Pengukuhan Tim Balap Sepeda Pelatda Jawa Barat Ricuh
A
A
A
BANDUNG - Pengukuhan tim Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) Jawa Barat untuk cabang olahraga balap sepeda oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jabar berlangsung ricuh. Kericuhan tersebut dipicu masih adanya dualisme di tubuh pengurus Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI) Jabar.
Sesaat sebelum KONI Jabar melakukan prosesi pengukuhan yang ditandai dengan pemakaian jersey balap kepada para atlet. Pengurus ISSI Jabar pimpinan Taih Minarno masuk ke tengah acara menolak agenda pengukuhan tersebut karena diniai tidak sesuai aturan. Pasalnya pada kesempatan itu acara juga lebih dulu dihadiri kepengurusan ISSI Jabar pimpinan Ato Hermanto.
Merasa terganggu dan dinilai mempengaruhi psikologis atlet yang saat itu akan dikukuhkan, sejumlah atlet pun naik pitam dan menyampaikan kekecewaannya kepada kubu Taih karena dianggap tidak sopan langsung merangsek masuk ke dalam acara yang sebelumnya berjalan damai.
Sebut saja Tonton Susanto, atlet andalan Jabar ini terpancing amarahnya dan meminta rombongan Taih meninggalkan aula dan tidak mengganggu pelaksanaan pengukuhan. Bukan hanya itu, atlet balap sepeda potensial Jabar, Kusmawati Yazid pun menyampaikan kekecewaannya di tengah kisruh. Ia juga meminta semua pihak untuk menghargai acara itu. Pasalnya agenda tersebut merupakan awal dari gerbang perjuangan atlet sebelum masuk camp konsentrasi.
Salah satu pelatih MTB Jabar, Oki Respati menegaskan, dirinya malu karena tindakan yang dilakukan tidak secara sopan dan bahkan sangat mengganggu kelancaran dan keamanan agenda. "Terus terang, saya tidak mau dipimpin oleh pengurus yang anarkis dan tidak tahu etika. Padahal sebelumnya acara berjalan dengan lancar. Dan di sini terkumpul atlet dari semua daerah. Kita memang lawan di ajang porda, tadi di sini kita bersatu untuk Jabar Kahiji. Kita butuh kepastian untuk pelaksanaan pelatda karena permasalahan organisasi ini secara tidak langsung bisa mempengaruhi psikologis atlet," tegas Oki.
Untuk menciptakan ketentraman dan keamanan, KONI Jabar melalui Satuan Pelaksana (Satlak) Pelatda PON XIX pun mengambil alih kegiatan dan melanjutkan prosesi pengukuhan pasca kondisi mulai kembali normal. "Pengukuhan ini menjadi bagian khusus untuk pemberian motivasi karena pengukuhan pelatda sendiri secara resmi sudah dilakukan saat pelantikan kepengurusan KONI Jabar beberapa waktu silam. Atlet ini merupakan potensi Jabar, jadi kami lakukan ambil alih karena kepengurusan ISSI Jabar masih bermasalah. Dan kami tidak melihat masalah apa itu yang terpenting bagi kami adalah bagaimana menyelamatkan para atlet dan pelatih," kata Komandan satlak KONI Jabar Verdia Yosef kepada wartawan, Minggu (22/2/2015) kemarin.
Pada pengukuhan tersebut, sebanyak 25 atlet dan tujuh orang pelatih dikukuhkan sebagai tim Pelatda Balap Sepeda Jabar untuk PON XIX/2016. Mereka terdiri dari atlet di nomor road race, trek, BMX, Cross Country dan Down Hill. Pada PON XIX/2016 saat Jabar menjadi tuan rumah, cabang olahraga balap sepeda menjadi salah satu cabang olahraga unggulan. Dari cabang olahraga tersebut, diharapkan bisa menyumbang minimal sembilan medali emas.
Sesaat sebelum KONI Jabar melakukan prosesi pengukuhan yang ditandai dengan pemakaian jersey balap kepada para atlet. Pengurus ISSI Jabar pimpinan Taih Minarno masuk ke tengah acara menolak agenda pengukuhan tersebut karena diniai tidak sesuai aturan. Pasalnya pada kesempatan itu acara juga lebih dulu dihadiri kepengurusan ISSI Jabar pimpinan Ato Hermanto.
Merasa terganggu dan dinilai mempengaruhi psikologis atlet yang saat itu akan dikukuhkan, sejumlah atlet pun naik pitam dan menyampaikan kekecewaannya kepada kubu Taih karena dianggap tidak sopan langsung merangsek masuk ke dalam acara yang sebelumnya berjalan damai.
Sebut saja Tonton Susanto, atlet andalan Jabar ini terpancing amarahnya dan meminta rombongan Taih meninggalkan aula dan tidak mengganggu pelaksanaan pengukuhan. Bukan hanya itu, atlet balap sepeda potensial Jabar, Kusmawati Yazid pun menyampaikan kekecewaannya di tengah kisruh. Ia juga meminta semua pihak untuk menghargai acara itu. Pasalnya agenda tersebut merupakan awal dari gerbang perjuangan atlet sebelum masuk camp konsentrasi.
Salah satu pelatih MTB Jabar, Oki Respati menegaskan, dirinya malu karena tindakan yang dilakukan tidak secara sopan dan bahkan sangat mengganggu kelancaran dan keamanan agenda. "Terus terang, saya tidak mau dipimpin oleh pengurus yang anarkis dan tidak tahu etika. Padahal sebelumnya acara berjalan dengan lancar. Dan di sini terkumpul atlet dari semua daerah. Kita memang lawan di ajang porda, tadi di sini kita bersatu untuk Jabar Kahiji. Kita butuh kepastian untuk pelaksanaan pelatda karena permasalahan organisasi ini secara tidak langsung bisa mempengaruhi psikologis atlet," tegas Oki.
Untuk menciptakan ketentraman dan keamanan, KONI Jabar melalui Satuan Pelaksana (Satlak) Pelatda PON XIX pun mengambil alih kegiatan dan melanjutkan prosesi pengukuhan pasca kondisi mulai kembali normal. "Pengukuhan ini menjadi bagian khusus untuk pemberian motivasi karena pengukuhan pelatda sendiri secara resmi sudah dilakukan saat pelantikan kepengurusan KONI Jabar beberapa waktu silam. Atlet ini merupakan potensi Jabar, jadi kami lakukan ambil alih karena kepengurusan ISSI Jabar masih bermasalah. Dan kami tidak melihat masalah apa itu yang terpenting bagi kami adalah bagaimana menyelamatkan para atlet dan pelatih," kata Komandan satlak KONI Jabar Verdia Yosef kepada wartawan, Minggu (22/2/2015) kemarin.
Pada pengukuhan tersebut, sebanyak 25 atlet dan tujuh orang pelatih dikukuhkan sebagai tim Pelatda Balap Sepeda Jabar untuk PON XIX/2016. Mereka terdiri dari atlet di nomor road race, trek, BMX, Cross Country dan Down Hill. Pada PON XIX/2016 saat Jabar menjadi tuan rumah, cabang olahraga balap sepeda menjadi salah satu cabang olahraga unggulan. Dari cabang olahraga tersebut, diharapkan bisa menyumbang minimal sembilan medali emas.
(bbk)