Klub Divisi Utama Merasa Dirugikan

Sabtu, 18 April 2015 - 17:41 WIB
Klub Divisi Utama Merasa Dirugikan
Klub Divisi Utama Merasa Dirugikan
A A A
YOGYAKARTA - Klub kontestan Divisi Utama (DU) PSSI merasa dirugikan dengan pembekuan aktivitas PSSI oleh Menpora Imam Nahrawi. Kebijakan tersebut dianggap sangat merugikan klub di tengah-tengah persiapan panjang yang sudah dilalui tim untuk menjalani kompetisi DU 2015.

General Manager PT PSS Sleman Soekoco berharap, kebijakan tersebut tidak berimbas pada proses perjalanan kompetisi Divisi Utama 2015 yang direncanakan mulai bergulir 26 April mendatang. “Dari sisi persiapan kalau kebijakannya berimbas pada kompetisi tentu sangat disayangkan karena kita (tim) jadi dirugikan,” tandasnya.

Secara teknis, Soekoco mengaku belum mengetahui secara pasti kebijakan dari Menpora tersebut. Diharapkannya, Kongres Luar Biasa (KLB) yang digelar PSSI di Surabaya bisa memberikan solusi terhadap pelaksanaan kompetisi yang diklaim sudah ditunggu-tunggu masyarakat pecinta bola di Sleman.

Sementara Ketua Umum PSIM Yogyakarta Agung Damar Kusumandaru menyebut pemerintah sudah terlalu jauh mengintervensi PSSI. Kebijakan tersebut sangat disayangkan karena akan berimbas pada sanksi dari FIFA kepada PSSI. “Kebijakannya sangat disayangkan,” tandasnya.

Dengan langkah tersebut Agung menilai, masa depan persepakbolaan di Indonesia akan mengalami kemunduran lebih dalam. Masa depan pemain bola baik dari usia muda hingga yang sudah professional menjadi semakin suram. “Nasib para pemain baik usia muda maupun profesional akan semakin kacau di Indonesia,” tandasnya.

Agung menilai, seharusnya pemerintah ikut mendorong upaya pembenahan yang sedang dilakukan PSSI saat ini. Pelaksanaan kongres yang sedan berlangsung di Surabaya dapat didorong menuju terbentuknya kepengurusan yang bisa menjalankan organisasi yang lebih baik lagi demi masa depan sepak bola di Indonesia.

Di bagian lain mengenai persiapan tim dalam hal ini PSIM menjalani kompetisi Divisi Utama yang sudah sedemikian jauh, disebutkan mantan presiden Brajamusti suporter PSIM tersebut, akan menjadi sebuah kerugian. “Harapannya kompetisi tetap jalan. Kalau kemudian kompetisi juga terhenti, tentu saja tim mengalami kerugian,” pungkasnya.

Terpisah, Asisten Manajer Persiba Bantul Endro Sulastomo juga menyayangkan sikap dari Menpora yang membekukan PSSI. Sementara dengan pelaksanaan konggres di Surabaya, akan terbentuk kepengurusan baru di PSSI yang diharapkan bisa membawa sepakbola Indonesia lebih maju lagi.

Senada dengan Soekoco dan Agung Damar, jika kebijakan tersebut berimbas pada pelaksanaan kompetisi, maka tim yang merupakan anggota PSSI menjadi dirugikan. “Kalau kompetisi tidak jadi jalan tim yang dirugikan. Harapan kompetisi tetap jalan,” tandasnya.

Terpisah Ketua Umum Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI DIY Hadianto Ismangoen mengatakan, belum mengetahui secara pasti kebijakan dari Imam Nahrawi. Hadianto yang saat dihubungi sedang menghadiri KLB PSSI di Surabaya menyebutkan, kongres berjalan dengan lancar dan kondusif. “Di dalam ruang kongres berjalan kondusif tidak ada apa-apa,” tandasnya.

Menyikapi kebijakan dari Menpora, Hadianto mengaku belum bisa menilai sejauh mana akibat dari kebijakan tersebut. Sehingga belum dapat menyebutkan langkah yang akan dilakukan oleh Asprov PSSI DIY. “Kita lihat saja dulu perkembangannya kemudian seperti apa,” pungkasnya.
(sha)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8175 seconds (0.1#10.140)