Perang Dua Predator
A
A
A
LONDON - Pertemuan Queens Park Rangers (QPR) dengan Tottenham Hotspur bukan sekadar soal derby London. Laga yang berlangsung di Loftus Road Stadium itu juga akan menyajikan adu tajam dua predator.
Secara teknis, pertandingan itu menjadi ajang menyelamatkan diri bagi kedua tim. QPR yang menempati peringkat 18 sedang berusaha keluar dari zona degradasi. Sukses pada laga kandang itu bisa membuat tim asuhan Chris Ramsey tersebut naik satu tingkat, menggeser Aston Villa yang terpaut tiga angka.
Sementara Spursbermaksud merebut tiket Eropa. The Lilywhites saat ini berada di peringkat 7, terpisah empat angka dari Liverpool di peringkat 5 dan enam angka dengan Manchester United (MU) di peringkat 4. Kemenangan atas QPR setidaknya membuka peluang tampil di Liga Europa. Tapi, label derbytetap menjadi bumbu laga rivalitas. Apalagi, mereka saling mengalahkan.
Dari 10 pertemuan terakhir, Spursmencatat lima menang, dua imbang, dan tiga kalah. Tuan rumah pasti ingin membalas penghinaan ketika dibantai empat gol tanpa balas saat bertandang ke White Hart Lane, 28 Agustus lalu. Upaya QPR menghindari tiga kekalahan beruntun menjadi daya tarik tersendiri. The Hoopstentu enggan terluka lagi seperti ketika dihajar Hull City (1-2) dan Arsenal (1-2).
“Masalahnya, dengan kompetisi selevel Liga Primer, Anda tidak bisa terus dilanda kesialan. Anda tidak bisa terus menerus meminta maaf. Pada akhirnya, hanya angka yang penting,” ucap Chris Ramsey kepada Sky Sport. Tak kalah seru tentu adu tajam antara Charlie Austin versus Hary Kane. Mereka merupakan anggota empat besar top skor sementara atau pemain tersubur asal Inggris musim ini.
Austin menghasilkan 15 gol bagi QPR, sedangkan Kane mencetak 14 gol untuk Spurs. Mereka hanya tertinggal dari Sergio Aguero (17) dan Diego Costa (17). Austin menyuplai 53% dari total 28 gol QPR di Liga Primer, tercipta dari 94 upaya. Kane menyumbang 31% dari keseluruhan 44 gol Spurs, hasil dari 72 percobaan.
Melihat selisih dengan rival di atas cukup tipis, salah satu dari mereka mungkin saja bakal merebut pucuk pimpinan. Lalu, siapa yang bakal memenangkan pertempuran itu? Austin diyakini punya peluang lebih besar. Pemain berusia 25 tahun ini terus mencetak gol selama dua pertandingan beruntun, yakni melawan Hull City dan Arsenal. Sementara Kane belum pernah lagi menjebol gawang lawan dalam tiga partai terakhir.
Terakhir kali Kane mencetak gol saat Spursditahan West Ham United 2-2, 22 Februari lalu. “Sangat sulit mengangkat moral pemain setelah kalah saat final (Capital One) dari Chelsea. Tapi, kami mampu menunjukkan bisa bangkit dari keterpurukan,” sebut Arsitek SpursMauricio Pochettino.
Austin dan Kane memang diharapkan bisa mencetak banyak gol pada musim ini. Setidaknya mereka punya kans besar menghancurkan dominasi bomber asing yang selama beberapa tahun terakhir selalu menggondol Sepatu Emas. Alhasil, Inggris masih memiliki penyerang berkualitas.
M mirza
Secara teknis, pertandingan itu menjadi ajang menyelamatkan diri bagi kedua tim. QPR yang menempati peringkat 18 sedang berusaha keluar dari zona degradasi. Sukses pada laga kandang itu bisa membuat tim asuhan Chris Ramsey tersebut naik satu tingkat, menggeser Aston Villa yang terpaut tiga angka.
Sementara Spursbermaksud merebut tiket Eropa. The Lilywhites saat ini berada di peringkat 7, terpisah empat angka dari Liverpool di peringkat 5 dan enam angka dengan Manchester United (MU) di peringkat 4. Kemenangan atas QPR setidaknya membuka peluang tampil di Liga Europa. Tapi, label derbytetap menjadi bumbu laga rivalitas. Apalagi, mereka saling mengalahkan.
Dari 10 pertemuan terakhir, Spursmencatat lima menang, dua imbang, dan tiga kalah. Tuan rumah pasti ingin membalas penghinaan ketika dibantai empat gol tanpa balas saat bertandang ke White Hart Lane, 28 Agustus lalu. Upaya QPR menghindari tiga kekalahan beruntun menjadi daya tarik tersendiri. The Hoopstentu enggan terluka lagi seperti ketika dihajar Hull City (1-2) dan Arsenal (1-2).
“Masalahnya, dengan kompetisi selevel Liga Primer, Anda tidak bisa terus dilanda kesialan. Anda tidak bisa terus menerus meminta maaf. Pada akhirnya, hanya angka yang penting,” ucap Chris Ramsey kepada Sky Sport. Tak kalah seru tentu adu tajam antara Charlie Austin versus Hary Kane. Mereka merupakan anggota empat besar top skor sementara atau pemain tersubur asal Inggris musim ini.
Austin menghasilkan 15 gol bagi QPR, sedangkan Kane mencetak 14 gol untuk Spurs. Mereka hanya tertinggal dari Sergio Aguero (17) dan Diego Costa (17). Austin menyuplai 53% dari total 28 gol QPR di Liga Primer, tercipta dari 94 upaya. Kane menyumbang 31% dari keseluruhan 44 gol Spurs, hasil dari 72 percobaan.
Melihat selisih dengan rival di atas cukup tipis, salah satu dari mereka mungkin saja bakal merebut pucuk pimpinan. Lalu, siapa yang bakal memenangkan pertempuran itu? Austin diyakini punya peluang lebih besar. Pemain berusia 25 tahun ini terus mencetak gol selama dua pertandingan beruntun, yakni melawan Hull City dan Arsenal. Sementara Kane belum pernah lagi menjebol gawang lawan dalam tiga partai terakhir.
Terakhir kali Kane mencetak gol saat Spursditahan West Ham United 2-2, 22 Februari lalu. “Sangat sulit mengangkat moral pemain setelah kalah saat final (Capital One) dari Chelsea. Tapi, kami mampu menunjukkan bisa bangkit dari keterpurukan,” sebut Arsitek SpursMauricio Pochettino.
Austin dan Kane memang diharapkan bisa mencetak banyak gol pada musim ini. Setidaknya mereka punya kans besar menghancurkan dominasi bomber asing yang selama beberapa tahun terakhir selalu menggondol Sepatu Emas. Alhasil, Inggris masih memiliki penyerang berkualitas.
M mirza
(bbg)