Kisah Emma Raducanu, Dipuja Ketika Juara, Dihujat saat Terpuruk
Rabu, 26 Juli 2023 - 09:05 WIB
Kiprah Emma Raducanu sebagai petenis sudah lama tak terdengar gaungnya sejak ia merebut titel juara Grand Slam AS Terbuka 2021. Namun di tengah hiruk pikuk pemberitaan media, masih ada beberapa aspek dari karier petenis cantik yang tidak terdeteksi. Apakah itu dan bagaimana kisahnya sekarang?
Raducanu sempat menjadi ratu di Arthur Ashe Stadium usai mengalahkan Leylah Annie Fernandez dari Kanada dengan dua set langsung 6-4, 6-3 pada laga final Grand Slam AS Terbuka 2021. Kemenangan itu menempatkannya sebagai petenis pertama era Open yang mampu memenangi turnamen Grand Slam dengan lebih dulu bersaing dari babak kualifikasi.
Selain itu, Raducanu juga tercatat sebagai petenis putri termuda (18 tahun, saat itu) yang pernah memenangi titel Grand Slam sejak Maria Sharapova (17 tahun) di Wimbledon 2004. Gelar itu seolah melambungkan ketenarannya sebagai bintang muda yang patut diperhitungkan, dan sejak saat itu perjalanannya telah didokumentasikan dengan baik.
Tapi seiring waktu, karier Raducanu di dunia tenis sudah tak lagi terdengar. Agen Raducanu, Max Eisenbud belum lama ini mengatakan bahwa penanganan keluarganya atas ketenaran mendadak anak muda itu tidak cukup dibicarakan.
"Saya kira keluarga Emma Raducanu tidak mendapat pujian yang cukup atas cara mereka menanganinya. Menjelang Wimbledon dan AS Terbuka menang. Inilah seorang gadis yang tidak pernah bersekolah di akademi tenis yang tetap bersekolah, sekolah biasa, sepanjang kariernya," kata Max Eisenbud saat berbicara pada The Tennis Podcast dikutip dari Sportskeeda, Rabu (26/7/2023).
"Maksud saya, ini seperti hal-hal luar biasa yang menurut saya tidak banyak dibicarakan oleh media Inggris. Dan saya pikir itu memalukan karena menurut saya orangtuanya sangat berani dan dia mengorbankan perkembangan tenisnya untuk pendidikan," tambahnya.
Eisenbud memuji Raducanu dan keluarganya karena memprioritaskan pendidikan. Lebih lanjut dia menguraikan bahwa itu adalah salah satu cerita yang mungkin tidak diliput secara luas oleh media Inggris setelah anak itu menjadi juara Grand Slam AS Terbuka 2021.
"Saya tidak ingat juara Grand Slam terakhir, yang tidak meninggalkan sekolah sebelum usia 14 tahun, yang rela mengorbankan perkembangan tenisnya, untuk memastikan dia mendapatkan pendidikannya," kata Max Eisenbud.
"Saya tidak pernah melihat itu terjadi. Saya tidak berpikir mereka akan pernah menjadi juara Grand Slam lagi yang menang setelah masuk sekolah biasa. Jadi saya pikir cerita itu dirindukan," imbuhnya.
Raducanu sempat menjadi ratu di Arthur Ashe Stadium usai mengalahkan Leylah Annie Fernandez dari Kanada dengan dua set langsung 6-4, 6-3 pada laga final Grand Slam AS Terbuka 2021. Kemenangan itu menempatkannya sebagai petenis pertama era Open yang mampu memenangi turnamen Grand Slam dengan lebih dulu bersaing dari babak kualifikasi.
Selain itu, Raducanu juga tercatat sebagai petenis putri termuda (18 tahun, saat itu) yang pernah memenangi titel Grand Slam sejak Maria Sharapova (17 tahun) di Wimbledon 2004. Gelar itu seolah melambungkan ketenarannya sebagai bintang muda yang patut diperhitungkan, dan sejak saat itu perjalanannya telah didokumentasikan dengan baik.
Tapi seiring waktu, karier Raducanu di dunia tenis sudah tak lagi terdengar. Agen Raducanu, Max Eisenbud belum lama ini mengatakan bahwa penanganan keluarganya atas ketenaran mendadak anak muda itu tidak cukup dibicarakan.
"Saya kira keluarga Emma Raducanu tidak mendapat pujian yang cukup atas cara mereka menanganinya. Menjelang Wimbledon dan AS Terbuka menang. Inilah seorang gadis yang tidak pernah bersekolah di akademi tenis yang tetap bersekolah, sekolah biasa, sepanjang kariernya," kata Max Eisenbud saat berbicara pada The Tennis Podcast dikutip dari Sportskeeda, Rabu (26/7/2023).
"Maksud saya, ini seperti hal-hal luar biasa yang menurut saya tidak banyak dibicarakan oleh media Inggris. Dan saya pikir itu memalukan karena menurut saya orangtuanya sangat berani dan dia mengorbankan perkembangan tenisnya untuk pendidikan," tambahnya.
Baca Juga
Eisenbud memuji Raducanu dan keluarganya karena memprioritaskan pendidikan. Lebih lanjut dia menguraikan bahwa itu adalah salah satu cerita yang mungkin tidak diliput secara luas oleh media Inggris setelah anak itu menjadi juara Grand Slam AS Terbuka 2021.
"Saya tidak ingat juara Grand Slam terakhir, yang tidak meninggalkan sekolah sebelum usia 14 tahun, yang rela mengorbankan perkembangan tenisnya, untuk memastikan dia mendapatkan pendidikannya," kata Max Eisenbud.
"Saya tidak pernah melihat itu terjadi. Saya tidak berpikir mereka akan pernah menjadi juara Grand Slam lagi yang menang setelah masuk sekolah biasa. Jadi saya pikir cerita itu dirindukan," imbuhnya.
(yov)
tulis komentar anda