Skenario UEFA Bantu Madrid Catat Sejarah
A
A
A
MADRID - Bagi sebagian kalangan, hasil undian babak semifinal Liga Champions Eropa tentunya sama sekali tidak mengejutkan. Pasalnya drama yang siap disajikan dalam laga Barcelona vs Bayern Muenchen dan Juventus vs Real Madrid, tentunya akan memberikan keuntungan tersendiri bagi UEFA sebagai pihak penyelenggara.
Meski klub manapun yang akan berlaga di babak semifinal Liga Champions Eropa akan mampu menyedot perhatian banyak pecinta sepak bola di dunia, namun tambahan bumbu drama di setiap partainya tentu akan memberikan banyak keuntungan tambahan bagi UEFA dari sisi hak siar maupun sponsor yang menjadi sumber penghasilan utama mereka. (Baca juga: Ini Dia Hasil Drawing Semifinal Liga Champions Eropa)
Namun spekulasi tidak berhenti disana. Sebagian pemerhati sepak bola juga menyangka kalau hasil undian babak semifinal Liga Champions Eropa, tampaknya sengaja diatur untuk membantu Real Madrid mencatatkan sejarah.
Ya, Real Madrid yang merupakan juara Liga Champions Eropa musim 2013/2014, saat ini menjadi klub yang paling diuntungkan dengan hasil undian babak semifinal Liga Champions Eropa. Bagaimana tidak, dengan menghadapi Juventus di babak semifinal, Real Madrid dianggap sudah pasti bisa dengan mudah melangkah ke babak final. Meski sebatas spekulasi, namun hal ini bisa dibilang cukup masuk akal.
Bila melihat catatan Juventus di kompetisi Liga Champions Eropa musim ini, klub asal Italia bisa dibilang sama sekali tidak menujukan penampilan luar biasa. Bahkan di babak grup, Juventus sempat menelan dua kali kekalahan, yaitu saat berhadapan dengan Atletico Madrid dan Olympiakos. Kekalahan dari Atletico juga seakan menjadi sebuah gambaran padang, kalau skuat besutan Allegri belum memilki cukup kekuatan untuk menghadapi klub asal Spanyol. Buktinya, setelah kalah di leg pertama, Juventus akhirnya hanya mampu menahan imbang Atletico di babak selanjutnya.
Hal ini jelas berbeda dengan catatan Real Madrid di kancah liga Champions Eropa musim ini. Sejak melakoni babak grup, Real Madrid tercatat hanya sekali menelan kekalahan. Kekalahan tersebut juga bisa dibilang wajar, karena saat itu Real Madrid sedang berada dalam masa krisis lantaran cederanya beberapa pemain kunci seperti James Rodriguez dan Luka Modric.
Lalu siapa yang akan menjadi lawan Madrid di partai final? Hal ini tentunya akan sangat sulit ditentukan. Pasalnya, banyak yang mengatakan kalau Barcelona dan Bayern Muenchen memiliki peluang yang sama besar untuk bisa menembus babak semifinal. Namun anehnya, sejumlah catatan justru telah menggambarkan dengan jelas siapa yang lebih pantas untuk melangkah ke babak final.
Bila melihat dari catatan pertandingan di Liga Champions Eropa musim ini, Barcelona memang bisa dibilang sebagai tim yang paling stabil dalam menjaga performa permainan. Meski menelan sekali kekalahan, namun el Barca berhasil mengemas semua pertandingan lainnya dengan hasil sempurna. Hal ini bahkan membuat sebagian kalangan menjagokan Barcelona untuk kembali keluar sebagai juara Liga Champions Eropa.
Namun sayangnya skenario sedikit berubah ketika di babak semifinal Barcelona harus berhadapan dengan Bayern Muenchen yang saat ini dinahkodai Pep Guardiola yang dipastikan sudah hafal betul dengan pola permainan el Barca serta karakter semua punggawanya. Karena maklum saja, selain pernah bermain untuk Barcelona, Guardiola juga merupakan salah satu pelatih tersukses Barcelona dengan berhasil mengumpulkan 14 piala hanya dalam empat tahun masa baktinya.
Selain itu, bila dibandingkan dengan Luis Enrique yang baru kali pertama merasakan panasnya kompetisi kasta tertinggi Benua Eropa, maka Pep Guardiola pastinya akan lebih berpotensi untuk menembus babak selanjutnya. Karena jangan lupa, dari enam kesempatan yang dimiliki Guardiola membawa timnya berlaga di kancah Liga Champions Eropa, pelatih berkepala plontos ini selalu berhasil paling tidak menembus babak semifinal. Dan jangan lupa, Guardiola juga hanya membutuhkan empat tahun untuk membawa pulang dua trofi Liga Champions Eropa. Dengan catatan diatas, maka sangat pantas kalau Bayern Muenchen menjadi tim yang menemani Real Madrid di babak final.
Lalu bagaimana Real Madrid bisa keluar sebagai juara kalau harus berhadapan dengan pelatih sekaliber Pep Guardiola?
Jawabannya tentu saja tidak terlalu susah. Meski Guardiola merupakan salah satu pelatih terbaik dunia, namun dirinya terbukti belum mampu untuk mengalahkan Carlo Ancelotti yang hingga saat ini telah mengantongi tiga gelar juara Liga Champion Eropa. Bahkan, dimusim lalu Pep Guardiola harus rela melihat anak asuhnya diberondong dengan gelontoran lima gol saat menghadapi Real Madrid yang dinahkodai Carlo Ancelotti.
