Geladi Bersih
A
A
A
TURIN - Juventus dan Lazio akan menggelar geladi bersih final Coppa Italia di Juventus Arena, dini hari nanti. Laga ini sekaligus akan menjadi pembuktian kualitas kedua tim.
Sesuai jadwal, Si Nyonya Besar dan Elang Ibu Kota Italia akan bertemu pada pertandingan pamungkas Coppa Italia di Stadio Olimpico Roma, 7 Juni mendatang. Namun, secara kebetulan, pekan ini keduanya akan saling jegal pada laga lanjutan Seri A. Pertandingan diyakini berjalan menarik karena posisi kedua tim di klasemen sementara. Juventus berada di puncak dengan 70 poin dan Lazio terdampar di baris kedua dengan 58 poin.
“Kami menjalani pekan menentukan. Setelah AS Monaco, kami akan bertemu Lazio. Lalu, kembali menghadapi Monaco. Kami harus fokus karena hingga hari ini belum ada gelar yang dimenangkan. Dengan posisi Lazio di klasemen, laga nanti akan sangat menentukan dalam perlombaan menjadi juara,” ujar Simone Pepe, dilansir Sportal . Di atas kertas dan lapangan, Juventus harus mewaspadai Lazio.
Klub rival satu Kota AS Roma itu akhir-akhir ini sedang menjadi buah bibir di Italia. Permainan yang memukau plus kekompakan antarpemain membuat Lazio mampu menggeser Roma sebagai runner-up di klasemen sementara. Bahkan, tim arahan Stefano Pioli itu sanggup melewati delapan pertandingan Seri A beruntun dengan selalu meraih kemenangan. “Saat pertama kali saya datang ke Lazio, situasinya sangat sulit. Kini, saya merasakan sesuatu yang berbeda.
Kami (para pemain) sangat bangga mengenakan seragam ini. Musim ini kami ingin memberi sesuatu yang membanggakan bagi suporter. Kami tidak akan mengecewakan mereka,” kata Antonio Candreva, dikutip Football Italia. Dengan selisih poin yang sangat jauh antara pemuncak klasemen (Juventus) dan runner-up (Lazio), potensi hadirnya kejutan di fase-fase penentuan Seri A menjadi sulit diwujudkan.
Yang bisa dilakukan Lazio, Roma, Napoli, Fiorentina, atau Sampdoria adalah bermain sebaik mungkin mewujudkan target pribadi. Artinya, finis sebagai runner-up dan tampil di fase grup Liga Champions musim depan menjadi target realistis Lazio. “Kami harus tetap fokus dan bekerja keras mewujudkan tujuan.
Menjadi juara mungkin berat. Namun, untuk menjadi runner-up , saya rasa bukan hal yang sulit direalisasikan. Sejauh ini para pemain menampilkan sepak bola yang bagus. Saya harap mereka mampu mempertahankannya di laga-laga ke depan,” ungkap Pioli, dilansir Reuters. Sebaliknya bagi Juventus, ketenangan dibutuhkan agar bisa lepas dari jadwal pertandingan berat.
Pasalnya, setelah Lazio, mereka akan terbang ke Prancis menghadapi leg kedua perempat final Liga Champions. Pada pertemuan pertama di Turin, midweek lalu, klub berkostum hitam-putih itu sanggup memetik kemenangan atas Monaco lewat gol semata wayang Arturo Vidal dari titik penalti. Meski menang 1-0, bukan berarti pintu semifinal sudah terbuka lebar.
Pasalnya, mereka masih harus bermain di Stade Louis II. Catatan kompetisi Benua Biru musim ini menunjukkan Monaco adalah tim yang menyingkirkan Arsenal di babak 16 besar. Dengan dukungan penuh penonton di kandang, potensi tim Merah-Putih mengubah kekalahan 0-1 menjadi kemenangan minimal 2-0 sangat besar.
“Saat ini kami berada dalam kepercayaan diri tinggi. Setelah dikalahkan Parma, kami mampu menebusnya dengan meraih kemenangan di leg pertama (Liga Champions). Namun, perjalanan masih panjang. Kini, kami harus fokus ke Lazio terlebih dulu sebelum terbang ke Prancis. Saya optimistis,” pungkas Andrea Pirlo, dikutip Sky Sport Italia.
