PSS Sleman Jajaki Kompetisi Bentukan Menpora
A
A
A
SLEMAN - PSS Sleman menjajaki mengikuti kompetisi di bawah kendali Tim Transisi bentukan Kemenpora. Namun, wacana itu masih menunggu peresmian Tim Transisi pada 9 Mei mendatang. Saat ini, skuat Super Elang Jawa tetap menjalani latihan rutin.
"Tim masih latihan biasa, setidaknya sampai nanti 9 Mei saat tim transisi resmi diumumkan oleh Menpora," tandas General Manager PT. Putra Sleman Sembada (PSS) yang menaungi PSS Sleman, Soekoco, Senin (4/5).
Soekoco mengaku belum bisa memastikan apakah nantinya PSS Sleman akan mengikuti kompetisi yang akan digulirkan oleh Tim Transisi PSSI bentukan Menpora Imam Nahrawi. Berkaca pada pengalaman gelaran Indonesian Premier League (IPL) yang dulu sempat diikuti oleh PSS Sleman, Soekoco mengaku perlu pencermatan secara mendalam untuk memutuskan apakah PSS Sleman akan tetap mengikuti kompetisi atau tidak.
Keyakinan yang dimiliki saat memilih untuk mengikuti IPL yang saat itu dinilai menjadi kompetisi yang benar, akhirnya berbanding terbalik karena kompetisinya tidak diakui oleh FIFA sebagai induk organisasi sepak bola di dunia Internasional. "Dulu LPI kita yakini kebenarannya, tapi nyatanya malah tidak diakui oleh FIFA. Belajar dari situ kita butuh mengkaji lebih mendalam," tandasnya.
Dari sisi teknis yang menjadi pertimbangan utama PSS Sleman untuk mengikuti kompetisi adalah legalitas kompetisi di mata FIFA. Hal itu dikarenakan, FIFA menjadi induk utama dari klub-klub sepak bola di dunia. "Masalahnya kompetisi dari Tim Transisi itu diakui FIFA nggak. Ada promosi ke Super Liga nggak? Semua itu berlaku tidak masalahnya di situ," tandasnya.
Dengan kondisi tersebut Soekoco menyebutkan, Jaya Hartono dan anak asuhnya dalam beberapa hari ke depan hanya menjalani rutinitas latihan. Agenda untuk uji coba ataupun pertandingan persahabatan disebut masih belum bisa dipastikan sebelum ada kejelasan keberadaan kompetisi.
Pelatih PSS Sleman Jaya Hartono menyebut jika akan mengikuti kompetisi maka anak asuhnya harus memulai dari awal untuk melakukan persiapan. Hal itu dikarenakan, pasca libur empat hari untuk menenangkan mental pemain karena batalnya kompetisi, efek samping yang paling terlihat adalah hilangnya chemistry antar pemain.
Untuk bisa membangun keterpaduan antar pemain menurut Jaya bisa dilakukan lebih cepat dengan agenda ujicoba. Dengan ujicoba pemain akan langsung merasakan tekanan sebuah pertandingan dan berupaya untuk bisa tampil optimal untuk memberikan yang terbaik bagi tim.
"Tim masih latihan biasa, setidaknya sampai nanti 9 Mei saat tim transisi resmi diumumkan oleh Menpora," tandas General Manager PT. Putra Sleman Sembada (PSS) yang menaungi PSS Sleman, Soekoco, Senin (4/5).
Soekoco mengaku belum bisa memastikan apakah nantinya PSS Sleman akan mengikuti kompetisi yang akan digulirkan oleh Tim Transisi PSSI bentukan Menpora Imam Nahrawi. Berkaca pada pengalaman gelaran Indonesian Premier League (IPL) yang dulu sempat diikuti oleh PSS Sleman, Soekoco mengaku perlu pencermatan secara mendalam untuk memutuskan apakah PSS Sleman akan tetap mengikuti kompetisi atau tidak.
Keyakinan yang dimiliki saat memilih untuk mengikuti IPL yang saat itu dinilai menjadi kompetisi yang benar, akhirnya berbanding terbalik karena kompetisinya tidak diakui oleh FIFA sebagai induk organisasi sepak bola di dunia Internasional. "Dulu LPI kita yakini kebenarannya, tapi nyatanya malah tidak diakui oleh FIFA. Belajar dari situ kita butuh mengkaji lebih mendalam," tandasnya.
Dari sisi teknis yang menjadi pertimbangan utama PSS Sleman untuk mengikuti kompetisi adalah legalitas kompetisi di mata FIFA. Hal itu dikarenakan, FIFA menjadi induk utama dari klub-klub sepak bola di dunia. "Masalahnya kompetisi dari Tim Transisi itu diakui FIFA nggak. Ada promosi ke Super Liga nggak? Semua itu berlaku tidak masalahnya di situ," tandasnya.
Dengan kondisi tersebut Soekoco menyebutkan, Jaya Hartono dan anak asuhnya dalam beberapa hari ke depan hanya menjalani rutinitas latihan. Agenda untuk uji coba ataupun pertandingan persahabatan disebut masih belum bisa dipastikan sebelum ada kejelasan keberadaan kompetisi.
Pelatih PSS Sleman Jaya Hartono menyebut jika akan mengikuti kompetisi maka anak asuhnya harus memulai dari awal untuk melakukan persiapan. Hal itu dikarenakan, pasca libur empat hari untuk menenangkan mental pemain karena batalnya kompetisi, efek samping yang paling terlihat adalah hilangnya chemistry antar pemain.
Untuk bisa membangun keterpaduan antar pemain menurut Jaya bisa dilakukan lebih cepat dengan agenda ujicoba. Dengan ujicoba pemain akan langsung merasakan tekanan sebuah pertandingan dan berupaya untuk bisa tampil optimal untuk memberikan yang terbaik bagi tim.
(aww)