Ujian Berat Djokovic di Semifinal Prancis Terbuka 2020
Jum'at, 09 Oktober 2020 - 13:35 WIB
PARIS - Misi Novak Djokovic mengejar gelar juara Prancis Terbuka 2020 menemui rintangan berat pada babak semifinal. Selain harus mewaspadai ketangguhan unggulan kelima Stefanos Tsitsipas, petenis nomor satu dunia itu berada dalam kondisi kurang fit jelang bertanding di Philippe Chatrier, malam ini.
Djokovic pantas berhati-hati di laga nanti. Pasalnya, Tsitsipas terus menunjukkan performa yang mengesankan dalam lima laga di Roland Garros. Namun, dia justru lebih khawatir dengan kondisi tubuhnya. Hal itu terlihat saat berjuang mengalahkan Pablo Carreno Busta (Spanyol) 4-6, 6-2, 6-3, 6-4 di babak perempat final. (Baca: Keajaiban Surah Al-Fatihah Menyembuhkan Penyakit dan Penawar Racun)
Unggulan pertama itu mengalami masalah di bagian lengan kiri. Dia melakukan cukup banyak unforced error dan memijat lengan kirinya hampir di setiap pergantian set pertama. Setelah mendapatkan perawatan dari fisioterapis ATP setelah set tersebut, kondisi bintang tenis Serbia ini semakin membaik dan mengakhiri permainan dengan melaju ke semifinal Prancis Terbuka ke-10 dalam kariernya.
"Saya benar-benar tidak merasa senang datang ke lapangan hari ini. Beberapa hal terjadi dalam pemanasan. Saya menderita beberapa masalah leher dan bahu. Saya hanya akan mengatakan itu. Maksudnya, saya tak ingin terlalu banyak membahasnya. Jelas, saya masih di turnamen. Jadi, saya tak ingin mengungkapkan terlalu banyak. Saya merasa baik-baik saja," kata Djokovic, dilansir atptour.
Bagi Djokovic , ini sekaligus menjadi pembalasan kesalahan sebelumnya saat bertemu Carreno Busta di AS Terbuka, bulan lalu. Ketika itu, dia didiskualifikasi karena secara tidak sengaja memukul bola yang mengenai leher hakim garis. Tindakan itu dianggap sebagai kesalahan dan menjadi satu-satunya cacat pada rekor 36-1 Djokovic pada tahun 2020. (Baca juga: Miris, UU Ciptaker Jadikan Pendidikan Sebagai Komoditas yang Diperdagangkan)
Namun, di pertandingan ini, Djokovic tampaknya telah melewati episode memori kelam tersebut. Terbukti, dia sudah memenangkan semua 10 pertandingan yang telah dimainkan, termasuk saat menjadi juara di Italia Terbuka. Pencapaian ini sekaligus membuat dirinya semakin dekat untuk merengkuh gelar Grand Slam ke-18 dalam kariernya.
"Banyak pemain telah mengatakannya sebelum saya, empat Grand Slam ini paling penting dalam sejarah tenis. Ini adalah pertandingan tenis paling populer di dunia dan banyak pemain bermimpi untuk memenangkannya. Jadi, saya ingin terus mewujudkannya di setiap ada kesempatan," ujarnya.
Di sisi lain, Carreno Busta tidak begitu saja menerima kekalahannya dari Djokovic. Unggulan ke-17 itu menilai lawannya melakukan tindakan yang kurang fair. Ketika dia unggul di set pertama, Djokovic kerap meminta penanganan fisioterapis. Menurutnya, trik itu sering dipraktikkan Djokovic ketika sedang tertinggal dalam sebuah pertandingan. (Baca juga: Pandemi, Jangan Stop Vaksin Anak)
"Dia ( Djokovic ) tidak mengejutkan saya (meminta didatangkan fisio di sela pertandingan). Itu hal yang bagus. Itu pertanda dia kalah dan saya bermain bagus, karena dia selalu melakukannya. Itu sesuatu yang telah dia lakukan selama bertahun-tahun. Saat down, dia meminta pelatih (memanggilkan tim medis)," paparnya.
Sementara bagi Tsitsipas, Djokovic pasti akan tampil agresif dan tidak terpengaruh dengan cedera yang sempat dialami di laga sebelumnya. Dia yakin lawannya itu akan bermain seperti biasa saat bertemu dengannya di atas lapangan. Jelas, dia harus waspada. Apalagi, dari lima kali pertemuannya dengan Djokovic, dia tiga kali kalah.
