Misi Balas Malu
A
A
A
CAGLIARI - Inter Milan belum sepenuhnya melupakan tragedi di Giuseppe Meazza, 28 September 2014, saat menjamu Cagliari. Menyandang status tuan rumah, I Nerazzurri justru dipermak 1-4 oleh tim tamu.
Luka itu kembali terbuka jelang Inter menyambangi Stadio Sant’Elia, kandang Cagliari. Kekalahan tersebut terjadi saat Inter masih dilatih Walter Mazzarri. Niat meraih angka penuh malah berujung kekalahan 1-4, meski skor sempat imbang 1-1, sebelum kemudian Inter dipaksa menahan malu akibat hattrick Albin Ekdal.
Sekarang, dengan performa yang jauh lebih baik, kesempatan membayar penghinaan itu ada di depan mata. Inter dapat membuat Cagliari merasakan luka yang sama. Jika terlaksana, imbasnya bukan sekadar membalas malu. Pertama, Inter akan berada dalam jalur menyakinkan karena berpeluang pertama kali mencatat tiga kemenangan beruntun di Seri A musim ini.
Mauro Icardi dkk sebelumnya sudah mengalahkan Palermo (3-0) dan Atalanta (4-1). Kedua, menjungkalkan Cagliari berarti terbukanya jalan menuju Eropa. Saat ini Inter terdampar di peringkat 10 dengan 32 angka. Mereka terpaut lima angka dari tiket Liga Europa dan 10 angka dari zona Liga Champions. Melihat inkonsistensi rival , kans Inter memperbaiki peringkat terbuka sangat lebar.
Tapi, Inter tak boleh terlena. Laga Liga Europa melawan Glasgow Celtics memperlihatkan bagaimana tim Kota Mode ini sering terlena saat sudah unggul. Keunggulan 2-0 sejak menit ke-13 berantakan karena Icardi dkk merasa akan memenangkan pertandingan dengan mudah.
“Kami memulai pertandingan dengan sangat baik. Namun, kami kemudian merasa sudah akan memenangkan pertandingan. Kami hanya mendominasi, tapi tanpa intensitas memadai sehingga lawan bisa menyamakan kedudukan. Ini yang harus dibenahi,” kata Pelatih Inter Roberto Mancini.
Belum lagi ada persoalan nonteknis, di antaranya perseteruan pelatih dengan pemain. Ruang ganti Inter kabarnya sedang panas menyusul perselisihan Mancio , sapaan Mancini, dengan Nemanja Vidic. Insiden ini terjadi ketika Inter bermain 3-3 kontra Celtic saat leg pertama babak 32 besar Liga Europa di Celtic Park.
Saat Inter unggul 3-2 dan pertandingan memasuki injury time , kapten Andrea Ranocchia cedera. Mancini langsung bereaksi dengan berencana memasukkan Vidic. Namun, mantan bek Manchester United (MU) itu terlalu lama mempersiapkan diri.
Kesabaran Mancini habis dan memerintahkan Vidic kembali duduk. Ranocchia akhirnya tetap di lapangan dan tidak berapa lama, Cetic menyamakan kedudukan. Itu memicu keributan antara Mancini dan Vidic. “Saat itu saya hanya meminta Vidic bersiap secepatnya karena Ranocchia cedera. Hanya itu yang bisa saya katakan,” ucap Mancini, dilansir football-italia.
Polemik itu untuk sementara harus dilupakan Mancini. Inter perlu konsentrasi penuh lantaran Cagliari bukan tim lemah. Tuan rumah tetap diunggulkan karena pada enam pertemuan terakhir mencatat dua menang, empat imbang.
Di samping itu, tim besutan Gianfranco Zola tersebut berambisi meraih angka penuh. Kemenangan bisa membantu mereka keluar dari degradasi. Saat ini mereka berada di peringkat 18 di atas Cesena dan Parma.
M mirza
Luka itu kembali terbuka jelang Inter menyambangi Stadio Sant’Elia, kandang Cagliari. Kekalahan tersebut terjadi saat Inter masih dilatih Walter Mazzarri. Niat meraih angka penuh malah berujung kekalahan 1-4, meski skor sempat imbang 1-1, sebelum kemudian Inter dipaksa menahan malu akibat hattrick Albin Ekdal.
Sekarang, dengan performa yang jauh lebih baik, kesempatan membayar penghinaan itu ada di depan mata. Inter dapat membuat Cagliari merasakan luka yang sama. Jika terlaksana, imbasnya bukan sekadar membalas malu. Pertama, Inter akan berada dalam jalur menyakinkan karena berpeluang pertama kali mencatat tiga kemenangan beruntun di Seri A musim ini.
Mauro Icardi dkk sebelumnya sudah mengalahkan Palermo (3-0) dan Atalanta (4-1). Kedua, menjungkalkan Cagliari berarti terbukanya jalan menuju Eropa. Saat ini Inter terdampar di peringkat 10 dengan 32 angka. Mereka terpaut lima angka dari tiket Liga Europa dan 10 angka dari zona Liga Champions. Melihat inkonsistensi rival , kans Inter memperbaiki peringkat terbuka sangat lebar.
Tapi, Inter tak boleh terlena. Laga Liga Europa melawan Glasgow Celtics memperlihatkan bagaimana tim Kota Mode ini sering terlena saat sudah unggul. Keunggulan 2-0 sejak menit ke-13 berantakan karena Icardi dkk merasa akan memenangkan pertandingan dengan mudah.
“Kami memulai pertandingan dengan sangat baik. Namun, kami kemudian merasa sudah akan memenangkan pertandingan. Kami hanya mendominasi, tapi tanpa intensitas memadai sehingga lawan bisa menyamakan kedudukan. Ini yang harus dibenahi,” kata Pelatih Inter Roberto Mancini.
Belum lagi ada persoalan nonteknis, di antaranya perseteruan pelatih dengan pemain. Ruang ganti Inter kabarnya sedang panas menyusul perselisihan Mancio , sapaan Mancini, dengan Nemanja Vidic. Insiden ini terjadi ketika Inter bermain 3-3 kontra Celtic saat leg pertama babak 32 besar Liga Europa di Celtic Park.
Saat Inter unggul 3-2 dan pertandingan memasuki injury time , kapten Andrea Ranocchia cedera. Mancini langsung bereaksi dengan berencana memasukkan Vidic. Namun, mantan bek Manchester United (MU) itu terlalu lama mempersiapkan diri.
Kesabaran Mancini habis dan memerintahkan Vidic kembali duduk. Ranocchia akhirnya tetap di lapangan dan tidak berapa lama, Cetic menyamakan kedudukan. Itu memicu keributan antara Mancini dan Vidic. “Saat itu saya hanya meminta Vidic bersiap secepatnya karena Ranocchia cedera. Hanya itu yang bisa saya katakan,” ucap Mancini, dilansir football-italia.
Polemik itu untuk sementara harus dilupakan Mancini. Inter perlu konsentrasi penuh lantaran Cagliari bukan tim lemah. Tuan rumah tetap diunggulkan karena pada enam pertemuan terakhir mencatat dua menang, empat imbang.
Di samping itu, tim besutan Gianfranco Zola tersebut berambisi meraih angka penuh. Kemenangan bisa membantu mereka keluar dari degradasi. Saat ini mereka berada di peringkat 18 di atas Cesena dan Parma.
M mirza
(ftr)