Bos PSIS Semarang Buka Mulut Tanggapi Sanksi Beruntun Komdis PSSI
Senin, 31 Juli 2023 - 01:01 WIB
SEMARANG - PSIS Semarang alias Laskar Mahesa Jenar sekali lagi mendapatkan sanksi dari Komite Disiplin (Komdis) PSSI . Keputusan ini membuat CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi, angkat bicara terkait kondisi tersebut.
Pada kurun waktu yang berdekatan, PSIS Semarang mendapatkan dua sanksi dari Komdis PSSI. Pada hasil sidang Komdis PSSI tanggal 26 Juli 2023, dua pemain PSIS Semarang, Boubakary Diarra dan Carlos Fortes, dijatuhi hukuman larangan tanding dan denda sebesar Rp10 juta. Diarra tidak boleh bertanding selama satu laga, sementara Fortes harus absen selama dua laga. Sanksi ini diberikan karena keduanya terlibat dalam permainan keras saat melawan PSS Sleman.
Belum lama setelah itu, PSIS Semarang kembali dikenai sanksi oleh Komdis PSSI. Hal ini terkait kehadiran suporter PSIS Semarang yang melakukan awayday saat timnya bermain melawan PSS Sleman di Stadion Maguwoharjo pada Jumat (21/7/2023) lalu.
Melalui surat elektronik (email) yang diterima, PSIS Semarang dinyatakan melanggar regulasi Liga 1 2023/2024 dan kode disiplin PSSI tahun 2023 karena kehadiran suporter mereka dalam pertandingan tandang melawan PSS Sleman. Akibat pelanggaran ini, Laskar Mahesa Jenar didenda sebesar Rp25 juta.
Terkait sanksi ini, Yoyok Sukawi menyatakan rasa kekecewaannya. Ia menyayangkan keputusan PSSI yang menggunakan sanksi tanpa melakukan pendekatan, komunikasi, sosialisasi, dan edukasi terlebih dahulu.
Yoyok mengakui bahwa sulit untuk mengetahui adanya suporter yang nekat datang ke pertandingan tandang, meskipun pihak PSIS Semarang telah memberikan himbauan secara maksimal. Para suporter yang datang tersebut juga tidak menggunakan atribut khas klub.
"Kami menyayangkan keputusan dari Komdis. Kenapa PSSI lebih mengedepankan sanksi daripada melakukan pendekatan komunikasi, sosialisasi, dan edukasi untuk peraturan baru ini. Kami sudah menghimbau dan klub juga telah berusaha secara maksimal," ujar Yoyok, dikutip dari situs resmi PSIS Semarang, Minggu (30/7/2023).
Lebih lanjut, Yoyok berharap ini menjadi kejadian terakhir dan memohon kepada para suporter PSIS Semarang untuk tidak melanggar aturan yang ada karena dampaknya dapat berdampak negatif bagi klub.
"Kami berharap denda ini menjadi yang terakhir karena klub sedang berjuang. Kami memohon kepada para suporter untuk menahan diri dan tidak melakukan awaydays selama masih ada larangan dari PSSI. Komdis dapat mengumpulkan bukti melalui foto-foto, media sosial, laporan matchcom, dan laporan intel sebagai dasar untuk memberikan sanksi kepada klub," tambahnya.
Pada kurun waktu yang berdekatan, PSIS Semarang mendapatkan dua sanksi dari Komdis PSSI. Pada hasil sidang Komdis PSSI tanggal 26 Juli 2023, dua pemain PSIS Semarang, Boubakary Diarra dan Carlos Fortes, dijatuhi hukuman larangan tanding dan denda sebesar Rp10 juta. Diarra tidak boleh bertanding selama satu laga, sementara Fortes harus absen selama dua laga. Sanksi ini diberikan karena keduanya terlibat dalam permainan keras saat melawan PSS Sleman.
Belum lama setelah itu, PSIS Semarang kembali dikenai sanksi oleh Komdis PSSI. Hal ini terkait kehadiran suporter PSIS Semarang yang melakukan awayday saat timnya bermain melawan PSS Sleman di Stadion Maguwoharjo pada Jumat (21/7/2023) lalu.
Melalui surat elektronik (email) yang diterima, PSIS Semarang dinyatakan melanggar regulasi Liga 1 2023/2024 dan kode disiplin PSSI tahun 2023 karena kehadiran suporter mereka dalam pertandingan tandang melawan PSS Sleman. Akibat pelanggaran ini, Laskar Mahesa Jenar didenda sebesar Rp25 juta.
Terkait sanksi ini, Yoyok Sukawi menyatakan rasa kekecewaannya. Ia menyayangkan keputusan PSSI yang menggunakan sanksi tanpa melakukan pendekatan, komunikasi, sosialisasi, dan edukasi terlebih dahulu.
Yoyok mengakui bahwa sulit untuk mengetahui adanya suporter yang nekat datang ke pertandingan tandang, meskipun pihak PSIS Semarang telah memberikan himbauan secara maksimal. Para suporter yang datang tersebut juga tidak menggunakan atribut khas klub.
"Kami menyayangkan keputusan dari Komdis. Kenapa PSSI lebih mengedepankan sanksi daripada melakukan pendekatan komunikasi, sosialisasi, dan edukasi untuk peraturan baru ini. Kami sudah menghimbau dan klub juga telah berusaha secara maksimal," ujar Yoyok, dikutip dari situs resmi PSIS Semarang, Minggu (30/7/2023).
Lebih lanjut, Yoyok berharap ini menjadi kejadian terakhir dan memohon kepada para suporter PSIS Semarang untuk tidak melanggar aturan yang ada karena dampaknya dapat berdampak negatif bagi klub.
"Kami berharap denda ini menjadi yang terakhir karena klub sedang berjuang. Kami memohon kepada para suporter untuk menahan diri dan tidak melakukan awaydays selama masih ada larangan dari PSSI. Komdis dapat mengumpulkan bukti melalui foto-foto, media sosial, laporan matchcom, dan laporan intel sebagai dasar untuk memberikan sanksi kepada klub," tambahnya.
(sto)
tulis komentar anda