Kisah Muhammad Ali: Sepeda Dicuri, Parasut, dan Medali Emas Olimpiade
Jum'at, 02 Agustus 2024 - 12:12 WIB
Dalam pertarungan pertamanya di Olimpiade Roma melawan petinju Belgia Yvon Becaus, wasit harus menghentikan pertandingan di ronde kedua, karena khawatir akan terjadi KO yang brutal. Lawannya di perempat final adalah Gennady Shatkov dari Rusia, seorang pria yang telah memenangkan medali emas Olimpiade di divisi kelas menengah empat tahun sebelumnya.
Meskipun memiliki silsilah yang mengesankan, Shatkov bukanlah tandingan petinju Amerika, yang menang telak 5-0 dalam perolehan poin. Skor itu diulangi dalam pertarungan berikutnya melawan petinju bintang Australia Tony Madigan.
Meskipun Ali harus berjuang keras beberapa kali, ia berhasil mencapai final Olimpiade kelas berat ringan. Berdiri di sudut yang berlawanan dengan Ali di stadion Palazzo dello Sport Roma pada 5 September 1960, adalah Zbigniew Pietrzykowski dari Polandia yang gagah berani.
Pietrzykowski lebih kuat dan jauh lebih berpengalaman daripada saingannya, dan Ali awalnya berjuang untuk beradaptasi dengan gaya kidal saingannya. Petinju Polandia berusia 25 tahun itu menang di dua ronde pertama, tetapi di ronde terakhir, Ali tampil gemilang.
Dengan stamina yang unggul dan kombinasi cepatnya, petinju Amerika itu membuat lawannya babak belur tetapi masih tegak menjelang bel akhir berbunyi. Para juri kembali sepakat. Medali emas Olimpiade menjadi milik Muhammad Ali.
Kegembiraan Muhammad Ali tak terbendung setelah kemenangannya, ia menuturkan kepada wartawan tentang apa artinya menjadi juara Olimpiade: "Saya tidak melepas medali itu selama 48 jam. Saya bahkan memakainya saat tidur. Saya tidak tidur nyenyak karena saya harus tidur telentang agar medali itu tidak melukai saya. Namun, saya tidak peduli, saya adalah juara Olimpiade."
Meskipun memiliki silsilah yang mengesankan, Shatkov bukanlah tandingan petinju Amerika, yang menang telak 5-0 dalam perolehan poin. Skor itu diulangi dalam pertarungan berikutnya melawan petinju bintang Australia Tony Madigan.
Meskipun Ali harus berjuang keras beberapa kali, ia berhasil mencapai final Olimpiade kelas berat ringan. Berdiri di sudut yang berlawanan dengan Ali di stadion Palazzo dello Sport Roma pada 5 September 1960, adalah Zbigniew Pietrzykowski dari Polandia yang gagah berani.
Pietrzykowski lebih kuat dan jauh lebih berpengalaman daripada saingannya, dan Ali awalnya berjuang untuk beradaptasi dengan gaya kidal saingannya. Petinju Polandia berusia 25 tahun itu menang di dua ronde pertama, tetapi di ronde terakhir, Ali tampil gemilang.
Dengan stamina yang unggul dan kombinasi cepatnya, petinju Amerika itu membuat lawannya babak belur tetapi masih tegak menjelang bel akhir berbunyi. Para juri kembali sepakat. Medali emas Olimpiade menjadi milik Muhammad Ali.
Kegembiraan Muhammad Ali tak terbendung setelah kemenangannya, ia menuturkan kepada wartawan tentang apa artinya menjadi juara Olimpiade: "Saya tidak melepas medali itu selama 48 jam. Saya bahkan memakainya saat tidur. Saya tidak tidur nyenyak karena saya harus tidur telentang agar medali itu tidak melukai saya. Namun, saya tidak peduli, saya adalah juara Olimpiade."
(yov)
tulis komentar anda