Los Cafeteros Ingin Menjaga Hegemoni
A
A
A
ABU DHABI - Kolombia ingin memaksimalkan uji coba terakhir sebelum mengikuti Piala Amerika (Copa America) 2015. Los Cafeteros bertekad mengalahkan Kuwait saat bentrok di Mohammed Bin Zayed Stadium, Abu zabi, Abu Dhabi, malam ini.
Kolombia menjaga catatan fantastis mereka dengan mencukur Bahrain 6-0, Jumat (27/3). Hasil itu berujung lima kemenangan berturut-turut selama mengikuti laga persahabatan, terhitung sejak 11 Oktober 2014. Sekarang tim asuhan Jose Pekerman itu tinggal menyisakan satu partai lagi sebelum merantau ke Cile, Juni nanti.
Kolombia bertekad memenangi duel tersebut demi menjaga moral dan psikologis pemain. Semangat Radamel Falcao dkk tentunya akan tetap tinggi jika mengunjungi Cile dengan membawa catatan kemenangan beruntun. ”Kami siap membuat timnas Kolombia semakin kuat,” ucap Falcao, dilansir Soccerway. Alasan lain mengapa Kolombia bermaksud menjinakkan Kuwait untuk menghindari deja vu.
Saat hendak mengikuti Piala Amerika 2011, Kolombia dikalahkan Cile 0-2 pada uji coba terakhir. Imbasnya, langkah Kolombia hanya sampai perempat final lantaran disingkirkan Peru. Di Piala Amerika kali ini, Kolombia tergabung di Grup C yang ikut dihuni Brasil, Peru, dan Venezuela. Artinya, Kolombia perlu persiapan matang supaya bisa selamat dari grup neraka ini.
”Skuad Kolombia banyak berisi pemain muda. Kami semua memiliki tujuan untuk menjadikan tim ini semakin kuat dan menjadi elite,” kata Falcao. Karena itu, Kolombia enggan meremehkan lawan, sekalipun Kuwait belum pernah menang dari enam laga terbarunya. Rekor tiga kekalahan tanpa henti Kuwait selama 2015 juga tidak membuat Kolombia merasa jumawa.
Tim besutan Nabil Maaloul itu sempat dihajar Australia (4-1), Korea Selatan (1-0), dan Oman (1-0). Falcao sendiri berjanji akan mengerahkan segenap kemampuannya. Penyerang AS Monaco yang dipinjam Manchester United (MU) itu bakal berusaha mencetak gol lagi, seperti saat dua kali menjebol gawang Bahrain. ”Ini akan menjadi laga berbeda dibanding sebelumnya.
Kuwait punya karakter berbeda dari lawanlawan yang pernah kami hadapi. Ini bisa menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman kami. Mungkin saja ada tim (di Piala Amerika 2015) yang gaya bermainnya seperti Kuwait,” tutur Pekerman.
M mirza
Kolombia menjaga catatan fantastis mereka dengan mencukur Bahrain 6-0, Jumat (27/3). Hasil itu berujung lima kemenangan berturut-turut selama mengikuti laga persahabatan, terhitung sejak 11 Oktober 2014. Sekarang tim asuhan Jose Pekerman itu tinggal menyisakan satu partai lagi sebelum merantau ke Cile, Juni nanti.
Kolombia bertekad memenangi duel tersebut demi menjaga moral dan psikologis pemain. Semangat Radamel Falcao dkk tentunya akan tetap tinggi jika mengunjungi Cile dengan membawa catatan kemenangan beruntun. ”Kami siap membuat timnas Kolombia semakin kuat,” ucap Falcao, dilansir Soccerway. Alasan lain mengapa Kolombia bermaksud menjinakkan Kuwait untuk menghindari deja vu.
Saat hendak mengikuti Piala Amerika 2011, Kolombia dikalahkan Cile 0-2 pada uji coba terakhir. Imbasnya, langkah Kolombia hanya sampai perempat final lantaran disingkirkan Peru. Di Piala Amerika kali ini, Kolombia tergabung di Grup C yang ikut dihuni Brasil, Peru, dan Venezuela. Artinya, Kolombia perlu persiapan matang supaya bisa selamat dari grup neraka ini.
”Skuad Kolombia banyak berisi pemain muda. Kami semua memiliki tujuan untuk menjadikan tim ini semakin kuat dan menjadi elite,” kata Falcao. Karena itu, Kolombia enggan meremehkan lawan, sekalipun Kuwait belum pernah menang dari enam laga terbarunya. Rekor tiga kekalahan tanpa henti Kuwait selama 2015 juga tidak membuat Kolombia merasa jumawa.
Tim besutan Nabil Maaloul itu sempat dihajar Australia (4-1), Korea Selatan (1-0), dan Oman (1-0). Falcao sendiri berjanji akan mengerahkan segenap kemampuannya. Penyerang AS Monaco yang dipinjam Manchester United (MU) itu bakal berusaha mencetak gol lagi, seperti saat dua kali menjebol gawang Bahrain. ”Ini akan menjadi laga berbeda dibanding sebelumnya.
Kuwait punya karakter berbeda dari lawanlawan yang pernah kami hadapi. Ini bisa menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman kami. Mungkin saja ada tim (di Piala Amerika 2015) yang gaya bermainnya seperti Kuwait,” tutur Pekerman.
M mirza
(bbg)