Klub QNB Ancam Boikot Undangan Menpora
A
A
A
LAMONGAN - Undangan Menpora yang ditujukan kepada klub kontestan QNB League tak lantas membuat mereka antusias. Klub-klub di level teratas kompetisi Indonesia masih belum mempunyai sikap pasti dalam merespons undangan tersebut. Bahkan klub berencana memboikot pertemuan tersebut bila tanpa kehadiran Arema dan Persebaya.
Dalam undangan yang dikirimkan Menpora, Arema Cronus dan Persebaya Surabaya tidak tercantum di dalamnya. Kedua klub tersebut sejak semula memang dipersoalkan karena aspek legalitas yang tak memenuhi standar verifikasi Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI).
Sementara, kabar yang diterima media ini, ada sinyal tim-tim kontestan QNB League hanya akan menghadiri undangan Menpora jika komposisi klub lengkap. Artinya klub-klub berencana tidak akan memenuhi undangan tanpa kehadiran Arema dan Persebaya.
"Ada wacana seperti itu, semacam bentuk solidaritas di antara klub-klub peserta QNB League. Dasar pemikirannya, kalau Persebaya dan Arema masih bermasalah, jalan terbaik adalah mencari solusinya dan bukan mengabaikan begitu saja. Tapi itu baru wacana saja," ujar sumber media ini yang meminta tak disebut namanya, Sabtu (25/4/2015).
Bagaimana sikap Arema? "Saya tak kaget. Sebelumnya memang Menpora dan BOPI mempersoalkan legalitas Arema Cronus. Kami sendiri sudah berupaya keras untuk membenahi aspek legalitas dengan melakukan rekonsiliasi demi kebaikan klub," sahut Iwan Budianto, CEO Arema Cronus.
Iwan sendiri nantinya berharap semua pihak melihat secara objektif terkait upaya perbaikan yang dilakukan Singo Edan melalui rekonsiliasi. "Saya harap semua bisa memahami bahwa Arema tidak tinggal diam dan terus berusaha mencari solusi terbaik," imbuhnya.
Selain masih memikirkan nasib pertandingan yang batal digelar, manajemen klub juga merasa masih perlu berkomunikasi dengan beberapa pihak. Persela Lamongan adalah salah satu klub yang tercantum di undangan, bersama 15 kontestan lainnya. (Baca juga: Kemenpora Pastikan Liga Tetap Berjalan)
Hingga Sabtu (25/4), Persela belum bisa memastikan datang atau tidak ke pertemuan yang digelar Menpora pada Senin (27/4). "Kami belum bisa memutuskan. Masih perlu membicarakan lagi dengan internal klub," tutur Media Officer Persela Arif Bakhtiar.
Selain itu, Arif menambahkan, "Kami juga perlu berkomunikasi dulu dengan PT Liga Indonesia sekaligus klub-klub lainnya. Persela masih tetap merasa berada di bawah payung PT Liga Indonesia sebagai operator kompetisi sehingga perlu adanya komunikasi."
Sikap yang sama juga ditunjukkan Persegres Gresik United yang masih menunggu perkembangan lebih lanjut. "Manajemen belum berpikir ke sana (undangan). Kami masih disibukkan dengan pertandingan yang belum ada kepastiannya," tutup Manager Persegres Bagoes Cahyo Yuwono
Dalam undangan yang dikirimkan Menpora, Arema Cronus dan Persebaya Surabaya tidak tercantum di dalamnya. Kedua klub tersebut sejak semula memang dipersoalkan karena aspek legalitas yang tak memenuhi standar verifikasi Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI).
Sementara, kabar yang diterima media ini, ada sinyal tim-tim kontestan QNB League hanya akan menghadiri undangan Menpora jika komposisi klub lengkap. Artinya klub-klub berencana tidak akan memenuhi undangan tanpa kehadiran Arema dan Persebaya.
"Ada wacana seperti itu, semacam bentuk solidaritas di antara klub-klub peserta QNB League. Dasar pemikirannya, kalau Persebaya dan Arema masih bermasalah, jalan terbaik adalah mencari solusinya dan bukan mengabaikan begitu saja. Tapi itu baru wacana saja," ujar sumber media ini yang meminta tak disebut namanya, Sabtu (25/4/2015).
Bagaimana sikap Arema? "Saya tak kaget. Sebelumnya memang Menpora dan BOPI mempersoalkan legalitas Arema Cronus. Kami sendiri sudah berupaya keras untuk membenahi aspek legalitas dengan melakukan rekonsiliasi demi kebaikan klub," sahut Iwan Budianto, CEO Arema Cronus.
Iwan sendiri nantinya berharap semua pihak melihat secara objektif terkait upaya perbaikan yang dilakukan Singo Edan melalui rekonsiliasi. "Saya harap semua bisa memahami bahwa Arema tidak tinggal diam dan terus berusaha mencari solusi terbaik," imbuhnya.
Selain masih memikirkan nasib pertandingan yang batal digelar, manajemen klub juga merasa masih perlu berkomunikasi dengan beberapa pihak. Persela Lamongan adalah salah satu klub yang tercantum di undangan, bersama 15 kontestan lainnya. (Baca juga: Kemenpora Pastikan Liga Tetap Berjalan)
Hingga Sabtu (25/4), Persela belum bisa memastikan datang atau tidak ke pertemuan yang digelar Menpora pada Senin (27/4). "Kami belum bisa memutuskan. Masih perlu membicarakan lagi dengan internal klub," tutur Media Officer Persela Arif Bakhtiar.
Selain itu, Arif menambahkan, "Kami juga perlu berkomunikasi dulu dengan PT Liga Indonesia sekaligus klub-klub lainnya. Persela masih tetap merasa berada di bawah payung PT Liga Indonesia sebagai operator kompetisi sehingga perlu adanya komunikasi."
Sikap yang sama juga ditunjukkan Persegres Gresik United yang masih menunggu perkembangan lebih lanjut. "Manajemen belum berpikir ke sana (undangan). Kami masih disibukkan dengan pertandingan yang belum ada kepastiannya," tutup Manager Persegres Bagoes Cahyo Yuwono
(sha)