Trik Eng Hian Lihat Progres Ganda Putri Indonesia di Tur Eropa
Jum'at, 05 April 2024 - 06:06 WIB
Pelatih ganda putri Indonesia, Eng Hian , punya trik khusus bagaimana melihat progres dari perkembangan anak asuhnya. Tur Eropa menjadi salah satu bukti bahwa anak asuhnya mampu mengukir prestasi membanggakan.
Selama tur Eropa, ganda putri Indonesia mampu membawa pulang dua gelar juara dan satu runner up dalam turnamen level Super 300 yang berlangsung tiga pekan berturut-turut. Gelar pembuka diraih oleh Rachel Allesya Rose/Meilysa Trias Puspitasari di ajang Orleans Masters 2024.
Pasangan ranking 33 dunia itu mengalahkan duet Jepang, Rui Hirokami/Yuna Kato dengan skor 21-12 dan 21-18 di partai final. Ditanya apakah Rachel/Trias bisa menjadi juara Orleans Masters 2024 merupakan sebuah kejutan, Eng Hian memberikan pernyataan tegas.
Menurutnya, hasil kejutan memang wajib didapat oleh anak buahnya agar menjadi bukti bahwa ada progres dari perkembangan mereka. "Kejutan itu pasti harus dilakukan. Karena tanpa ada hasil kejutan, tidak mungkin kelihatan ada progresnya," kata Eng Hian.
Lebih lanjut, Koh Didi menyatakan bahwa Rachel/Trias akan didorong untuk bisa berprestasi di ajang yang lebih tinggi yakni turnamen level Super 500. Namun, jika belum mampu, mereka akan dituntut untuk tampil konsisten lebih dulu di Super 300.
"Untuk Rachel/Trias tentinya tetap kita dorong untuk percepatan level lebih tinggi. Tapi kalau Super 500 masih terlalu tinggi, kita coba konsistensi dulu di Super 300 ini," jelas pelatih berusia 46 tahun itu.
Setelah itu, Lanny/Ribka mempersembahkan gelar kedua pada pekan berikutnya dari ajang turnamen Swiss Open 2024. Duet peringkat 27 dunia itu melibas Hsu Ya Ching/Lin Wan Ching dari Taiwan di final dengan skor 13-21, 21-16 dan 21-8.
Namun ganda putri Indonesia gagal mencatatkan hat-trick gelar dalam tiga turnamen berturut-turut pada pekan selanjutnya. Ini terjadi setelah Febriana Dwipuji Kusuma/Amallia Cahaya Pratiwi tumbang di laga pemungkas Spain Masters 2024 dari pasangan Jepang, Rin Iwanaga/Kie Nakanishi dengan skor 21-12, 8-21, 16-21, dan harus puas pulang sebagai runner up.
Sementara untuk Lanny/Ribka dan Ana/Tiwi -sapaan Febriana/Amallia, yang lebih senior dari Rachel Trias, diharapkan sudah bisa konsisten di Super 500. Dia benar-benar menuntut hal itu kepada mereka.
"Nah yang percepatan lainnya kayak Lanny/Ribka dan Ana/Tiwi itu yang harusnya Super 300 udah confirm (bisa juara) dan seharusnya ke Super 500. Kan Super 300 udah dapat gelar, nah makanya kemampuan ke Super 500 punya. Itu yang harus ditingkatkan ke anak anak," pungkasnya.
Selama tur Eropa, ganda putri Indonesia mampu membawa pulang dua gelar juara dan satu runner up dalam turnamen level Super 300 yang berlangsung tiga pekan berturut-turut. Gelar pembuka diraih oleh Rachel Allesya Rose/Meilysa Trias Puspitasari di ajang Orleans Masters 2024.
Pasangan ranking 33 dunia itu mengalahkan duet Jepang, Rui Hirokami/Yuna Kato dengan skor 21-12 dan 21-18 di partai final. Ditanya apakah Rachel/Trias bisa menjadi juara Orleans Masters 2024 merupakan sebuah kejutan, Eng Hian memberikan pernyataan tegas.
Baca Juga
Menurutnya, hasil kejutan memang wajib didapat oleh anak buahnya agar menjadi bukti bahwa ada progres dari perkembangan mereka. "Kejutan itu pasti harus dilakukan. Karena tanpa ada hasil kejutan, tidak mungkin kelihatan ada progresnya," kata Eng Hian.
Lebih lanjut, Koh Didi menyatakan bahwa Rachel/Trias akan didorong untuk bisa berprestasi di ajang yang lebih tinggi yakni turnamen level Super 500. Namun, jika belum mampu, mereka akan dituntut untuk tampil konsisten lebih dulu di Super 300.
"Untuk Rachel/Trias tentinya tetap kita dorong untuk percepatan level lebih tinggi. Tapi kalau Super 500 masih terlalu tinggi, kita coba konsistensi dulu di Super 300 ini," jelas pelatih berusia 46 tahun itu.
Setelah itu, Lanny/Ribka mempersembahkan gelar kedua pada pekan berikutnya dari ajang turnamen Swiss Open 2024. Duet peringkat 27 dunia itu melibas Hsu Ya Ching/Lin Wan Ching dari Taiwan di final dengan skor 13-21, 21-16 dan 21-8.
Namun ganda putri Indonesia gagal mencatatkan hat-trick gelar dalam tiga turnamen berturut-turut pada pekan selanjutnya. Ini terjadi setelah Febriana Dwipuji Kusuma/Amallia Cahaya Pratiwi tumbang di laga pemungkas Spain Masters 2024 dari pasangan Jepang, Rin Iwanaga/Kie Nakanishi dengan skor 21-12, 8-21, 16-21, dan harus puas pulang sebagai runner up.
Sementara untuk Lanny/Ribka dan Ana/Tiwi -sapaan Febriana/Amallia, yang lebih senior dari Rachel Trias, diharapkan sudah bisa konsisten di Super 500. Dia benar-benar menuntut hal itu kepada mereka.
"Nah yang percepatan lainnya kayak Lanny/Ribka dan Ana/Tiwi itu yang harusnya Super 300 udah confirm (bisa juara) dan seharusnya ke Super 500. Kan Super 300 udah dapat gelar, nah makanya kemampuan ke Super 500 punya. Itu yang harus ditingkatkan ke anak anak," pungkasnya.
(yov)
tulis komentar anda