Bukan Salah Ramos
A
A
A
TURIN - Penunjukan Sergio Ramos sebagai gelandang dituding sebagai biang kekalahan Real Madrid dari Juventus pada leg pertama semifinal Liga Champions di Juventus Stadium, Turin, dini hari kemarin.
Absennya sejumlah pemain tengah membuat Ramos terpaksa kembali diturunkan di lini tengah bersama Toni Kroos. Dia kembali dipercaya bermain di posisi itu setelah sempat menunjukkan penampilan memuaskan sebagai gelandang bertahan ketika sukses memberikan timnya kemenangan saat bertemu Atletico Madrid di leg kedua perempat final Liga Champions, 22 April lalu, dan kontra Sevilla di Primera Liga, akhir pekan lalu.
Namun, dini hari kemarin, Ramos gagal memainkan peran barunya itu dengan baik saat kembali diturunkan menghadapi Juventus. Madrid pun menyerah 1-2 dari Juve. Bek kelahiran Camas, 30 Maret 1986, ini kerap salah umpan dan membuang bola meski tak mendapatkan tekanan dari lawan. Kehadirannya di posisi vital itu seperti dipaksakan. Pasalnya, El Real sebenarnya masih memiliki beberapa pemain spesialis gelandang tengah seperti Asier Illarramendi dan Lucas Silva yang justru diparkir di bangku cadangan.
Tak pelak, pemain berusia 29 tahun itu dianggap jadi biang kegagalan El Real menguasai lini tengah. Dia pun mengakui kesalahannya setelah pertandingan usai. “Secara keseluruhan, ini hasil yang buruk. Saya bermain buruk. Tapi, kami punya bonus memainkan leg kedua di kandang untuk menolong kami memperbaiki segala sesuatu yang kurang baik,” kata Ramos, di situs resmi klub.
Meski begitu, Ramos tak kapok jika kembali diperintahkan bermain sebagai gelandang. Pasalnya, dia sudah berusaha bermain sebaik mungkin meski kerap melakukan beberapa kesalahan yang merugikan timnya. Dia pun optimistis Madrid bisa membalas kekalahan saat tampil di leg kedua di Santiago Bernabeu, Rabu (13/5). “Tidak akan sulit bermain lebih baik di Santiago Bernabeu, pekan depan.
Saya yakin semua akan berubah. Menyerah bukan sikap saya, itu bukan filosofi dan bukan DNA saya. Tim bisa melangkah ke final jika bersatu. Kami kalah satu langkah dan kami akan memberikan semuanya di Bernabeu,” paparnya. Sementara itu, Ancelotti justru membela penampilan Ramos di pertandingan itu.
Meski tidak menjalankan tugas dengan baik, dia menilai pemilihan Ramos sebagai gelandang sudah diperhitungkan secara matang untuk kepentingan tim. “Saya rasa bukan hanya Ramos (yang bermain kurang maksimal). Tidak ada satu pun pemain kami yang bisa menunjukkan umpan akurat. Jika bermain bagus pada leg kedua nanti, kami masih bisa membalikkan kedudukan,” ungkap Ancelotti.
Pelatih yang disapa DonCarletto itu memuji penampilan Juve. Menurutnya, tuan rumah tampil sangat disiplin. Terlebih La Vecchia Signora memiliki serangan balik yang sangat terorganisasi yang membuat mereka meraih kemenangan. “Kami seharusnya bisa bermain lebih baik. Sepanjang laga, kami mencoba bermain secara efisien dengan kualitas. Kami ingin mengendalikan permainan. Tapi, kami tak beruntung dengan serangan balik mereka yang membuat kedudukan 1-2,” kata Ancelotti.
Raikhul amar
Absennya sejumlah pemain tengah membuat Ramos terpaksa kembali diturunkan di lini tengah bersama Toni Kroos. Dia kembali dipercaya bermain di posisi itu setelah sempat menunjukkan penampilan memuaskan sebagai gelandang bertahan ketika sukses memberikan timnya kemenangan saat bertemu Atletico Madrid di leg kedua perempat final Liga Champions, 22 April lalu, dan kontra Sevilla di Primera Liga, akhir pekan lalu.
Namun, dini hari kemarin, Ramos gagal memainkan peran barunya itu dengan baik saat kembali diturunkan menghadapi Juventus. Madrid pun menyerah 1-2 dari Juve. Bek kelahiran Camas, 30 Maret 1986, ini kerap salah umpan dan membuang bola meski tak mendapatkan tekanan dari lawan. Kehadirannya di posisi vital itu seperti dipaksakan. Pasalnya, El Real sebenarnya masih memiliki beberapa pemain spesialis gelandang tengah seperti Asier Illarramendi dan Lucas Silva yang justru diparkir di bangku cadangan.
Tak pelak, pemain berusia 29 tahun itu dianggap jadi biang kegagalan El Real menguasai lini tengah. Dia pun mengakui kesalahannya setelah pertandingan usai. “Secara keseluruhan, ini hasil yang buruk. Saya bermain buruk. Tapi, kami punya bonus memainkan leg kedua di kandang untuk menolong kami memperbaiki segala sesuatu yang kurang baik,” kata Ramos, di situs resmi klub.
Meski begitu, Ramos tak kapok jika kembali diperintahkan bermain sebagai gelandang. Pasalnya, dia sudah berusaha bermain sebaik mungkin meski kerap melakukan beberapa kesalahan yang merugikan timnya. Dia pun optimistis Madrid bisa membalas kekalahan saat tampil di leg kedua di Santiago Bernabeu, Rabu (13/5). “Tidak akan sulit bermain lebih baik di Santiago Bernabeu, pekan depan.
Saya yakin semua akan berubah. Menyerah bukan sikap saya, itu bukan filosofi dan bukan DNA saya. Tim bisa melangkah ke final jika bersatu. Kami kalah satu langkah dan kami akan memberikan semuanya di Bernabeu,” paparnya. Sementara itu, Ancelotti justru membela penampilan Ramos di pertandingan itu.
Meski tidak menjalankan tugas dengan baik, dia menilai pemilihan Ramos sebagai gelandang sudah diperhitungkan secara matang untuk kepentingan tim. “Saya rasa bukan hanya Ramos (yang bermain kurang maksimal). Tidak ada satu pun pemain kami yang bisa menunjukkan umpan akurat. Jika bermain bagus pada leg kedua nanti, kami masih bisa membalikkan kedudukan,” ungkap Ancelotti.
Pelatih yang disapa DonCarletto itu memuji penampilan Juve. Menurutnya, tuan rumah tampil sangat disiplin. Terlebih La Vecchia Signora memiliki serangan balik yang sangat terorganisasi yang membuat mereka meraih kemenangan. “Kami seharusnya bisa bermain lebih baik. Sepanjang laga, kami mencoba bermain secara efisien dengan kualitas. Kami ingin mengendalikan permainan. Tapi, kami tak beruntung dengan serangan balik mereka yang membuat kedudukan 1-2,” kata Ancelotti.
Raikhul amar
(bbg)