Meski begitu, Tsitsipas tetap optimistis dapat menghadang laju Djokovic pada pertandingan nanti. Apalagi, dia tengah percaya diri dengan berhasil melaju ke semifinal Grand Slam keduanya dengan menghentikan Andrey Rublev straight set 7-5, 6-2, 6-3, yang sekaligus membalas kekalahan dari petenis Rusia itu di final Hamburg, bulan lalu. (Lihat videonya: Pedagang Tanaman Hias Raup Untung Ditengah Pandemi Covid-19)
Dengan keberhasilan ini, Tsitsipas berjanji tidak akan menyia-nyiakan peluangnya untuk bisa merebut tiket ke final dan mencoba merebut gelar pertamanya di ajang Grand Slam. "Saya mengharapkan sejak usia muda untuk berpotensi meraih kemenangan di Grand Slam. Saya senang bisa berada di posisi di mana saya saat ini. Saya mengejar sesuatu yang spektakuler," ungkapnya. (Raikhul Amar)
Djokovic pantas berhati-hati di laga nanti. Pasalnya, Tsitsipas terus menunjukkan performa yang mengesankan dalam lima laga di Roland Garros. Namun, dia justru lebih khawatir dengan kondisi tubuhnya. Hal itu terlihat saat berjuang mengalahkan Pablo Carreno Busta (Spanyol) 4-6, 6-2, 6-3, 6-4 di babak perempat final. (Baca: Keajaiban Surah Al-Fatihah Menyembuhkan Penyakit dan Penawar Racun)
Unggulan pertama itu mengalami masalah di bagian lengan kiri. Dia melakukan cukup banyak unforced error dan memijat lengan kirinya hampir di setiap pergantian set pertama. Setelah mendapatkan perawatan dari fisioterapis ATP setelah set tersebut, kondisi bintang tenis Serbia ini semakin membaik dan mengakhiri permainan dengan melaju ke semifinal Prancis Terbuka ke-10 dalam kariernya.
"Saya benar-benar tidak merasa senang datang ke lapangan hari ini. Beberapa hal terjadi dalam pemanasan. Saya menderita beberapa masalah leher dan bahu. Saya hanya akan mengatakan itu. Maksudnya, saya tak ingin terlalu banyak membahasnya. Jelas, saya masih di turnamen. Jadi, saya tak ingin mengungkapkan terlalu banyak. Saya merasa baik-baik saja," kata Djokovic, dilansir atptour.
Bagi Djokovic , ini sekaligus menjadi pembalasan kesalahan sebelumnya saat bertemu Carreno Busta di AS Terbuka, bulan lalu. Ketika itu, dia didiskualifikasi karena secara tidak sengaja memukul bola yang mengenai leher hakim garis. Tindakan itu dianggap sebagai kesalahan dan menjadi satu-satunya cacat pada rekor 36-1 Djokovic pada tahun 2020. (Baca juga: Miris, UU Ciptaker Jadikan Pendidikan Sebagai Komoditas yang Diperdagangkan)
Namun, di pertandingan ini, Djokovic tampaknya telah melewati episode memori kelam tersebut. Terbukti, dia sudah memenangkan semua 10 pertandingan yang telah dimainkan, termasuk saat menjadi juara di Italia Terbuka. Pencapaian ini sekaligus membuat dirinya semakin dekat untuk merengkuh gelar Grand Slam ke-18 dalam kariernya.
"Banyak pemain telah mengatakannya sebelum saya, empat Grand Slam ini paling penting dalam sejarah tenis. Ini adalah pertandingan tenis paling populer di dunia dan banyak pemain bermimpi untuk memenangkannya. Jadi, saya ingin terus mewujudkannya di setiap ada kesempatan," ujarnya.
Di sisi lain, Carreno Busta tidak begitu saja menerima kekalahannya dari Djokovic. Unggulan ke-17 itu menilai lawannya melakukan tindakan yang kurang fair. Ketika dia unggul di set pertama, Djokovic kerap meminta penanganan fisioterapis. Menurutnya, trik itu sering dipraktikkan Djokovic ketika sedang tertinggal dalam sebuah pertandingan. (Baca juga: Pandemi, Jangan Stop Vaksin Anak)
"Dia ( Djokovic ) tidak mengejutkan saya (meminta didatangkan fisio di sela pertandingan). Itu hal yang bagus. Itu pertanda dia kalah dan saya bermain bagus, karena dia selalu melakukannya. Itu sesuatu yang telah dia lakukan selama bertahun-tahun. Saat down, dia meminta pelatih (memanggilkan tim medis)," paparnya.
Sementara bagi Tsitsipas, Djokovic pasti akan tampil agresif dan tidak terpengaruh dengan cedera yang sempat dialami di laga sebelumnya. Dia yakin lawannya itu akan bermain seperti biasa saat bertemu dengannya di atas lapangan. Jelas, dia harus waspada. Apalagi, dari lima kali pertemuannya dengan Djokovic, dia tiga kali kalah.
Meski begitu, Tsitsipas tetap optimistis dapat menghadang laju Djokovic pada pertandingan nanti. Apalagi, dia tengah percaya diri dengan berhasil melaju ke semifinal Grand Slam keduanya dengan menghentikan Andrey Rublev straight set 7-5, 6-2, 6-3, yang sekaligus membalas kekalahan dari petenis Rusia itu di final Hamburg, bulan lalu. (Lihat videonya: Pedagang Tanaman Hias Raup Untung Ditengah Pandemi Covid-19)
Dengan keberhasilan ini, Tsitsipas berjanji tidak akan menyia-nyiakan peluangnya untuk bisa merebut tiket ke final dan mencoba merebut gelar pertamanya di ajang Grand Slam. "Saya mengharapkan sejak usia muda untuk berpotensi meraih kemenangan di Grand Slam. Saya senang bisa berada di posisi di mana saya saat ini. Saya mengejar sesuatu yang spektakuler," ungkapnya. (Raikhul Amar)
(ysw)
tulis komentar anda