Respek Terhadap Promotor Tinju Kurang, Chris John Kritik Pemerintah
A
A
A
JAKARTA - Kurangnya minat masyarakat Indonesia untuk menekuni olah raga tinju tidak terlepas dari sikap pemerintah dalam hal ini Kemenpora, yang terlihat cuek dalam mengembangkan olah raga yang terkenal dengan permainan fisiknya tersebut. Chris John misalnya, sebagai seorang promotor tinju ia merasa sedih melihat rekan profesinya harus merogoh uang dari kantongnya sendiri untuk menggelar pertarungan.
Chris John mengatakan pemerintah sebenarnya mempunyai niat mengembangkan olah raga tinju di Tanah Air. Tapi, tambah dia, pada akhirnya kembali lagi kepada masing-masing promotor.
Artinya, promotor tinju inilah yang memberikan jalan kepada petinju tanah air untuk merasakan popularitas dari cabang olah raga yang ditekuninya tersebut. Tapi ada kendala yang dirasakan promotor tinju setiap kali akan menggelar pertarungan.
Karena promotor tinju terpaksa mengeluarkan uang pribadi untuk mencetak petinju andal Tanah Air. Padahal tanpa adanya tangan dingin dari seseorang yang menekuni pekerjaan itu, tidak mungkin Indonesia bisa mencetak petinju berbakat. Itulah sepenggal potret atau gambaran perkembangan tinju di tanah air.
"Masih belum bisa memungkinkan untuk promotor menggelar pertandingan. Saya pikir kalau jadi promotor harus yang mau mengeluarkan uang. Dunia tinju kita Muhammad Rahman misalnya, dia harus mengeluarkan uang hanya untuk menggelar petarungan. Inikan tidak betul," terang Chris John ketika dihubungi Sindonews, Selasa (17/3/2015).
Ketika disinggung apakah pemerintah kurang begitu respek terhadap promotor tinju di Indonesia, mantan pemegang sabuk juara WBA Super menjawab: "Mungkin kondisinya kurang memungkinkan," tukasnya.
Chris John mengatakan pemerintah sebenarnya mempunyai niat mengembangkan olah raga tinju di Tanah Air. Tapi, tambah dia, pada akhirnya kembali lagi kepada masing-masing promotor.
Artinya, promotor tinju inilah yang memberikan jalan kepada petinju tanah air untuk merasakan popularitas dari cabang olah raga yang ditekuninya tersebut. Tapi ada kendala yang dirasakan promotor tinju setiap kali akan menggelar pertarungan.
Karena promotor tinju terpaksa mengeluarkan uang pribadi untuk mencetak petinju andal Tanah Air. Padahal tanpa adanya tangan dingin dari seseorang yang menekuni pekerjaan itu, tidak mungkin Indonesia bisa mencetak petinju berbakat. Itulah sepenggal potret atau gambaran perkembangan tinju di tanah air.
"Masih belum bisa memungkinkan untuk promotor menggelar pertandingan. Saya pikir kalau jadi promotor harus yang mau mengeluarkan uang. Dunia tinju kita Muhammad Rahman misalnya, dia harus mengeluarkan uang hanya untuk menggelar petarungan. Inikan tidak betul," terang Chris John ketika dihubungi Sindonews, Selasa (17/3/2015).
Ketika disinggung apakah pemerintah kurang begitu respek terhadap promotor tinju di Indonesia, mantan pemegang sabuk juara WBA Super menjawab: "Mungkin kondisinya kurang memungkinkan," tukasnya.
(bbk)