Pelampiasan Coentrao
A
A
A
LISABON - Terbuang dari starting line-up Real Madrid membuat Fabio Coentrao marah. Kemarahan itu ditunjukkan dengan tampil bagus bersama tim nasional Portugal pada kualifikasi Piala Eropa 2016.
Coentrao menjadi bintang kemenangan 2-1 tim Samba Eropa atas Serbia di Estadio da Luz Lisabon, dini hari kemarin. Full back kelahiran Vila do Conde, 11 Maret 1988, itu mencetak satu gol dan berperan besar pada lahirnya gol Ricardo Carvalho. Ini gol kelima Coentrao dari 48 penampilan bersama Portugal pada semua ajang.
“Ini skuad yang siap bekerja keras untuk mencapai tujuan. Kemenangan atas Denmark dan Armenia di kualifikasi dan Argentina di laga uji coba membuat kami mulai menemukan ritme kemenangan. Tugas kami adalah menjaga dan melanjutkannya,” ungkap Fernando Santos, dilansir portugoal.net.
Sepanjang musim ini, Coentrao lebih banyak menghabiskan waktu dengan duduk manis di benchdan tribune VIP Estadio Santiago Bernabeu karena cedera atau hukuman kartu. Catatan menunjukkan, dia baru tujuh kali merumput di Primera Liga musim ini. Bahkan, pada el clasico di Camp Nou, beberapa waktu lalu, Coentrao tidak masuk daftar pemain inti maupun cadangan.
Uniknya, keberhasilan Coentrao bangkit dari keterpurukan juga simetris dengan performa Portugal di bawah kendali Santos. Bagi mantan pelatih timnas Yunani itu, tiga poin atas Serbia kian membuktikan kualitas yang dimilikinya. Sejak menggantikan Paulo Bento, September tahun lalu, dia mampu mengembalikan Portugal, yang sempat terpuruk, ke bentuk permainan terbaik.
Sejauh ini Santos telah mempersembahkan tiga kemenangan beruntun bagi Portugal di kualifikasi Piala Eropa 2016. Sebelumnya, Cristiano Ronaldo dkk sukses mengalahkan Denmark dan Armenia. Menurutnya, keberhasilan Portugal meraih tiga kemenangan pada tiga laga kualifikasi terakhir tidak terlepas dari kolektivitas serta semangat juang seluruh anggota tim.
Dia berharap Portugal dapat mempertahankan performa terbaik di empat laga tersisa. “Kami menunjukkan tingkat kedewasaan dan banyak pengalaman. Bukan hanya usia atau identitas yang memainkan peran penting, melainkan juga kemauan dan kerja keras untuk mencapai hasil yang diinginkan,” kata nakhoda yang masih belum bisa mendampingi tim dari bench karena sedang menjalani hukuman FIFA itu.
Kemenangan atas Serbia membuat Portugal memuncaki klasemen sementara Grup I dengan koleksi sembilan angka. Tim Samba Eropa unggul dua angka atas Denmark dan Albania di peringkat 3. Meski berpeluang melaju ke Prancis sebagai juara Grup I, Santos meminta pasukannya tidak berpuas diri.
Pelatih berusia 60 tahun tersebut menilai Portugal harus bisa meraih hasil maksimal pada empat pertandingan sisa. “Kami masih memiliki banyak pekerjaan untuk lolos ke putaran final. Jika kami mampu menunjukkan sikap seperti di pertandingan tadi (versus Serbia), akan sulit bagi tim mana pun mengalahkan Portugal,” sebut Santos.
Sayang, kemenangan Portugal harus dibayar mahal dengan cedera Carvalho. Pemain AS Monaco tersebut harus ditarik keluar tujuh menit setelah mencetak gol pertamanya dalam delapan tahun terakhir. Meski cedera, Carvalho mengaku senang dapat memberikan kontribusi positif. Bek berusia 36 tahun itu mengucapkan terima kasih kepada Santos yang telah memberinya kesempatan kembali memperkuat Portugal sejak memutuskan pensiun pada 2011.
“Beberapa tahun telah berlalu dan saya senang bisa kembali ke tim. Saya merasa dapat memberikan sesuatu. Saya mencoba untuk tidak memikirkan capskarena saya mengetahui jika waktu saya bersama timnas terbatas,” papar Carvalho.
