Hampir Juara
A
A
A
LONDON - Nakhoda Chelsea Jose Mourinho menyebut armadanya “hampir juara” setelah melibas Manchester United (MU) 1-0 pada lanjutan Liga Primer di Stamford Bridge, dini hari kemarin.
“Namun, tak ada hampir dalam sepak bola. Kami perlu delapan poin lagi untuk jadi juara. Itu matematika sesungguhnya,” ujar Mou, di situs resmi Liga Primer. “Enam laga lagi, tiga di kandang, tiga tandang. Setiap laga sulit, semua tim butuh poin. Namun, situasi kami sangat bagus.” Gol Eden Hazard pada menit ke-38 membuat The Blues unggul 10 angka dari peringkat 2 Arsenal dan 11 angka dari MU yang tertahan di peringkat 3.
Gol itu juga membuat klub London Barat tersebut melanjutkan tren empat kemenangan beruntun dan tak terkalahkan dalam 14 laga terakhir di semua kompetisi. Kekalahan terakhir Chelsea terjadi saat mereka takluk 2-4 dari Bradford City di babak IV Piala FA, 24 Januari lalu. Bahkan, Chelsea hanya butuh memenangkan dua laga ke depan kontra Arsenal di Emirates Stadium, Minggu (26/4), dan meladeni Leicester di King Power Stadium, Rabu (29/4), untuk memastikan diri sebagai kampiun liga setelah terakhir meraihnya lima tahun lalu.
“Ketika secara matematika sudah terpenuhi, baru kami merayakannya. Jelang momentum itu, kami butuh dua kemenangan untuk menjadi juara. Kami bisa juara hanya dengan memenangkan laga sisa di kandang. Tapi, jika kami bisa menang di laga tandang, itu lebih bagus,” ucap pelatih asal Portugal tersebut. Meski meraih kemenangan penting kontra The Red Devils , Chelsea lebih banyak tertekan di laga tersebut. The Blues hanya mendapatkan penguasaan bola 29,7% berbanding 70,3%.
Berdasarkan data Opta , itu menjadi ball possession terendah Chelsea sejak 2006. MU juga berhasil melepaskan 400 kali umpan sukses lebih banyak ketimbang tuan rumah. Namun, Mou tak peduli dengan catatan statistik tersebut. Menurutnya, prioritas buatnya adalah meraih kemenangan. “Mereka boleh saja meraih 99% penguasaan bola. Itu tak masalah. Ketika memutuskan memainkan strategi, Anda tak akan peduli tentang statistik. Anda akan lebih mementingkan poin,” ungkap Mou, dilansir Daily Mail .
Dengan pendekatan mementingkan poin, Chelsea pun mencatatkan tujuh kemenangan terakhir di Liga Primer hanya dengan selisih satu gol. “Kami mempersiapkan segalanya untuk laga ini. Kami mampu membuat pemain-pemain penting MU tak berkutik. Ketika kami tahu (Wayne) Rooney bermain sebagai gelandang, kami mengendalikan pergerakannya menuju kotak penalti kami,” papar Mou.
“Kami juga mengendalikan setpieces dan tak memberikan mereka tendangan bebas langsung, karena mereka punya tiga spesialis untuk itu. Lalu, kami sabar menunggu sebuah kesalahan dan mencetak gol,” tandasnya. Di pihak lain, Nakhoda MU Louis van Gaal percaya asuhannya sudah menampilkan performa terbaik sepanjang musim ini pada laga di Stamford Bridge, dini hari kemarin. Namun, dia frustrasi pasukannya tak mampu mengonversi setiap peluang menjadi gol.
Sampai akhirnya gol Hazard menghentikan laju enam kemenangan beruntun The Red Devils . “Saya sangat bangga terhadap tim saya. Sebagai tim, kami fantastis. Tapi, kami tak efektif karena kami menciptakan banyak peluang di hadapan ketatnya organisasi pertahanan Chelsea. Tiga peluang di babak pertama dan delapan di babak kedua. Kami tim yang lebih dominan di lapangan, tapi kalah. Dalam sepak bola, hasil adalah segalanya,” tuturnya.