Dengan melihat skenario dan catatan diatas, maka akan sangat sulit untuk mencegah Real Madrid keluar sebagai juara Liga Champions Eropa sekaligus mencatatkan sejarah sebagai klub pertama yang berhasil mempertahankan gelar juara kompetisi kasta tertinggi tanah Eropa.
Meski klub manapun yang akan berlaga di babak semifinal Liga Champions Eropa akan mampu menyedot perhatian banyak pecinta sepak bola di dunia, namun tambahan bumbu drama di setiap partainya tentu akan memberikan banyak keuntungan tambahan bagi UEFA dari sisi hak siar maupun sponsor yang menjadi sumber penghasilan utama mereka. (Baca juga: Ini Dia Hasil Drawing Semifinal Liga Champions Eropa)
Namun spekulasi tidak berhenti disana. Sebagian pemerhati sepak bola juga menyangka kalau hasil undian babak semifinal Liga Champions Eropa, tampaknya sengaja diatur untuk membantu Real Madrid mencatatkan sejarah.
Ya, Real Madrid yang merupakan juara Liga Champions Eropa musim 2013/2014, saat ini menjadi klub yang paling diuntungkan dengan hasil undian babak semifinal Liga Champions Eropa. Bagaimana tidak, dengan menghadapi Juventus di babak semifinal, Real Madrid dianggap sudah pasti bisa dengan mudah melangkah ke babak final. Meski sebatas spekulasi, namun hal ini bisa dibilang cukup masuk akal.
Bila melihat catatan Juventus di kompetisi Liga Champions Eropa musim ini, klub asal Italia bisa dibilang sama sekali tidak menujukan penampilan luar biasa. Bahkan di babak grup, Juventus sempat menelan dua kali kekalahan, yaitu saat berhadapan dengan Atletico Madrid dan Olympiakos. Kekalahan dari Atletico juga seakan menjadi sebuah gambaran padang, kalau skuat besutan Allegri belum memilki cukup kekuatan untuk menghadapi klub asal Spanyol. Buktinya, setelah kalah di leg pertama, Juventus akhirnya hanya mampu menahan imbang Atletico di babak selanjutnya.
Hal ini jelas berbeda dengan catatan Real Madrid di kancah liga Champions Eropa musim ini. Sejak melakoni babak grup, Real Madrid tercatat hanya sekali menelan kekalahan. Kekalahan tersebut juga bisa dibilang wajar, karena saat itu Real Madrid sedang berada dalam masa krisis lantaran cederanya beberapa pemain kunci seperti James Rodriguez dan Luka Modric.
Lalu siapa yang akan menjadi lawan Madrid di partai final? Hal ini tentunya akan sangat sulit ditentukan. Pasalnya, banyak yang mengatakan kalau Barcelona dan Bayern Muenchen memiliki peluang yang sama besar untuk bisa menembus babak semifinal. Namun anehnya, sejumlah catatan justru telah menggambarkan dengan jelas siapa yang lebih pantas untuk melangkah ke babak final.
Bila melihat dari catatan pertandingan di Liga Champions Eropa musim ini, Barcelona memang bisa dibilang sebagai tim yang paling stabil dalam menjaga performa permainan. Meski menelan sekali kekalahan, namun el Barca berhasil mengemas semua pertandingan lainnya dengan hasil sempurna. Hal ini bahkan membuat sebagian kalangan menjagokan Barcelona untuk kembali keluar sebagai juara Liga Champions Eropa.
Namun sayangnya skenario sedikit berubah ketika di babak semifinal Barcelona harus berhadapan dengan Bayern Muenchen yang saat ini dinahkodai Pep Guardiola yang dipastikan sudah hafal betul dengan pola permainan el Barca serta karakter semua punggawanya. Karena maklum saja, selain pernah bermain untuk Barcelona, Guardiola juga merupakan salah satu pelatih tersukses Barcelona dengan berhasil mengumpulkan 14 piala hanya dalam empat tahun masa baktinya.
Selain itu, bila dibandingkan dengan Luis Enrique yang baru kali pertama merasakan panasnya kompetisi kasta tertinggi Benua Eropa, maka Pep Guardiola pastinya akan lebih berpotensi untuk menembus babak selanjutnya. Karena jangan lupa, dari enam kesempatan yang dimiliki Guardiola membawa timnya berlaga di kancah Liga Champions Eropa, pelatih berkepala plontos ini selalu berhasil paling tidak menembus babak semifinal. Dan jangan lupa, Guardiola juga hanya membutuhkan empat tahun untuk membawa pulang dua trofi Liga Champions Eropa. Dengan catatan diatas, maka sangat pantas kalau Bayern Muenchen menjadi tim yang menemani Real Madrid di babak final.
Lalu bagaimana Real Madrid bisa keluar sebagai juara kalau harus berhadapan dengan pelatih sekaliber Pep Guardiola?
Jawabannya tentu saja tidak terlalu susah. Meski Guardiola merupakan salah satu pelatih terbaik dunia, namun dirinya terbukti belum mampu untuk mengalahkan Carlo Ancelotti yang hingga saat ini telah mengantongi tiga gelar juara Liga Champion Eropa. Bahkan, dimusim lalu Pep Guardiola harus rela melihat anak asuhnya diberondong dengan gelontoran lima gol saat menghadapi Real Madrid yang dinahkodai Carlo Ancelotti.
Dengan melihat skenario dan catatan diatas, maka akan sangat sulit untuk mencegah Real Madrid keluar sebagai juara Liga Champions Eropa sekaligus mencatatkan sejarah sebagai klub pertama yang berhasil mempertahankan gelar juara kompetisi kasta tertinggi tanah Eropa.
(rus)