Tiga Alasan Mayweather Jr dan Chelsea Dinilai Membosankan

Selasa, 05 Mei 2015 - 06:15 WIB
Tiga Alasan Mayweather...
Tiga Alasan Mayweather Jr dan Chelsea Dinilai Membosankan
A A A
LAS VEGAS - Mayweather Jr yang berhasil menang atas Manny Pacquiao, Minggu (3/5/2015), langsung dinilai oleh banyak pihak sangat mirip dengan klub sepak bola asal Inggris, Chelsea. Keduanya disebut menjuarai masing-masing bidang olah raganya dengan cara yang sama, membosankan.

Chelsea berhasil mengunci juara Liga Inggris meski mendapat kecaman soal taktiknya sepanjang musim. Permainan bertahan ala pelatih Jose Mourinho membuat banyak lawan menyindir The Blues adalah tim yang mengandalkan permainan negatif dengan cara menumpuk pemain di kotak penalti agar tak kebobolan lawan, yang kemudian muncul dengan istilah populer taktik 'Parkir Bus'.

Sama halnya dengan Mayweather Jr yang berhasil merengkuh gelar tinju kelas welter WBA, WBO, dan WBC seusai mengalahkan Pacquiao. Dinilai lebih banyak bertahan selama bertarung, petinju berjuluk The Money itu ternyata menang angka mutlak dan keluar sebagai pemenang di MGM Grand Garden Arena Las Vegas.

Hal tersebut membuat banyak publik menilai, Chelsea dan Mayweather Jr adalah dua juara yang membosankan. Sindonews coba merangkum tiga alasan mengapa dua juara tersebut dinilai membosankan yang dikutip dari Telegraph, Selasa (5/5/2015).

1. Lebih Cerdas Ketimbang Publik
Chelsea kembali juara Liga Inggris bersama Jose Mourinho di era kedua kedatangan pelatih asal Portugal tersebut. Di periode pertama, Mourinho dipecat Roman Abramovich akibat gagal memenuhi ekspektasi tertinggi yakni merengkuh gelar pada musim 2007 meski saat itu ia berhasil menciptakan permainan atraktif.

Musim ini, permainan bertahan Chelsea jelas jauh berbeda dari era sebelumnya. Namun, taktik tersebut malah membuat Chelsea merengkuh gelar kelimanya sepanjang sejarah. Mourinho yang kali ini dianggap lebih cerdas dalam bagaimana mengarungi musim kompetisi

Sama halnya dengan Mayweather Jr, kemenangannya atas Pacquiao disebut kemenangan kontroversial. Taktik bertahan dan lebih sering memeluk Pacquiao membuatnya dinilai tak pantas jadi yang terbaik di Las Vegs.

Akan tetapi, taktik tersebut adalah satu-satunya cara bagaimana menghidari serangan sporadis petinju asal Filipina tersebut. Ketika ia dinyatakan menang meski terlihat 'babak belur', Mayweather Jr juga dinilai lebih cerdas di atas ring soal penggunaan strategi berduel.

2. Publik Salah Persepsi

Jika sepak bola tujuan utamanya mencetak gol ke gawang lawan, maka sejatinya Chelsea sudah bermain sepak bola secara wajar. Musim ini, Chelsea jadi tim paling produktif kedua di bawah Manchester City dengan hanya berselisih dua gol lebih sedikit.

Kritikan yang muncul biasanya ketika berasal dari tim yang merasa menggempur pertahanan Chelsea namun gagal membuat gol, mereka malah kebobolan lewat sekali atau dua kali serangan yang dibangun The Blues. Tak ada salahnya bermain bertahan, sebab memang tidak ada aturan.

Sindiran pedas pernah diucapkan menanggapi kritikan pada tim yang bermain bertahan. "Jika Anda ingin mendapat hiburan di lapangan, pergi dan menonton sekelompok badut saja," ucap mantan manajer Stoke City, Alan Durban.

Begitu pun yang dialami Mayweather Jr saat berduel dengan Pacquiao. Ketika sang lawan terlihat aktif melancarkan serangan, The Money justru banyak bertahan. Akan tetapi, Compubox atau mesin statistik pukulan tinju mencatat petinju Amerika Serikat itu lebih efektif dalam melancarkan serangan.

Sama halnya dengan sepak bola, dasar olah raga tinju adalah menghasilkan angka, bukan bagaimana gaya bertarung di atas ring. Jadi ketika Mayweather Jr menang dengan cara demikian, maka publik yang salah persepsi tentang nilai dasar olah raga tersebut.

3. Sama-sama Dibenci Publik

Bukan rahasia lagi jika sosok Mayweather Jr banyak dicemooh soal gaya hidupnya yang glamor. Ketimbang Pacquiao, kehidupan di luar ringnya memang selalu menimbulkan kontroversial. Namun patut diingat, Mayweather Jr adalah petinju belum terkalahkan dari 47 kali duel.

Begitu pun Chelsea, permainan banyak dikritik yang membuat publik lupa The Blues adalah satu-satunya juara yang berhasil jadi pemuncak klasemen terlama dengan jumlah gol terbanyak kedua di Liga. Chelsea malah dicap sebagai klub paling membosankan untuk netizen atau pengguna internet versi Kick It Out. Mourinho sempat menyindir, "kami membosankan karena kami menempati posisi teratas klasemen sejak hari pertama. Orang-orang di negara ini tidak suka (dengan Chelsea)," ucapnya dalam keterangan pers beberapa waktu lalu.

Hal itu menunjukkan, kalimat 'membosankan' yang disematkan pada Mayweather Jr dan Chelsea tak lain hanyalah opini publik semata. Kesuksesan Chelsea dan Mayweather Jr dengan caranya sendiri tak bisa diterima pemikiran banyak kalangan.
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1417 seconds (0.1#10.140)