Abdul haris
“Namun, tak ada hampir dalam sepak bola. Kami perlu delapan poin lagi untuk jadi juara. Itu matematika sesungguhnya,” ujar Mou, di situs resmi Liga Primer. “Enam laga lagi, tiga di kandang, tiga tandang. Setiap laga sulit, semua tim butuh poin. Namun, situasi kami sangat bagus.” Gol Eden Hazard pada menit ke-38 membuat The Blues unggul 10 angka dari peringkat 2 Arsenal dan 11 angka dari MU yang tertahan di peringkat 3.
Gol itu juga membuat klub London Barat tersebut melanjutkan tren empat kemenangan beruntun dan tak terkalahkan dalam 14 laga terakhir di semua kompetisi. Kekalahan terakhir Chelsea terjadi saat mereka takluk 2-4 dari Bradford City di babak IV Piala FA, 24 Januari lalu. Bahkan, Chelsea hanya butuh memenangkan dua laga ke depan kontra Arsenal di Emirates Stadium, Minggu (26/4), dan meladeni Leicester di King Power Stadium, Rabu (29/4), untuk memastikan diri sebagai kampiun liga setelah terakhir meraihnya lima tahun lalu.
“Ketika secara matematika sudah terpenuhi, baru kami merayakannya. Jelang momentum itu, kami butuh dua kemenangan untuk menjadi juara. Kami bisa juara hanya dengan memenangkan laga sisa di kandang. Tapi, jika kami bisa menang di laga tandang, itu lebih bagus,” ucap pelatih asal Portugal tersebut. Meski meraih kemenangan penting kontra The Red Devils , Chelsea lebih banyak tertekan di laga tersebut. The Blues hanya mendapatkan penguasaan bola 29,7% berbanding 70,3%.
Berdasarkan data Opta , itu menjadi ball possession terendah Chelsea sejak 2006. MU juga berhasil melepaskan 400 kali umpan sukses lebih banyak ketimbang tuan rumah. Namun, Mou tak peduli dengan catatan statistik tersebut. Menurutnya, prioritas buatnya adalah meraih kemenangan. “Mereka boleh saja meraih 99% penguasaan bola. Itu tak masalah. Ketika memutuskan memainkan strategi, Anda tak akan peduli tentang statistik. Anda akan lebih mementingkan poin,” ungkap Mou, dilansir Daily Mail .
Dengan pendekatan mementingkan poin, Chelsea pun mencatatkan tujuh kemenangan terakhir di Liga Primer hanya dengan selisih satu gol. “Kami mempersiapkan segalanya untuk laga ini. Kami mampu membuat pemain-pemain penting MU tak berkutik. Ketika kami tahu (Wayne) Rooney bermain sebagai gelandang, kami mengendalikan pergerakannya menuju kotak penalti kami,” papar Mou.
“Kami juga mengendalikan setpieces dan tak memberikan mereka tendangan bebas langsung, karena mereka punya tiga spesialis untuk itu. Lalu, kami sabar menunggu sebuah kesalahan dan mencetak gol,” tandasnya. Di pihak lain, Nakhoda MU Louis van Gaal percaya asuhannya sudah menampilkan performa terbaik sepanjang musim ini pada laga di Stamford Bridge, dini hari kemarin. Namun, dia frustrasi pasukannya tak mampu mengonversi setiap peluang menjadi gol.
Sampai akhirnya gol Hazard menghentikan laju enam kemenangan beruntun The Red Devils . “Saya sangat bangga terhadap tim saya. Sebagai tim, kami fantastis. Tapi, kami tak efektif karena kami menciptakan banyak peluang di hadapan ketatnya organisasi pertahanan Chelsea. Tiga peluang di babak pertama dan delapan di babak kedua. Kami tim yang lebih dominan di lapangan, tapi kalah. Dalam sepak bola, hasil adalah segalanya,” tuturnya.
Abdul haris
(ars)