Petinju Raja KO Imam Khataev Perpanjang Rekor Menang KO 100 Persen
Jum'at, 06 September 2024 - 11:08 WIB
Petinju raja KO yang tak terkalahkan Imam Khataev memperpanjang rekor menang KO 100 persen menjadi delapan kali. Imam Khataev menang TKO pada ronde ketujuh atas Ezequiel Osvaldo Maderna, Kamis malam, di Montreal Casino, Montreal.
Imam Khataev menghentikan Ezequiel Osvaldo Maderna pada menit 0:45 ronde ketujuh. Imam Khataev memperpanjang rekor menjadi (8-0, 8 KO), peraih medali perunggu Olimpiade 2020, menghadapi tantangan terberatnya, melampaui enam ronde untuk pertama kalinya dalam kariernya.
Khataev yang berusia 30 tahun dari Rusia, yang sering dibandingkan dengan rekan senegaranya dan pemegang gelar juara dunia kelas berat ringan Artur Beterbiev, mengalami kesulitan untuk mematahkan perlawanan dari Maderna yang berusia 37 tahun, yang memiliki pengalaman dan pergerakan yang mampu menjaga jarak dengan Khataev di awal laga.
Maderna (31-13, 21 KO) tampil sebagai pemenang pada ronde pembuka, menggunakan kemampuan tinjunya untuk membuat Khataev frustrasi, yang berusaha mendaratkan pukulan keras. Pada ronde kedua, Khataev menggoyahkan Maderna dengan sebuah hook kiri dan sebuah luka terbuka di mata kanan Maderna akibat sebuah serangan ke arah kepala yang tidak disengaja. Walau berlumuran darah, Maderna terus melawan dan mendaratkan pukulan balasan yang memaksa Khataev untuk berhati-hati.
Saat laga berlanjut, Khataev mengambil kendali pada ronde-ronde pertengahan, walau jab dan ketahanan Maderna membuat kontes ini tetap kompetitif. Maderna mendaratkan sebuah pukulan kanan keras pada ronde keempat yang sempat mengejutkan Khataev, yang nampak kelelahan dan frustrasi.
Pada ronde kelima dan keenam, kedua petarung ini saling berhadapan, bertukar serangan keras, dengan Khataev mendaratkan serangan yang lebih kuat. Namun, Maderna tetap tampil efektif, menggunakan jab-nya untuk mematahkan serangan Khataev.
Laga ini berakhir pada ronde ketujuh saat Khataev mendaratkan rangkaian serangan ke arah tubuh, diikuti dengan jab yang memaksa Maderna untuk berlutut. Wasit pun menghentikan laga tak lama kemudian.
Walau ia kembali meraih kemenangan KO, Khataev menunjukkan beberapa kelemahan, terutama ketergantungannya pada kekuatan di atas jab yang aktif, yang membuat Maderna mampu mendikte ritme pertandingan. Namun demikian, Khataev terus membangun momentum saat ia mendekati status penantang dalam divisi berat ringan.
Imam Khataev menghentikan Ezequiel Osvaldo Maderna pada menit 0:45 ronde ketujuh. Imam Khataev memperpanjang rekor menjadi (8-0, 8 KO), peraih medali perunggu Olimpiade 2020, menghadapi tantangan terberatnya, melampaui enam ronde untuk pertama kalinya dalam kariernya.
Khataev yang berusia 30 tahun dari Rusia, yang sering dibandingkan dengan rekan senegaranya dan pemegang gelar juara dunia kelas berat ringan Artur Beterbiev, mengalami kesulitan untuk mematahkan perlawanan dari Maderna yang berusia 37 tahun, yang memiliki pengalaman dan pergerakan yang mampu menjaga jarak dengan Khataev di awal laga.
Maderna (31-13, 21 KO) tampil sebagai pemenang pada ronde pembuka, menggunakan kemampuan tinjunya untuk membuat Khataev frustrasi, yang berusaha mendaratkan pukulan keras. Pada ronde kedua, Khataev menggoyahkan Maderna dengan sebuah hook kiri dan sebuah luka terbuka di mata kanan Maderna akibat sebuah serangan ke arah kepala yang tidak disengaja. Walau berlumuran darah, Maderna terus melawan dan mendaratkan pukulan balasan yang memaksa Khataev untuk berhati-hati.
Saat laga berlanjut, Khataev mengambil kendali pada ronde-ronde pertengahan, walau jab dan ketahanan Maderna membuat kontes ini tetap kompetitif. Maderna mendaratkan sebuah pukulan kanan keras pada ronde keempat yang sempat mengejutkan Khataev, yang nampak kelelahan dan frustrasi.
Pada ronde kelima dan keenam, kedua petarung ini saling berhadapan, bertukar serangan keras, dengan Khataev mendaratkan serangan yang lebih kuat. Namun, Maderna tetap tampil efektif, menggunakan jab-nya untuk mematahkan serangan Khataev.
Laga ini berakhir pada ronde ketujuh saat Khataev mendaratkan rangkaian serangan ke arah tubuh, diikuti dengan jab yang memaksa Maderna untuk berlutut. Wasit pun menghentikan laga tak lama kemudian.
Walau ia kembali meraih kemenangan KO, Khataev menunjukkan beberapa kelemahan, terutama ketergantungannya pada kekuatan di atas jab yang aktif, yang membuat Maderna mampu mendikte ritme pertandingan. Namun demikian, Khataev terus membangun momentum saat ia mendekati status penantang dalam divisi berat ringan.
(aww)
tulis komentar anda