Hiddink Membeli Waktu
A
A
A
AMSTERDAM - Guus Hiddink lagi-lagi sukses menunda vonis pemecatan. Pelatih berusia 68 tahun tersebut membungkam pihak yang menginginkannya hengkang seusai meraih kemenangan 2-0 atas Spanyol di Amsterdam Arena, dini hari kemarin.
Hiddink sebelumnya diterpa nada sumbang karena performa inkonsisten De Oranje. Belanda cuma bermain 1-1 dengan Turki pada Grup A kualifikasi Piala Eropa 2016, Sabtu (28/3). Raihan tersebut membuat Belanda semakin tertinggal di belakang Republik Ceko (-6 angka) dan Islandia (-5) pada persaingan tiket otomatis menuju Prancis.
Lewat perolehan tujuh angka, mereka kini berseteru melawan Turki (5) memperebutkan jalur alternatif play-off. Ini bukan pertama kali Hiddink mampu menepis keraguan. Statusnya pertama kali dipertanyakan menyusul kekalahan dari Italia (uji coba) dan Rep Ceko (kualifikasi Piala Eropa).
Namun, mantan nakhoda PSV Eindhoven itu meredakan gejolak setelah membungkam Kazakhstan (kualifikasi Piala Eropa) di partai berikutnya. Posisi Hiddink kembali digugat karena Belanda dibekuk Islandia (kualifikasi Piala Eropa) dan Meksiko (uji coba). Tapi, dia lalu menemukan ruang bernapas selepas pesta enam gol tanpa balas saat melawan Latvia (kualifikasi Piala Eropa).
“Kami harus membuktikan kemampuan sebenarnya menyusul kekecewaan di akhir pekan. Kami berhasil melakukannya,” kata kapten Belanda Wesley Sneijder, dilansir Guardian. Berbeda dengan Hiddink, Vicente del Bosque merasakan kursi yang didudukinya semakin panas.
Bagaimana tidak, alih-alih membalas pengalaman memalukan di Piala Dunia 2014, La Furia Rojajustru tetap terpuruk di hadapan De Oranje. Performa Spanyol memang tidak membaik. Mereka boleh berjaya atas negara-negara lemah seperti Makedonia, Luksemburg, atau Belarus. Namun, Spanyol acap terpuruk saat bersua tim sepadan.
Di luar dua kekalahan dari Belanda, mereka juga tumbang di tangan Prancis dan Jerman. Del Bosque harus membela keputusannya mengatur tim. Publik mempertanyakan kebijakannya mencadangkan banyak pemain inti pada pertandingan tadi, di antaranya Casillas, Andres Iniesta, Sergio Busquets, Sergio Ramos, atau David Silva.
Sebanyak 80% responden Marca bahkan menyatakan komposisi tim melawan Belanda sebagai terburuk sepanjang sejarah. “Saya tidak memiliki banyak pilihan. Sebelas pemain yang turun merupakan komposisi terbaik menurut kebugaran fisik,” ujar Del Bosque.
Harley ikhsan
Hiddink sebelumnya diterpa nada sumbang karena performa inkonsisten De Oranje. Belanda cuma bermain 1-1 dengan Turki pada Grup A kualifikasi Piala Eropa 2016, Sabtu (28/3). Raihan tersebut membuat Belanda semakin tertinggal di belakang Republik Ceko (-6 angka) dan Islandia (-5) pada persaingan tiket otomatis menuju Prancis.
Lewat perolehan tujuh angka, mereka kini berseteru melawan Turki (5) memperebutkan jalur alternatif play-off. Ini bukan pertama kali Hiddink mampu menepis keraguan. Statusnya pertama kali dipertanyakan menyusul kekalahan dari Italia (uji coba) dan Rep Ceko (kualifikasi Piala Eropa).
Namun, mantan nakhoda PSV Eindhoven itu meredakan gejolak setelah membungkam Kazakhstan (kualifikasi Piala Eropa) di partai berikutnya. Posisi Hiddink kembali digugat karena Belanda dibekuk Islandia (kualifikasi Piala Eropa) dan Meksiko (uji coba). Tapi, dia lalu menemukan ruang bernapas selepas pesta enam gol tanpa balas saat melawan Latvia (kualifikasi Piala Eropa).
“Kami harus membuktikan kemampuan sebenarnya menyusul kekecewaan di akhir pekan. Kami berhasil melakukannya,” kata kapten Belanda Wesley Sneijder, dilansir Guardian. Berbeda dengan Hiddink, Vicente del Bosque merasakan kursi yang didudukinya semakin panas.
Bagaimana tidak, alih-alih membalas pengalaman memalukan di Piala Dunia 2014, La Furia Rojajustru tetap terpuruk di hadapan De Oranje. Performa Spanyol memang tidak membaik. Mereka boleh berjaya atas negara-negara lemah seperti Makedonia, Luksemburg, atau Belarus. Namun, Spanyol acap terpuruk saat bersua tim sepadan.
Di luar dua kekalahan dari Belanda, mereka juga tumbang di tangan Prancis dan Jerman. Del Bosque harus membela keputusannya mengatur tim. Publik mempertanyakan kebijakannya mencadangkan banyak pemain inti pada pertandingan tadi, di antaranya Casillas, Andres Iniesta, Sergio Busquets, Sergio Ramos, atau David Silva.
Sebanyak 80% responden Marca bahkan menyatakan komposisi tim melawan Belanda sebagai terburuk sepanjang sejarah. “Saya tidak memiliki banyak pilihan. Sebelas pemain yang turun merupakan komposisi terbaik menurut kebugaran fisik,” ujar Del Bosque.
Harley ikhsan
(ftr)