Andri ananto
Sesuai jadwal, Si Nyonya Besar dan Elang Ibu Kota Italia akan bertemu pada pertandingan pamungkas Coppa Italia di Stadio Olimpico Roma, 7 Juni mendatang. Namun, secara kebetulan, pekan ini keduanya akan saling jegal pada laga lanjutan Seri A. Pertandingan diyakini berjalan menarik karena posisi kedua tim di klasemen sementara. Juventus berada di puncak dengan 70 poin dan Lazio terdampar di baris kedua dengan 58 poin.
“Kami menjalani pekan menentukan. Setelah AS Monaco, kami akan bertemu Lazio. Lalu, kembali menghadapi Monaco. Kami harus fokus karena hingga hari ini belum ada gelar yang dimenangkan. Dengan posisi Lazio di klasemen, laga nanti akan sangat menentukan dalam perlombaan menjadi juara,” ujar Simone Pepe, dilansir Sportal . Di atas kertas dan lapangan, Juventus harus mewaspadai Lazio.
Klub rival satu Kota AS Roma itu akhir-akhir ini sedang menjadi buah bibir di Italia. Permainan yang memukau plus kekompakan antarpemain membuat Lazio mampu menggeser Roma sebagai runner-up di klasemen sementara. Bahkan, tim arahan Stefano Pioli itu sanggup melewati delapan pertandingan Seri A beruntun dengan selalu meraih kemenangan. “Saat pertama kali saya datang ke Lazio, situasinya sangat sulit. Kini, saya merasakan sesuatu yang berbeda.
Kami (para pemain) sangat bangga mengenakan seragam ini. Musim ini kami ingin memberi sesuatu yang membanggakan bagi suporter. Kami tidak akan mengecewakan mereka,” kata Antonio Candreva, dikutip Football Italia. Dengan selisih poin yang sangat jauh antara pemuncak klasemen (Juventus) dan runner-up (Lazio), potensi hadirnya kejutan di fase-fase penentuan Seri A menjadi sulit diwujudkan.
Yang bisa dilakukan Lazio, Roma, Napoli, Fiorentina, atau Sampdoria adalah bermain sebaik mungkin mewujudkan target pribadi. Artinya, finis sebagai runner-up dan tampil di fase grup Liga Champions musim depan menjadi target realistis Lazio. “Kami harus tetap fokus dan bekerja keras mewujudkan tujuan.
Menjadi juara mungkin berat. Namun, untuk menjadi runner-up , saya rasa bukan hal yang sulit direalisasikan. Sejauh ini para pemain menampilkan sepak bola yang bagus. Saya harap mereka mampu mempertahankannya di laga-laga ke depan,” ungkap Pioli, dilansir Reuters. Sebaliknya bagi Juventus, ketenangan dibutuhkan agar bisa lepas dari jadwal pertandingan berat.
Pasalnya, setelah Lazio, mereka akan terbang ke Prancis menghadapi leg kedua perempat final Liga Champions. Pada pertemuan pertama di Turin, midweek lalu, klub berkostum hitam-putih itu sanggup memetik kemenangan atas Monaco lewat gol semata wayang Arturo Vidal dari titik penalti. Meski menang 1-0, bukan berarti pintu semifinal sudah terbuka lebar.
Pasalnya, mereka masih harus bermain di Stade Louis II. Catatan kompetisi Benua Biru musim ini menunjukkan Monaco adalah tim yang menyingkirkan Arsenal di babak 16 besar. Dengan dukungan penuh penonton di kandang, potensi tim Merah-Putih mengubah kekalahan 0-1 menjadi kemenangan minimal 2-0 sangat besar.
“Saat ini kami berada dalam kepercayaan diri tinggi. Setelah dikalahkan Parma, kami mampu menebusnya dengan meraih kemenangan di leg pertama (Liga Champions). Namun, perjalanan masih panjang. Kini, kami harus fokus ke Lazio terlebih dulu sebelum terbang ke Prancis. Saya optimistis,” pungkas Andrea Pirlo, dikutip Sky Sport Italia.
Andri ananto
(bbg)