Rossi dan Petrucci Curhat Balapan MotoGP di Masa Pandemi
Rabu, 02 Desember 2020 - 09:03 WIB
TAVULLIA - Valentino Rossi dan Danilo Petrucci merupakan pembalap yang paling terdampak lantaran keadaan darurat kesehatan Covid-19. Karena keduanya tidak pernah membayangkan bahwa mereka harus membalap di tempat yang sama, terutama di Spanyol.
Sekadar infomasi, selama pandemi Covid-19 menghantui sejumlah negara, Dorna Sports selaku operator di kejuaraan grand prix berusaha memodifikasi kalender balap MotoGP . Selain itu, protokol kesehatan pun diterapkan secara ketat selama para pembalap menjalani balapan. (Baca juga: Rossi Ngarep Pembalap Italia Bisa Akhiri Dominasi Spanyol di MotoGP )
Dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat membuat proses identifikasi kasus terinfeksi Covid-19 lebih mudah diketahui, seperti yang dialami Rossi. Pembalap asal Italia itu sempat absen pada beberapa seri balap MotoGP musim ini, setelah dinyatakan positif virus corona.
Akibatnya, Rossi menghasilkan catatan buruk di MotoGP musim ini. Bagi pembalap Yamaha, kalender MotoGP 2020 membebani pikiran dan tubuh. (Baca juga: Rossi Enggak Bakal Kehilangan Penggemar meski Pensiun dari MotoGP )
"Di awal musim, saya tidak menyangka situasi Covid akan begitu memengaruhi kejuaraan Dunia. Tapi itu sangat sulit karena kami membalap di trek pada waktu yang salah dalam musim. Kadang-kadang, seperti di Jerez terlalu panas, di lain waktu seperti di Le Mans terlalu dingin dan bagaimanapun juga kami memiliki ban yang sama seperti di musim tradisional. Jadi sangat sulit untuk mengaturnya," tutur Rossi dikutip dari Corsedimoto, Rabu (2/12/2020).
Tidak hanya kondisi iklim yang membebani ban, tetapi mengulangi dirinya sendiri di sirkuit yang sama adalah situasi yang berbeda dan telah menggeser skema mental. "Balapan di trek yang terbatas dan dua kali berturut-turut di trek yang sama sulit bagi semua orang. Tentunya kita harus berpikir begini atau tidak sama sekali, jadi lebih baik lari dari pada tidak sama sekali. Tapi situasi ini berdampak besar pada kejuaraan," sambungnya.
Sementara itu, Petrucci juga punya cerita yang kurang mengenakkan selama membalap di masa pandemi. Dikatakannya, fisik dan mental sangat memengaruhi.
"Kami selalu melakukan tiga balapan berturut-turut dan kemudian libur seminggu. Tetapi jeda ini tidak benar-benar berhenti karena situasi global masih jauh dari baik. Itu cukup membuat stres bagi saya dan orang lain juga," jelas Petrucci.
Petrucci telah mengalami tahun 2020 yang cukup menanjak, baik secara psikologis maupun dari segi hasil, meski mampu membanggakan kemenangan Le Mans. Dia mulai dengan pengetahuan bahwa itu adalah tahun terakhirnya bersama Ducati dan hampir selalu berjuang dengan kurangnya cengkeraman.
"Itu hampir sepenuhnya terkompresi selama empat bulan, cukup melelahkan. Saya tidak berpikir itu selalu merupakan solusi yang baik untuk balapan berturut-turut lagi."
Lihat Juga: Cosplay Robot Terminator, Jorge Martin Rayakan Gelar Juara MotoGP 2024 di Sirkuit Catalunya
Sekadar infomasi, selama pandemi Covid-19 menghantui sejumlah negara, Dorna Sports selaku operator di kejuaraan grand prix berusaha memodifikasi kalender balap MotoGP . Selain itu, protokol kesehatan pun diterapkan secara ketat selama para pembalap menjalani balapan. (Baca juga: Rossi Ngarep Pembalap Italia Bisa Akhiri Dominasi Spanyol di MotoGP )
Dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat membuat proses identifikasi kasus terinfeksi Covid-19 lebih mudah diketahui, seperti yang dialami Rossi. Pembalap asal Italia itu sempat absen pada beberapa seri balap MotoGP musim ini, setelah dinyatakan positif virus corona.
Akibatnya, Rossi menghasilkan catatan buruk di MotoGP musim ini. Bagi pembalap Yamaha, kalender MotoGP 2020 membebani pikiran dan tubuh. (Baca juga: Rossi Enggak Bakal Kehilangan Penggemar meski Pensiun dari MotoGP )
"Di awal musim, saya tidak menyangka situasi Covid akan begitu memengaruhi kejuaraan Dunia. Tapi itu sangat sulit karena kami membalap di trek pada waktu yang salah dalam musim. Kadang-kadang, seperti di Jerez terlalu panas, di lain waktu seperti di Le Mans terlalu dingin dan bagaimanapun juga kami memiliki ban yang sama seperti di musim tradisional. Jadi sangat sulit untuk mengaturnya," tutur Rossi dikutip dari Corsedimoto, Rabu (2/12/2020).
Tidak hanya kondisi iklim yang membebani ban, tetapi mengulangi dirinya sendiri di sirkuit yang sama adalah situasi yang berbeda dan telah menggeser skema mental. "Balapan di trek yang terbatas dan dua kali berturut-turut di trek yang sama sulit bagi semua orang. Tentunya kita harus berpikir begini atau tidak sama sekali, jadi lebih baik lari dari pada tidak sama sekali. Tapi situasi ini berdampak besar pada kejuaraan," sambungnya.
Sementara itu, Petrucci juga punya cerita yang kurang mengenakkan selama membalap di masa pandemi. Dikatakannya, fisik dan mental sangat memengaruhi.
"Kami selalu melakukan tiga balapan berturut-turut dan kemudian libur seminggu. Tetapi jeda ini tidak benar-benar berhenti karena situasi global masih jauh dari baik. Itu cukup membuat stres bagi saya dan orang lain juga," jelas Petrucci.
Petrucci telah mengalami tahun 2020 yang cukup menanjak, baik secara psikologis maupun dari segi hasil, meski mampu membanggakan kemenangan Le Mans. Dia mulai dengan pengetahuan bahwa itu adalah tahun terakhirnya bersama Ducati dan hampir selalu berjuang dengan kurangnya cengkeraman.
"Itu hampir sepenuhnya terkompresi selama empat bulan, cukup melelahkan. Saya tidak berpikir itu selalu merupakan solusi yang baik untuk balapan berturut-turut lagi."
Lihat Juga: Cosplay Robot Terminator, Jorge Martin Rayakan Gelar Juara MotoGP 2024 di Sirkuit Catalunya
(mirz)
tulis komentar anda