mengkandaskan perlawanan lawan," pungkasnya.
Sementara itu, CEO PSMS, Sunardi A menjelaskan sosok pemain asal Papua terkenal dengan perjuangan yang pantang menyerah. Perkembangan sepak bola di belahan Timur Indonesia semakin menunjukkan perkembangan yang pesat. Hal ini dibuktikan dengan tim Persipura Jayapura yang tampil sebagai juara ISL. Dahulunya hanya ada tim Persipura, namun saat ini muncul Persidafon, Persiwa Wamena, Persiram Raja Ampat dan Persis Sorong yang berlaga di Liga Nusantara.
Dengan kehadiran tiga pemain Persis Sorong akan membuat PSMS semakin solid untuk memacu prestasi dalam kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2015 yang berada di Grup I. Tidak dipungkuri tim-tim yang ada di Grup I juga telah mempersiapkan tim dengan matang.
"Hal ini harus menjadi perhatian tim pelatih untuk mempersiapkan tim yang lebih dibandingkan tim lawan. Diharapkan dengan kehadiran tiga pemain Persis Sorong, Haris Tuharea, alumni SAD Indonesia, Juned Nurcahyo dari Persib Bandung U-21 dan Safari dari Persijap Jepara dapat menambah daya gedor PSMS untuk berlaga," pungkasnya.
Sebelumnya, Edy tak memungkiri, jika anak asuhnya belum menunjukan karakter PSMS. Inilah yang akan menjadi fokus dirinya mengenjot mental anak asuhnya. Rentetan pertandingan uji coba, bukan hasil yang sepatutunya bagi kontestan Divisi Utama.
Parahnya, dari rangkaian ujicoba tersebut, karakter PSMS belum tampak ditampilkan Tri Yudha Handoko dkk. Edy tak menampik, dirinya masih membutuhkan pemain lainnya. Skuat yang ada, Edy masih ragu akan kemampuan mereka. Untuk hal ini, mantan arsitek PS Gayo Lues tersebut membutuhkan pemain untuk posisi striker, gelandang dan bertahan. Ketiga posisi tersebut, Edy membeberkan, akan diisi pemain yang dinantinya.
(bbk)