Michel Platini Hattrick Pimpin UEFA
A
A
A
SWISS - Michel Platini kembali terpilih sebagai Presiden UEFA untuk ketiga kalinya, setelah tidak ada pesaing lain yang mendaftar. Dilansir Sportsmole, Selasa (24/3/2015) legenda Prancis berusia 59 tahun itu akan kembali meneruskan perannya memimpin UEFA setidaknya hingga 2019, mendatang.
Pertama kali Platini menjadi Presiden UEFA pada 2007 dengan mengambil alih posisi pimpinan dari Lennart Johansson. Empat tahun kemudian, yakni 2011, mantan legenda Juventus itu kembali jadi nakhoda otoritas sepak bola tertinggi di Eropa. Selama era Platini, ia banyak mengeluarkan terobosan dalam sepak bola khususnya di Eropa.
Di antaranya ‘Finance Fair Play Regulation’, yang mengatur pengeluaran setiap klub agar tidak terjebak dalam ‘negative cash flow’. Kebijakan ini dilakukan untuk menghindari kekurangan dana yang membuat pihak klub kesulitan mengatur keuangan yang sehat di dalam.
Platini juga santer dalam tindakan memerangi tindakan rasisme yang sampai saat ini belum betul-betul hilang. Di antaranya, hukuman 10 pertandingan bagi pemain manapun yang melakukan tindakan rasisme. Selain itu, Platini juga di belakang Piala Eropa 2020 nanti yang akan diselenggarakan di 13 negara berbeda. Ini terkait dengan efisiensi penyelenggaraan event Euro di tengah kondisi moneter Eropa yang belum benar-benar pulih.
Pertama kali Platini menjadi Presiden UEFA pada 2007 dengan mengambil alih posisi pimpinan dari Lennart Johansson. Empat tahun kemudian, yakni 2011, mantan legenda Juventus itu kembali jadi nakhoda otoritas sepak bola tertinggi di Eropa. Selama era Platini, ia banyak mengeluarkan terobosan dalam sepak bola khususnya di Eropa.
Di antaranya ‘Finance Fair Play Regulation’, yang mengatur pengeluaran setiap klub agar tidak terjebak dalam ‘negative cash flow’. Kebijakan ini dilakukan untuk menghindari kekurangan dana yang membuat pihak klub kesulitan mengatur keuangan yang sehat di dalam.
Platini juga santer dalam tindakan memerangi tindakan rasisme yang sampai saat ini belum betul-betul hilang. Di antaranya, hukuman 10 pertandingan bagi pemain manapun yang melakukan tindakan rasisme. Selain itu, Platini juga di belakang Piala Eropa 2020 nanti yang akan diselenggarakan di 13 negara berbeda. Ini terkait dengan efisiensi penyelenggaraan event Euro di tengah kondisi moneter Eropa yang belum benar-benar pulih.
(akr)