Sean Gelael Siap Lakoni Debut di Formula Renault 3.5

Jum'at, 17 April 2015 - 14:53 WIB
Sean Gelael Siap Lakoni Debut di Formula Renault 3.5
Sean Gelael Siap Lakoni Debut di Formula Renault 3.5
A A A
LONDON - Pembalap Indonesia, Sean Gelael akan melakoni debutnya di ajang Formula Renault 3.5. Sean akan memacu mobilnya di Sirkuit Motorland Aragon, Spanyol pada 25 dan 26 April mendatang.

Setelah dua tahun berlaga di Kejuaraan FIA Formula 3 Eropa, Sean bersama Tim Jagonya Ayam with Carlin akan naik tingkat ke kejuaraan yang lebih bergengsi, di mana Sean harus beradaptasi dalam menghadapi hal-hal baru, beberapa diantaranya sangat mirip dengan Formula 1. Misalnya tenaga kendaraan yang lebih menyerupai F1 dibandingkan F3, dan juga tingkat persaingan yang lebih ketat. Lainnya adalah DRS (Drag Reduction System), sebuah sistem yang dapat mengubah sudut sayap belakang kendaraan untuk membantu mendahului kendaraan lain. Tetapi mungkin proses baru yang paling dikenal adalah pit stop.

Dalam rilis yang diterima Sindonews, Jumat (17/4/2015), disebutkan pada Formula 3, pit stop adalah sesuatu yang buruk, karena artinya si pembalap mengalami kerusakan atau ada masalah mekanikal yang harus diperbaiki. Di Formula Renault 3.5, setiap pembalap wajib untuk melakukan pit stop di race kedua untuk mengganti sedikitnya dua ban.

Ini merupakan penampilan perdana Tim Jagonya Ayam with Carlin. Meski begitu, manajer Ricky Taylor mengatakan kalau masa itu dipergunakan untuk melakukan latihan pit stop di markas Carlin di Farnham, Inggris.

“Kami terus memperbaiki diri. Kami menggangap pit stop sebagai sesuatu yang sangat penting, karena memungkinkan untuk memperbaiki posisi seorang pebalap. Lima tahun yang lalu kami berhasil menjuarai kejuaraan ini karena satu pit stop yang sangat cepat. Benar, kami tidak berkompetisi tahun lalu, tetapi melakukan pit stop seperti mengendarai sepeda, sekali melakukan, tidak sulit untuk melakukannya kembali,” ungkap Taylor.

Selama latihan, tim menganalisa pit stop yang dilakukan untuk memperoleh hasil semaksimal mungkin buat Sean dan rekan satu timnya Tom Dillmann. Setidaknya mereka harus mencapai target tiga detik untuk suatu perhentian yang baik. “Dalam setiap latihan kami mempergunakan kamera GoPro”, kata Taylor.

“Satu menghadap ke depan dan satu menghadap ke belakang. Kami melakukan 25 kali pit stop dan beristirahat, 20 menit kemudian, kami melakukannya kembali. Dari data yang ada kami melakukan analisa keseluruhan stop yang dilakukan, terfokus kepada bagian-bagian penting, dan memutar kembali rekaman GoPro dengan slow motion. Karena suatu pit stop berlangsung sangat cepat, anda tidak bisa melihat dimana anda kehilangan waktu, sehingga dengan memiliki informasi yang fantastis ini, anda dapat mengetahui hal-hal yang perlu diperbaiki,” ungkapnya.
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8139 seconds (0.1#10.140)