Prospek Kompetisi BRI Liga 1 2023/2024 yang Semakin Mendunia

Rabu, 03 Januari 2024 - 01:01 WIB
Sehingga bisa dikatakan bahwa industri sepak bola di Tanah Air memang begitu keras. Jika ada pemain yang bermain dengan niat setengah hati, jangan harap bisa bersaing di BRI Liga 1 2023/2024.

Pamor BRI Liga 1



Kehadiran pemain top dunia dan pengemasan kompetisi BRI Liga 1 secara perlahan mulai mencuri perhatian. Berdasarkan laporan TeamForm, yang diperbarui pada 1 Januari 2024, diketahui bahwa kompetisi sepak bola di Tanah Air menempati posisi 38 di Asia dengan rating 39.5.

Kompetisi BRI Liga 1 unggul dari Malaysia Super League yang menempati posisi 39 dengan rating 39.2. Dari segi pamor, Liga 1 mampu bersaing dengan kompetisi sepak bola di Asia.

Keuntungan Kompetisi BRI Liga 1



Secara kolektif, industri sepak bola di Tanah Air menghasilkan miliaran rupiah. Pendapatan ini berasal dari sumber-sumber seperti hak siar, penjualan tiket, perjanjian sponsorship hingga penjualan merchandise.

Arus masuk keuangan ini tidak hanya menopang operasional klub dan organisasi sepak bola saja tetapi juga mendukung penghidupan para pemain, pelatih, dan staf. Mereka berkontribusi terhadap penciptaan lapangan kerja dalam industri olahraga sehingga merangsang pertumbuhan ekonomi.

Konsep industri sepak bola pada dasarnya adalah bagaimana sepak bola sebagai sebuah event, mampu memberikan hiburan, serta membawa dampak ekonomi dan kesejahteraan semua pihak yang terlibat. Mulai dari klub, pemain hingga penikmat sepak bola #BolaPemersatuBangsa.

Klub BRI Liga 1 #BRIPalingBola dapat melakukan pemasaran produk atau jasa seperti penjualan tiket pertandingan, penjualan berbagai merchandise hingga bursa transfer pemain, untuk memperoleh keuntungan. Jika semua strategi industri kreatif ini mampu dimodifikasikan dengan baik, maka mudah untuk menarik minat investor atau perusahan swasta mau memberikan dana promosinya.

Mengutip hasil riset BRI Research Institute, kompetisi BRI Liga 1 bisa memutar output perekonomian Indonesia sekitar Rp9 triliun, dengan besaran value edit ke produk domestic bruto sekitar Rp4,8 triliun. Banyaknya suporter yang menonton sepak bola tersebut, mendorong para pelaku UMKM untuk berjualan di area stadion.

Mereka menjajakan barang dagangan seperti merchandise, minuman atau makanan ringan maupun pokok. Diperkirakan keuntungan yang diraup oleh seluruh pelaku UMKM sekira Rp1,8 triliun dengan presentase keuntungan 2 kali lipat dari hasil penjualan biasa per UMKM.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More