Tewasnya Tujuh Bonek Dikenang di Kemenpora
A
A
A
JAKARTA - Tujuh anggota Bonek dikenang di Kemenpora saat kelompok pendukung setia Persebaya Surabaya menggelar aksi damain. Bonek menuntut agar verifikasi yang terhadap badan hukum klub Kota Pahlawan itu diulang.
Sebanyak 30 orang suporter Persebaya yang tergabung dalam Arek Bonek 1927 kompak mengenakan kostum hijau, warna ikonik klub lawas Surabaya. Mereka yang belum mengantongi izin kepolisian untuk menggelar aksi, diizinkan masuk setelah taat pada rambu yang dikeluarkan petugas keamanan Kantor Kemenpora. (Baca juga : Tolak Verifikasi BOPI, Bonek Geruduk Kantor Kemenpora)
Andie Pecie, pria bertopi yang baru mendarat Kamis (26/2/2015) pagi di Jakarta menuturkan, dia rela meninggalkan keluarganya di Surabaya untuk menuntut kejelasan badan hukum yang menaungi klub kesayangannya di kota Pahlawan. Bukan hanya menyebabkan 'gap' antara dua kelompok Bonek. Kepada Sindonews, dia berkisah tentang dualisme yang menyebabkan kematian tujuh orang rekannya di Jawa Timur saat menggelar aksi serupa.
"Mereka tujuh orang yang tewas itu kejadiannya ada di sejumlah tempat, tapi dalam konteks sedang mendukung legalitas PT Persebaya Indonesia," katanya saat berbincang.
Andie mengatakan, kematian tujuh rekannya sesama suporter ketika kompetisi sepak bola dalam negeri berjargon Indonesian Premier League (IPL) berlangsung. Tujuh orang tersebut, semuanya tewas dalam kurun waktu dua tahun, sejak 2011 hingga 2012. "Lima orang tewas di Lamongan, kemudian di Sidoarjo ada satu orang dan satu orang lagi tewas di Surabaya, semuanya meninggal di stadion," ujarnya.
Andie mengatakan, hingga saat ini belum ada keadilan untuk tujuh orang suporter yang tewas itu padahal Bonek telah membuat pengaduan kepada Polda Jawa Timur dan Komisi Hak Asasi Manusia (Komnasham) setempat. Andie bahkan sempat dibacok orang tidak dikenal, ketika memperjuangkan hal serupa di Surabaya.
Dia dan kelompoknya berharap, dengan adanya aksi dan dialog bersama Deputi di Kemenpora, dualisme badan hukum antara PT Mitra Muda Inti Berlian (yang diakui PT Liga Indonesia) dan PT Persebaya Indonesia bisa segera terselesaikan sehingga tidak lagi memakan korban.
Sebelumnya diberitakan, Bonek mendatangi gedung Kantor Kementrian Pemuda dan Olahraga di Senayan, Jakarta untuk mengadukan dualisme di internal klub pada pemerintah. Kelompok yang menamai dirinya dengan Arek Bonek 1927 mengancam akan mengerahkan massa lebih banyak jika BOPI tidak segera menggelar verifikasi ulang Persebaya Surabaya. (Baca juga : Bonek Tuntut BOPI Verifikasi Ulang)
Sebanyak 30 orang suporter Persebaya yang tergabung dalam Arek Bonek 1927 kompak mengenakan kostum hijau, warna ikonik klub lawas Surabaya. Mereka yang belum mengantongi izin kepolisian untuk menggelar aksi, diizinkan masuk setelah taat pada rambu yang dikeluarkan petugas keamanan Kantor Kemenpora. (Baca juga : Tolak Verifikasi BOPI, Bonek Geruduk Kantor Kemenpora)
Andie Pecie, pria bertopi yang baru mendarat Kamis (26/2/2015) pagi di Jakarta menuturkan, dia rela meninggalkan keluarganya di Surabaya untuk menuntut kejelasan badan hukum yang menaungi klub kesayangannya di kota Pahlawan. Bukan hanya menyebabkan 'gap' antara dua kelompok Bonek. Kepada Sindonews, dia berkisah tentang dualisme yang menyebabkan kematian tujuh orang rekannya di Jawa Timur saat menggelar aksi serupa.
"Mereka tujuh orang yang tewas itu kejadiannya ada di sejumlah tempat, tapi dalam konteks sedang mendukung legalitas PT Persebaya Indonesia," katanya saat berbincang.
Andie mengatakan, kematian tujuh rekannya sesama suporter ketika kompetisi sepak bola dalam negeri berjargon Indonesian Premier League (IPL) berlangsung. Tujuh orang tersebut, semuanya tewas dalam kurun waktu dua tahun, sejak 2011 hingga 2012. "Lima orang tewas di Lamongan, kemudian di Sidoarjo ada satu orang dan satu orang lagi tewas di Surabaya, semuanya meninggal di stadion," ujarnya.
Andie mengatakan, hingga saat ini belum ada keadilan untuk tujuh orang suporter yang tewas itu padahal Bonek telah membuat pengaduan kepada Polda Jawa Timur dan Komisi Hak Asasi Manusia (Komnasham) setempat. Andie bahkan sempat dibacok orang tidak dikenal, ketika memperjuangkan hal serupa di Surabaya.
Dia dan kelompoknya berharap, dengan adanya aksi dan dialog bersama Deputi di Kemenpora, dualisme badan hukum antara PT Mitra Muda Inti Berlian (yang diakui PT Liga Indonesia) dan PT Persebaya Indonesia bisa segera terselesaikan sehingga tidak lagi memakan korban.
Sebelumnya diberitakan, Bonek mendatangi gedung Kantor Kementrian Pemuda dan Olahraga di Senayan, Jakarta untuk mengadukan dualisme di internal klub pada pemerintah. Kelompok yang menamai dirinya dengan Arek Bonek 1927 mengancam akan mengerahkan massa lebih banyak jika BOPI tidak segera menggelar verifikasi ulang Persebaya Surabaya. (Baca juga : Bonek Tuntut BOPI Verifikasi Ulang)
(bbk)