Lolongan I Lupi

Selasa, 24 Maret 2015 - 09:25 WIB
Lolongan I Lupi
Lolongan I Lupi
A A A
CESENA - AS Roma akhirnya bisa kembali melolong. Il Lupi terbangun dari tidurnya dan memangsa Cesena 1-0 di Stadio Dino Manuzzi, dini hari kemarin. Hasil yang membuat pasukan Serigala tetap optimistis merebut scudetto musim ini.

Meski kurang meyakinkan, gol tunggal Daniel de Rossi (41) sangat berarti bagi Roma. Tim asuhan Rudi Garcia itu akhirnya bisa menang setelah terpeleset selama lima laga terbaru di semua kompetisi. Sebelumnya mereka mencatat tiga imbang berturut-turut dan dua kalah beruntun. Hasil itu juga menjadi kemenangan pertama Roma di Seri A selama dua bulan belakangan.

Il Lupisebelumnya ditahan Parma (0-0), Hellas Verona (1-1), Juventus (1-1), Chievo (0-0), dan ditaklukkan Sampdoria (0-2). Alhasil, Radja Nainggolan dkk tetap bertahan sebagai runner-updi klasemen sementara. Ini dianggap tanda bakal berakhirnya periode buruk. “Para pemain membuktikan bahwa mereka bersatu.

Mereka menunjukkan karakter di masa yang sulit, khususnya saat ini, di mana tim-tim besar sulit menang, bahkan kalah,” kata Garcia, dilansir Football Italia. Hasil positif itu pun mengurangi tekanan yang mendera seluruh penghuni Stadio Olimpico. Setidaknya ini bisa meredakan kemarahan dan kekecewaan pendukung.

Publik terus mengkritik Roma karena tidak stabil sepanjang 2015, yang berimbas menipisnya kans memenangkan Seri A. “Tim solid dan fokus. Saya pikir ini merupakan pertanda bagus. Seperti yang saya katakan kepada mereka pekan ini, kami semua bersama (klub, para pemain, pelatih, dan fans) bisa membalikkan periode ini jadi musim yang bagus,” ujar Garcia.

Intinya, sukses De Rossi menaklukkan kiper Nicola Leali mengembuskan angin segar di kamar ganti. Ini bisa dimaklumi mengingat Roma gagal mencetak gol pada dua pertandingan terkini. Berkat jasa De Rossi pula harapan Roma meraih scudettotetap terbuka. Roma menjaga selisihnya dengan Juventus, yang sehari sebelumnya mengalahkan Genoa 1-0, tetap 14 angka.

Defisit itu masih bisa dikejar karena tersedia 10 pertandingan atau 30 angka yang diperebutkan, meski selisih itu cukup sulit dipangkas karena Roma wajib memenangkan seluruhnya. Agar syarat itu terpenuhi, Roma tidak boleh berpesta terlalu lama. Mereka belum sepenuhnya terbebas dari siklus negatif.

Roma belum pernah meraih kemenangan beruntun di Seri A sejak pergantian tahun. Setelah memetik kemenangan, Roma rata-rata bermain imbang di empat laga Seri A selanjutnya, sebelum meraih angka penuh lagi. Mengacu siklus itu, Roma mungkin saja terjegal lagi dan memetik hasil imbang. Ini yang perlu diperhatikan mengingat sejumlah lawan tersisa termasuk kuat.

Setelah ini Roma akan menjamu Napoli, yang notabene anggota 5 besar di Stadio Olimpico, Sabtu (4/4). Mereka juga dijadwalkan bentrok dengan Inter Milan, Minggu (26/4), AC Milan, Minggu (10/5), dan Lazio, Minggu (24/5). “Kami hanya perlu melalui laga demi laga hingga akhir musim nanti. Tak perlu menatap terlalu jauh dan membuat perhitungan.

Kami hanya fokus untuk merebut tiga angka di setiap pekan,” tutur pelatih asal Prancis itu. Di lain pihak, Lazio tidak berhenti merongrong tetangganya. Lazio meneror Roma setelah mengempaskan Hellas Verona 2-0 di Stadio Olimpico. Itu berujung enam kemenangan tanpa henti Lazio di Seri A. Kemenangan itu membuat defisit ketertinggalan dari Roma tetap satu poin.

M mirza
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9920 seconds (0.1#10.140)