Alimansyah
Coentrao menjadi bintang kemenangan 2-1 tim Samba Eropa atas Serbia di Estadio da Luz Lisabon, dini hari kemarin. Full back kelahiran Vila do Conde, 11 Maret 1988, itu mencetak satu gol dan berperan besar pada lahirnya gol Ricardo Carvalho. Ini gol kelima Coentrao dari 48 penampilan bersama Portugal pada semua ajang.
“Ini skuad yang siap bekerja keras untuk mencapai tujuan. Kemenangan atas Denmark dan Armenia di kualifikasi dan Argentina di laga uji coba membuat kami mulai menemukan ritme kemenangan. Tugas kami adalah menjaga dan melanjutkannya,” ungkap Fernando Santos, dilansir portugoal.net.
Sepanjang musim ini, Coentrao lebih banyak menghabiskan waktu dengan duduk manis di benchdan tribune VIP Estadio Santiago Bernabeu karena cedera atau hukuman kartu. Catatan menunjukkan, dia baru tujuh kali merumput di Primera Liga musim ini. Bahkan, pada el clasico di Camp Nou, beberapa waktu lalu, Coentrao tidak masuk daftar pemain inti maupun cadangan.
Uniknya, keberhasilan Coentrao bangkit dari keterpurukan juga simetris dengan performa Portugal di bawah kendali Santos. Bagi mantan pelatih timnas Yunani itu, tiga poin atas Serbia kian membuktikan kualitas yang dimilikinya. Sejak menggantikan Paulo Bento, September tahun lalu, dia mampu mengembalikan Portugal, yang sempat terpuruk, ke bentuk permainan terbaik.
Sejauh ini Santos telah mempersembahkan tiga kemenangan beruntun bagi Portugal di kualifikasi Piala Eropa 2016. Sebelumnya, Cristiano Ronaldo dkk sukses mengalahkan Denmark dan Armenia. Menurutnya, keberhasilan Portugal meraih tiga kemenangan pada tiga laga kualifikasi terakhir tidak terlepas dari kolektivitas serta semangat juang seluruh anggota tim.
Dia berharap Portugal dapat mempertahankan performa terbaik di empat laga tersisa. “Kami menunjukkan tingkat kedewasaan dan banyak pengalaman. Bukan hanya usia atau identitas yang memainkan peran penting, melainkan juga kemauan dan kerja keras untuk mencapai hasil yang diinginkan,” kata nakhoda yang masih belum bisa mendampingi tim dari bench karena sedang menjalani hukuman FIFA itu.
Kemenangan atas Serbia membuat Portugal memuncaki klasemen sementara Grup I dengan koleksi sembilan angka. Tim Samba Eropa unggul dua angka atas Denmark dan Albania di peringkat 3. Meski berpeluang melaju ke Prancis sebagai juara Grup I, Santos meminta pasukannya tidak berpuas diri.
Pelatih berusia 60 tahun tersebut menilai Portugal harus bisa meraih hasil maksimal pada empat pertandingan sisa. “Kami masih memiliki banyak pekerjaan untuk lolos ke putaran final. Jika kami mampu menunjukkan sikap seperti di pertandingan tadi (versus Serbia), akan sulit bagi tim mana pun mengalahkan Portugal,” sebut Santos.
Sayang, kemenangan Portugal harus dibayar mahal dengan cedera Carvalho. Pemain AS Monaco tersebut harus ditarik keluar tujuh menit setelah mencetak gol pertamanya dalam delapan tahun terakhir. Meski cedera, Carvalho mengaku senang dapat memberikan kontribusi positif. Bek berusia 36 tahun itu mengucapkan terima kasih kepada Santos yang telah memberinya kesempatan kembali memperkuat Portugal sejak memutuskan pensiun pada 2011.
“Beberapa tahun telah berlalu dan saya senang bisa kembali ke tim. Saya merasa dapat memberikan sesuatu. Saya mencoba untuk tidak memikirkan capskarena saya mengetahui jika waktu saya bersama timnas terbatas,” papar Carvalho.
Alimansyah
(ftr)